Harimau Sumatera yang Mangsa Ternak Warga di Besitang, Kini Dilepasliarkan ke TNGL Gayo Lues Aceh

Harimau Sumatera yang Mangsa Ternak Warga di Besitang, Kini Dilepasliarkan ke TNGL Gayo Lues Aceh

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Masih ingat dengan Harimau Sumatera yang diberi nama Besti (Besitang Indah)? Ya, saat ini satwa liar tersebut sudah dilepasliarkan di zona inti Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL), Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.

Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Seksi Wilayah II BBKSDA Sumut, Herbert Aritonang saat dikonfirmasi wartawan Tribun Medan, Kamis (1/12/2022). 

"Sudah dilepasliarkan, tanggal 24 November 2022 kemarin di zona inti TNGL Kabupaten Gayo Lues," ujar Herbert. 

Lanjut Herbert, ia pun menuturkan alasan Harimau Sumatera yang diberi nama Besti ini dilepaskan di Provinsi Aceh tersebut.

"Hasil survei, habitat potensial di Kabupaten Gayo Lues, ada ketersediaan pakan, serta pemerintah kabupaten juga mendukung. Serta habitat di Kabupaten Gayo Lues sangat mendukung untuk perkembangan Harimau Sumatera," ujar Herbert. 

Sementara itu, Besti adalah Harimau Sumatera yang masuk perangkap kandang jebak di Sei Sirah, Desa Halaban, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Rabu (31/8/2022) lalu. 

Karena sebelumnya Harimau Sumatera ini juga sudah memangsa hewan ternak milik warga yang tak jauh dari lokasi kadang jebak. 

Kemudian dilakukan observasi di lembaga konservasi Medan Zoo, dengan maksud untuk memudahkan proses pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dilepaskan liarkan kembali. 

Setelah pengecekan kesehatan di lembaga konservasi Medan Zoo, kemudian dilakukan proses persiapan pelepasliaran dari Sanctuary Harimau Sumatera di Barumun, Kabupaten Padang Lawas Utara. 

Setelah tiga bulan dirawat di Sanctuary Harimau Sumatera Barumun, Besti siap dilepasliarkan.

Sedangkan hasil pemeriksaan terakhir, berat badan Harimau Sumatera bernama Besti seberat 80 kilogram. Dan secara keseluruhan kondisi dalam keadaan sehat dan layak dilepasliarkan. 

Harimau Sumatera ini dilepasliarkan dengan metode longline dari Bandara Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.

(cr23/tribun-medan.com)