Viral Medsos
ANEH, Jumlah Pengguna Robot S3ks Meningkat Drastis, Manusia Diproyeksi Kawin dengan Robot Tahun 2045
Ada beberapa kemungkinan mengapa robot s3ks dijadikan primadona, salah satunya adalah kepuasan secara s3ksual didapat jika orang berhubungan intim
TRIBUN-MEDAN.COM - Berhubungan intim dengan lawan jenis sepertinya tidak lagi terlihat menarik bagi sebagian orang sehingga mereka mencari kepuasan s3ksual lewat robot s3ks.
Ada beberapa kemungkinan mengapa robot s3ks dijadikan primadona, salah satunya adalah kepuasan secara seksual yang didapat jika orang berhubungan intim dengan teknologi.
Ini sejalan dengan 25 persen generasi milenial yang disurvei bahwa mereka percaya di masa depan bakal ada hubungan yang intens dan romantis dengan robot, dilansir dari Getmaude.
Menurut situs ulasan s3x toy, Bedbible, industri robot s3ks juga berkembang pesat bahkan mampu mengantongi 200 juta Dollar AS atau setara Rp 3,1 triliun setiap tahun dari penjualan robot s3ks.
Lantas, berapa persen orang di seluruh dunia yang pada akhirnya mencari kepuasan s3ksual melalui robot s3ks?
Jumlah pengguna robot s3ks Bedbible yang meneliti kepopuleran robot seks mendapati temuan bahwa 17 persen orang di seluruh dunia setidaknya memiliki atau pernah berhubungan intim dengan robot s3ks.
Perbandingan antara pria dan wanita yang menggunakan robot seks bisa dibilang tak berbeda jauh.
Sebanyak 17,8 persen pria dan 16,5 persen wanita ternyata pernah berhubungan intim dengan robot s3ks.
Apabila dipecah berdasarkan negara, sebanyak 15,3 persen orang di AS pernah berhubungan intim atau menggunakan robot s3ks, sementara di Eropa sebesar 18,3 persen.
Menariknya, negara yang terletak di Asia Timur seperti Jepang mencatatkan angka pengguna robot s3ks yang lebih tinggi sebesar 27,1 persen ketimbang AS dan Eropa.
Kapan robot s3ks mulai populer?
Mencari kepuasan s3ksual seorang diri atau bersama pasangan bisa dilakukan dengan memanfaatkan s3ks toy, tapi orang-orang tertentu memilih menggunakan robot s3ks.
Ini bukanlah fenomena yang baru-baru terjadi lantaran industri robot s3ks sudah dimulai sejak tahun 2010 yang lalu ketika Douglas Hines mengenalkan Roxxxy.
Roxxxy adalah robot s3ks yang diluncurkan oleh perusahaan alat hiburan dewasa, True Companion, yang diarsiteki langsung oleh Hines dan dijual seharga Rp 110-141 juta.
Sejak Roxxxy diperkenalkan ke publik, industri robot s3ks sudah mengalami perkembangan dengan teknologi dan fitur yang lebih baru ke dalam boneka.
Hal tersebut juga termasuk RealDoll yang dibuat oleh Abyss Creations -yang telah menjual robot seks senilai lebih dari60 juta Dollar AS atau setara Rp 941 miliar sejak tahun 2015.
Robot s3ks yang ditawarkan itu dibekali fitur nan realistis, seperti gerakan kepala dan tangan, sensor pendeteksi sentuhan, dan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Disematkannya kecerdasan buatan ke dalam robot s3ks tentunya memudahkan benda ini untuk melakukan percakapan dan kesan realistis selama bercinta.
Bukti bahwa industri robot s3ks mengalami kemajuan juga bisa dilihat dari temuan California Institute of Technology yang mencetak kulit buatan untuk produksi robot s3ks.
Kulit buatan perusahaan tersebut terbuat dari hidrogel dan terasa nyata, serta mungkin juga akan ada teknologi pernapasan yang menambah kesan realistis ketika robot s3ks digunakan.

Resesi S3ks: Manusia Diproyeksi Kawin dengan Robot di 2045
Istilah resesi s3ks tengah jadi perbincangan hangat di dunia dan tentunya oleh para ilmuwan.
Pemerintah beberapa negara maju tengah pusing karena warga negaranya enggan menikah dan memproduksi keturunan.
Salah satunya adalah negara Jepang yang memiliki angka hubungan seksual dan kelahiran anak terendah di dunia.
Negeri Matahari Terbit itu dilaporkan 'memimpin' tren yang mengkhawatirkan ini, menurut CBS News.
Salah satu yang disalahkan adalah jam kerja yang sangat panjang dan penggunaan robot.
Dengan perbandingan 300 buah robot untuk setiap 10.000 orang, tentu orang Jepang semakin nyaman bekerja bersama robot dibandingkan manusia.
Masalahnya, ada kekhawatiran baru. Robot yang semula jadi teman bekerja, bisa jadi teman hidup di masa depan.
Mengutip Sputnik News, kini di Jepang tengah populer penggunaan robot dan asisten digital untuk keperluan pribadi.
Baik berupa robot s3ks, karakter hologram, sampai asisten rumah tangga digital.
Karakter holografis yang paling banyak disukai hingga saat ini adalah Azuma Hikary dari Gatebox.
Azuma Hikary layaknya asisten digital yang sangat populer seperti Alexa Amazon yang memenuhi fungsi 'rumah pintar'.
Bahkan mengirim pesan teks kepada pemilik saat merasa kesepian.
Dengan biaya 2.000 poundsterling, Azuma Hikary dapat mencakup akses ke berita dan berita cuaca, serta kontrol yang efektif atas pemanasan dan penerangan rumah.
Sementara Gatebox Fairy sendiri secara luas dianggap memenuhi syarat untuk melayani penggunanya sebagai teman wanita.
Bahkan salah satu warga Tokyo, Akihiko Kondo (35) memilih menikahi hologram idolanya yang disebut Hatsune Miku.
Di Amerika Serikat, tren juga telah ada selama beberapa waktu.

Menurut laporan CNBC Internasional, ancaman nyata terhadap ekonomi AS bisa diakibatkan karena semakin sedikit orang Amerika yang bercinta.
Peneliti dari Tokyo University, Peter Ueda, meyakini makin sedikitnya orang bercinta ini juga tak lepas dari status pekerjaan mereka.
Dengan kondisi ekonomi yang tengah menantang ini, mereka yang cuma punya pekerjaan sambilan atau bahkan pengangguran lebih tipis kemungkinannya untuk mendapat pasangan untuk berhubungan s3ksual.
"Dibandingkan dengan orang yang punya pekerjaan tetap, mereka yang hanya kerja paruh waktu atau temporer 4 kali lebih rendah kesempatannya untuk berhubungan s3ksual dengan lawan jenis di kelompok umur 25 sampai 39 tahun," jelasnya kepada CBS News. Pengangguran bisa lebih parah, kesempatannya 8 kali lebih tipis dibanding mereka yang bekerja.
Teknologi yang jadi sumber masalah sekaligus bisa jadi sumber solusi atasi resesi seks ini. Kehadiran aplikasi kencan online, seperti Tinder, diharapkan bisa menjadi penangkal agar resesi s3ks tak bertahan lama. Ini setidaknya yang sedang diteliti oleh Eleanor Hancock, pakar dan peneliti teknologi dan s3ksualitas.
Tapi penelitian ini agak berbeda dengan proyeksi Dr David Lavy, maraknya teknologi malah bisa jadi membuat manusia melihat seks sebagai kebutuhan tanpa adanya ikatan emosional. Sehingga diperkirakan manusia akan enggan menjalin hubungan dengan sesamanya, apalagi jika kebutuhan s3ksual mereka bisa dipenuhi oleh robot atau teknologi.
Menurut David, bisa jadi di masa depan manusia akan mempertimbangkan mitra hidup bukan dari golongannya (karena enggan memiliki konflik emosional).
"Pernikahan perdana ini bisa terjadi sebelum, bukan sesudah 2050," katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Jenna Owsianik dan Ross Dawson dalam laporan ilmiah mereka "Future of S3x".
Laporan itu memprediksi bahwa setidaknya akan ada 10 pemuda yang berhubungan s3ks dengan robot humanaid di 2045.
(*/tribun-medan.com/kompas.com/cnbcindonesia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jumlah Pengguna Robot Seks Meningkat, Jepang Ungguli AS"