Sumatranomics
Konferensi Call for Paper Sumatranomics, Jumlah Peserta Meningkat Hingga 60,7 Persen
Antusiasme masyarakat dalam melahirkan karya-karya ilmiah yang mengangkat isu-isu ekonomi di wilayah Sumatera terindikasi semakin meningkat.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Berdasarkan jumlah paper yang mengikuti 3rd Sumatranomics 2022, antusiasme masyarakat dalam melahirkan karya-karya ilmiah yang mengangkat isu-isu ekonomi di wilayah Sumatera terindikasi semakin meningkat.
“Hal itu tercermin pada jumlah paper yang diterima oleh panitia yang pada tahun ini mencapai 135 paper atau melonjak 60,7 persen dibandingkan tahun 2021. Berdasarkan daerah asal penulis paper yang mengikuti Call for Paper, paper kategori umum yang penulisnya berasal dari Sumut tercatat sebesar 35 persen, Kawasan Sumatera Non Sumut 17 persen, Luar Kawasan Sumatera 47 persen, dan Luar Negeri 1 persen,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Doddy Zulverdi pada kegiatan Konferensi Call-for-Paper 3rd Sumatranomics di Medan, Kamis (27/10).
Baca juga: Bank Indonesia Luncurkan QRIS Antar Negara, Bisa Bayar Belanjaan di 4 Negara Ini
Sementara itu, imbuhnya, pada paper kategori mahasiswa yang penulisnya berasal dari Sumut sebesar 51persen, Kawasan Sumatera Non Sumut 7 persen, Luar Kawasan Sumatera 40 persen, dan Luar Negeri 2persen.
Berdasarkan data tersebut, cakupan daerah asal peserta Call for Paper 3rd Sumatranomics 2022 semakin luas dan tingkat partisipasi penulis dari Sumut juga semakin meningkat dibandingkan pelaksanaan tahun sebelumnya.
“Kami juga melihat bahwa kualitas paper yang mengikuti 3rd Sumatranomics semakin meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini memberikan harapan besar bahwa ide dan rekomendasi kebijakan yang dihasilkan oleh para penulis tidak berhenti di tataran penulisan saja, namun benar-benar dapat berkontribusi dalam mendukung perumusan dan implementasi kebijakan di Sumatera,” pungkasnya.
Doddy menjelaskan, KPw BI Sumut telah menyelenggarakan Sumatranomics sejak tahun 2020 dengan dua tujuan utama. Pertama, untuk menggali ide dan rekomendasi kebijakan strategis yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi BI dan pemerintah daerah dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di wilayah Sumatera.
“Kedua, untuk menyediakan wadah bagi para akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam mengembangkan kapasitas riset sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas periset, khususnya di wilayah Sumatera. Tahun ini, kita buka dua kategori penulisan paper, yaitu Kategori Umum & Kategori Mahasiswa. Paper yang terkumpul terbagi ke dalam lima topik utama, yaitu stimulus fiskal-moneter, transformasi sektor keuangan, digitalisasi ekonomi dan keuangan, transformasi sektor riil, dan ekonomi keuangan hijau,” tukasnya.
Disebutkannya, perjalanan 3rd Sumatranomics 2022 diawali dengan launching Call for Paper dan webinar 3rd Sumatranomics pada tanggal 6 Juni 2022 lalu dan dibuka oleh Gubernur Sumut, dilanjutkan dengan Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 28 Juli 2022 dan presentasi 3 finalis terbaik kategori umum dan 3 finalis terbaik kategori mahasiswa di depan Tim Juri pada tanggal 26 Oktober lalu.
Baca juga: Dukung Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Masyarakat Antusias Ikuti 3rd Sumatranomics
“Hari ini kita juga mengumumkan pemenang dan penyerahan hadiah Call for Paper disertai dengan seminar yang akan mengangkat topik-topik yang selaras dengan paper-paper yang terpilih sebagai pemenang. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, baik akademisi, praktisi, mahasiswa, maupun pelaku usaha untuk terus menggali potensi yang ada, termasuk melalui keikutsertaan pada forum Sumatranomics di tahun-tahun mendatang,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah menyampaikan terima kasih atas inisiatif BI Sumut bersama dengan Dewan Riset dan Inovasi Sumut serta ISEI Cabang Medan atas terselenggaranya kegiatan Sumatranomics tahun ketiga itu.
“Semoga semua hasil karya yang dihasilkan dapat memberi rekomendasi kebijakan yang komprehensif kepada pemerintah untuk mendorong perekonomian yang lebih baik di Provinsi Sumut dan umumnya di wilayah Sumatera, terlebih gejolak atau ketidakpastian ekonomi secara global bahkan tahun depan,” tutupnya.
(cr9/Tribun-Medan.com)