Berita Viral
Polres Toba Julu Angkat Bicara Soal Jenazah Frida Tambun Dimakamkan di Dalam Rumah
Polres Toba buka suara terkait berita viral jenazah wanita dimakamkan di dalam rumah di Desa Sionggang Tengah
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,BALIGE- Polres Toba angkat bicara, terkait viralnya berita seorang wanita yang dimakamkan di dalam rumah karena isu pelarangan pemilik kampung.
Menurut pejabat Polres Toba, Kapolsek Lumban Julu, AKP R Sembiring langsung mendatangi kediaman mendiang Frida Tambun, setelah beritanya viral di media sosial.
Dari penuturan keluarga kepada Kapolsek Lumban Julu, bahwa jenazah Frida Tambun dimakamkan di dalam rumah karena memang kesepakatan keluarga.
"Pemakaman mendiang Frida Tambun di dapur rumah itu atas permintaan mendiang semasa hidup," kata Kasi Humas Polres Toba, Iptu Bungaran Samosir, Rabu (14/12/2022).
Bungaran mengatakan, polisi sudah memintai keterangan sejumlah anak mendiang Frida Tambun.
Mereka yang dimintai keterangannya oleh polisi adalah Asber Pardede, Lantas Pardede, Herta Pardede, Dasman Pardede, Santer Pardede dan Lisbon Pardede.
Semua anak dari Frida Tambun mengaku mereka memakamkan orangtuanya di rumah karena nantinya rumah tersebut akan dibuat pesanggrahan.
Baca juga: HEBOH Jenazah Frida Tambun Dimakamkan di Dalam Rumah Karena Kabar Pelarangan, Kades: Ku Selidiki Ini
Sehingga, soal adanya isu pelarangan jenazah Frida Tambun dimakamkan di tanah kampung itu tidak benar.
Terpisah, Kepala Desa Sionggang Tongah, Petani Manurung membantah bahwa jenazah Frida Tambun dilarang dimakamkan di tanah kampung.
Dia mengatakan, dirinya akan mencari siapa orang yang memviralkan masalah ini.
"Aku jadi heran juga, karena tidak ada laporan (ribut-ribut saat pemakaman)," ungkap Petani Manurung, Selasa (13/12/2022).
Ia mengatakan, saat pemakaman Frida Tambun berlangsung, memang dirinya tengah berada di luar desa.
Baca juga: VIRAL Mahasiswa Pelaku Pelecehan Seksual Dihakimi di Kampus, Ditelanjangi dan Dicekoki Air Kencing
Petani lagi ada urusan, sehingga ia meninggalkan desa untuk sesaat.
"Saya juga masih nanya-nanya, siapa yang membuat ini jadi viral. Jadi, artinya masih kutelepon keluarga. Ini membuat malu kampung kita," terangnya.