Tempat Nongkrong di Samosir
Coffeeshop Hutaraja, Tempat Nongkrong di Samosir, Bisa Santai Sambil Nikmati Keindahan Danau Toba
Tempat nongkrong di Samosir ini dikelola BumDes Lumban Suhisuhi untuk menampung para pengunjung yang ingin menikmati keindahan Danau Toba sambil bersa
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR - Coffeeshop Hutaraja Kampung Ulos di Desa Lumban Suhisuhi merupakan tempat nongkrong di Samosir.
Tempat nongkrong di Samosir ini jadi tempat bersantai bagi pengunjung usai nikmati pembuatan ulos.
Tempat nongkrong di Samosir ini dikelola BumDes Lumban Suhisuhi untuk menampung para pengunjung yang ingin menikmati keindahan Danau Toba sambil bersantai.
Makanan dan minuman yang disajikan di tempat tersebut membuat pengunjung akan semakin betah. Apalagi, lokasi santai itu berada di pinggiran Danau Toba.

Bahkan, ke depan, kawasan ini akan dibenahi dengan adanya lokasi camp yang berada dekat dengan Coffeeshop Hutaraja tersebut. Satu hal yang membuat camping lebih seru adalah dekatnya akses pengunjung ke tempat warga. Sehingga, kebutuhan saat camp tak harus dibawa dari rumah.
Kades Hutaraja Raja Simarmata menyampaikan, pembuatan coffeeshop tersebut menjadi saya tarik tersendiri sekaligus menyajikan fasilitas bagi pengunjung untuk bersantai dan menikmati keindahan Danau Toba.
Kawasan ini dapat dijangkau oleh pengunjung menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.
Soal Kampung Ulos ini, Kades Hutaraja Raja Simarmata telah menguraikan beragam kegiatan yang membuat pengunjung betah di lokasi tersebut.
Baca juga: 90 Derajat Coffee, Tempat Nongkrong di Medan, Suguhkan Tempat dan Minuman Kopi Unik
"Kita akan lakukan sesuai denganĀ arahan Pak Presiden bahwa Kampung ini akan dijadikan sebagai kampung wisata tenun ulos. Di sini akan ada penenun untuk menghasilkan karya," sambungnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan aneka event yang mereka helat.
"Dan di sini juga ada event dimana setiap Sabtu, kita punya event martonun sadari. Martonun sadari artinya ibu-ibu akan menenun di depan rumahnya masing-masing sehingga dapat dilihat secara langsung para pengunjung," ujarnya.
"Kemudian, kita juga punya event tahunan yang namanya hita do Hutaraja. Ini sudah kita laksanakan beberapa kali. Dalam kegiatan ini, kita menampilkan karya seni dan budaya yang ada di Hutaraja ini yang dipertunjukkan dalam kegiatan wisata," sambungnya.

Hasil tenun ulos tersebut digunakan dalam acara fashion show.
"Seperti yang lalu, kita buat fashion show dengan hasil tenunannya ibu-ibu yang ada di sini. Bahkan, pesertanya juga banyak dari kawasan kita ini," ungkapnya.
"Itu saya kira bisa menjadi daya wisata ya g ada di kampung ini," pungkasnya.
(cr3/tribun-medan.com)