Kasus Ginjal Akut

11 Kasus Ginjal Akut pada Anak Terdeteksi di Sumut, 8 di Antaranya Meninggal Dunia

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara (Sumut) melaporkan hingga saat ini ada 11 kasus ginjal akut pada anak yang terdeteksi.

TRIBUN MEDAN/HUSNA FADILLA TARIGAN
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi RSUP H. Adam Malik dr. Rosmayanti Syafriani Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) terkait penyakit ginjal akut pada anak, Selasa (18/10/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara (Sumut) melaporkan hingga saat ini ada 11 kasus ginjal akut pada anak yang terdeteksi.

Dari 11 orang tersebut, 3 diantaranya mengalami penyembuhan dan ginjal berfungsi dengan baik kembali.

"Sampai saat ini sudah ada 11 orang yang mengalami penyakit tersebut, 8 diantaranya meninggal dunia dan 3 orang berhasil sembuh. Fungsi ginjal kembali normal," ujar Ketua IDAI Sumut dr. Yazid Dimyati, M.Ked(Ped), Sp.A(K) kepada Tribun Medan, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: RS Adam Malik Tangani 7 Pasien Kasus Ginjal Akut pada Anak, Enam Orang Meninggal Dunia

Sejauh ini IDAI dan Kementerian Republik Indonesia tengah melakukan pendalaman terkait penyebab dari penyakit ginjal akut yang terjadi pada anak tersebut.

"Beberapa waktu lalu kita sudah rapat dengan Kemenkes RI, membahas hal ini, sampai saat ini kita terus berupaya melakukan penelitian terkait apa penyebab penyakit tersebut. Kami minta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dan jangan berasumsi yang tidak tidak. Karena pemerintah sudah bekerja untuk menyelidiki kasus ini (gangguan ginjal akut pada anak)," jelasnya.

Baca juga: 4 Pelaku Beberkan Alasan Bacok Remaja hingga Tewas saat Tawuran, Terganggu saat Rayakan Ultah

IDAIĀ  Imbau Orang Tua Pantau Urine Anak

Dr Rosmayanti Syafriani Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku dokter spesialis anak konsultan Nefrologi mengingatkan kepada orang tua untuk tidak panik namun tetap waspada.

Rosmayanti menuturkan biasanya gejala kasus ginjal akut pada anak ditandai dengan demam, diare, batuk, dan pilek.

Selain itu, Rosmayanti menuturkan perlu memberikan obat yang sesuai dan jangan melakukan self-diagnosis.

"Sebaiknya kalau ada anak dengan gejala demam, batuk, atau diare, tetap dipantau jumlah cairan yang masuk dan jumlah kencing pada anak tersebut. Hal ini agar dapat dilakukan deteksi dini mengenai ada tidaknya gangguan ginjal akut progresif pada anak tersebut," katanya.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved