Berita Sumut
Warga Kwala Serapuh Lempari Hingga Ancam Bakar Perahu Ponton Pembawa Eskavator Perambah Hutan
Warga Dusun II, Desa Kwala Serapuh, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, melempari hingga ancam akan bakar perahu ponton yang hendak mengangkut eskavator.
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: mustaqim indra jaya
TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Warga Dusun II, Desa Kwala Serapuh, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, melempari hingga ancam akan bakar perahu ponton yang hendak mengangkut ekskavator perusak kawasan hutan mangrove di lokasi tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Seksi Pengamanan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Rudolf Bernard Sagala.
Baca juga: Hutan Mangrove Dirambah, Warga Kwala Serapuh Langkat Resah: Desa Kami Ini Bakal Tenggelam
Bahkan Rudolf mengatakan, ia disuruh oleh seorang warga bernama Saed untuk menarik ucapannya terkait perambahan hutan.
Namun dengan tegas Rudolf menerangkan, segala aktivitas di kawasan hutan di lokasi yang dimaksud, merupakan perambahan dan perbuatan ilegal.
“Disuruh sama si Saed ini pula saya mengklarifikasi terkait kawasan hutan itu. Saya tegaskan, aktivitas ilegal di kawasan hutan merupakan perambahan. Itu merupakan perbuatan melawan hukum," ujar Rudolf, Jumat (9/12/2022).
Saat ditanya Rudolf terkait kapasitasnya, Saed yang mengaku sebagai warga Tanjung Pura itu, hadir di sana untuk mendampingi masyarakat.
Alhasil Saed bersama warga Dusun II, Desa Kwala Serapuh menghambat petugas untuk membawa ekskavator dari kawasan hutan ke Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
"Alasannya, ekskavator itu harus membuat tanggul (pelingkupan) di kawasan hutan sepanjang 150 meter, agar pemukiman warga tidak kebanjiran. Namun, si Saed dan warga di sana terkesan tak memperdulikan status kawasan hutan tersebut," ujar Rudolf.
"Saya tidak mau menuruti permintaan itu. Waktu ponton kami mau merapat untuk mengangkat eskavator, warga melemparinya. Warga di sana juga mengancam mau membakarnya. Demi keselamatan, saya dan tim meninggalkan kawasan itu," sambungnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Herianto. Ia mengatakan, anggotanya terpaksa mundur demi menjaga keselamatan.
Sedangkan itu, Herianto menambahkan akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Itulah yang terjadi. Keselamatan anggota saya terancam dan panton mau dibakar. Jadi kami masih berkoordinasi dengan Kepolisian untuk mencari cara mengatasi masalah ini. Kali ini kami tidak mau gagal," ucap Herianto.
Sementara itu pada, Kamis (8/12/2022) malam, ekskavator yang mau diamankan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, sudah tidak berada di lokasi dan sudah berpindah tempat.
“Ini alat berat sudah pergi dari kawasan hutan. Tapi tak ada satu pun warga dan si Saed terlihat melakukan pengadangan. Dah kami kabari pun warga tidak ada yang perduli,” ujar Lilik, warga yang memang tak ingin keberadaan ekskavator di lokasi hutan mangrove.
Disdukcapil Kabupaten Karo Perkenalkan Identitas Digital, Kadis: Cukup Bawa Smartphone |
![]() |
---|
Drainase Tak Berfungsi, Ratusan Hektare Sawah Terendam Air, Petani di Sergai Rugi Ratusan Juta |
![]() |
---|
Minta Ketua Dewan Temui Massa, Ratusan Mahasiswa Cipayung Plus Kuasai Gedung Paripurna DPRD Sumut |
![]() |
---|
Mantan Ketua Komite II DPD RI Kunjungi Kawasan Pertanian Terpadu, Harap Bisa Ekspor ke Luar Negeri |
![]() |
---|
Kasus Meninggalnya Bayi Dalam Kandungan, BKPSDM Dairi Periksa Dokter dan Bidan RSUD Sidikalang |
![]() |
---|