Berita Medan
Median Jalan di Karya Wisata Bikin Warga Johor Merana, Kerap Jadi Korban Macet dan Omzet Usaha Turun
Pemasangan median di sepanjang Jalan Karya Wisata Medan dikeluhkan mayoritas warga setempat, karena kerap terjadi kemacetan hingga omzet usaha turun.
Penulis: Anisa Rahmadani |
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan sejak beberapa waktu lalu melakukan pemasangan median atau pembatas di sepanjang Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor.
Median jalan tersebut dipasang di sepanjang 1,8 Kilometer, mulai dari Simpang Karya Wisata hingga Jalan Eka Rasmi.
Baca juga: Material Proyek Drainase Berserak Ganggu Aktivitas Warga, Kabid Dinas PU Medan Ini Minta Maaf
Dari amatan Tribun Medan, setelah adanya pemasangan pembatas jalan, di kawasan tersebut hanya ada satu lokasi putaran kendaraan yakni di depan Taman Cadika, Jalan Karya Wisata, Kota Medan.
Akibatnya banyak pengguna jalan mengeluh, pasalnya pemasangan median jalan justru membuat kondisi lalu lintas di Jalan Karya Wisata mengalami kemacetan parah.
Bukan hanya itu, pengguna jalan pun kini nekat melawan arah, sebab jauhnya tempat pemutaran.
Hal itu diketahui Tribun Medan juga dari keluhan Warga Perumahan J City bernama Salim.
Dikatakan Salim, sejak adanya median jalan dirinya setiap mau pulang ke rumah harus memutar kendaraannya hingga ke Taman Cadika terlebih dahulu.
"Apalagi kalau jam-jam sibuk seperti jam pulang kerja jam berangkat kerja itu bisa sampai 2 jam mobil saya tidak bergerak," jelas Salim, Jumat (16/12/2022).
Belum lagi, kata Salim, saat mau membeli air minum maka dirinya harus memutar terlebih dahulu di Simpang Jalan Karya Wisata.
"Jadi makin ribet, macet belum lagi kalau pagi itu banyak yang melawan arus buat jadi makin kemacetan," cetusnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Yusri. Dikatakannya bahwa sejak ada median jalan omzet pendapatan rumah makan miliknya menurun drastis.
"Menurun lah, karena orang males mutar jadi lumayan sepi. Apalagi ini kalau nyebrang pun susah kalau melihat dari pembatas jalan yang begitu bisa-bisa kecelakaan," ungkap Yusri.
Bahkan, kata Yusri, akibat putaran yang ada di simpang Taman Cadika tersebut, sudah banyak kendaraan yang rusak.
"Ini median jalannya agak cekungan udah banyaklah lewat dari 10 ada mungkin mobil yang rusak karena median jalannya begitu," ujarnya.
Selain Yusri dan Salim, Maya warga kecamatan Medan Johor ini mengaku setiap hari melihat ada saja pengendara yang jatuh.
"Kalau pagi itu sering berjatuhan cuman gak lecet parah tapi gimanalah dari pada mutar jauh terus sampai sana macet juga orang pasti mikir lawan arus sedikit," jelasnya.
Meskipun saat ini pengguna jalan dari Jalan AH Nasution tidak bisa langsung belok ke arah Jalan Karya Wisata, kata Maya hal tersebut tidak berpengaruh menurunkan kemacetan.
"Sudah seminggu itu dipasang oleh Dishub pembatas simpang Johor itu. Jadi orang yang mau ke Jalan Karya Wisata harus mutar terlebih dahulu ke AH Nasution yang sebelah kanan baru bisa ke Jalan Karya Wisata tapi itupun gak ngurangi kemacetan," bebernya.
Banyaknya keluhan warga, kata Maya, hingga beberapa masyarakat berinisiatif membuat petisi penolakan keberadaan median jalan di sepanjang Karya Wisata Medan.
"Saya dengar ada yang demo dan lakukan petisi tapi sampai sekarang lihatlah tetap macet tidak berkurang," jelasnya.
Bahkan dari amatan Tribun Medan satu diantara selebgram Kota Medan yang memiliki akun instagram bernama @berlian_michagultom juga berkali-kali membuat story terkait median jalan tersebut.
Dalam storynya beberapa waktu lalu, Berlian mengeluhkan adanya penggunaan median jalan tersebut.
"Lihatlah anak saya sekolah di J City yang seharusnya kami tinggal belok ini harus mutar ke Cadika dan buat anak sekolah jadi macet," katanya dalam postingan instastory-nya.
Baca juga: Hari Pertama Rekayasa Lalu Lintas di Kota Medan, Banyak Warga Belum Tahu Hingga Nekat Terobos Jalan
Bukan hanya itu, Berlian juga mengeluhkan tidak adanya tempat penyeberangan untuk masyarakat.
"Lihat lah pak Bobby ini bukan macet saja tapi juga penyebrangan untuk mereka tidak ada berbahaya sekali ini menyebrang begini. Belum lagi median jalannya memiliki ujung runcing yang bisa membahayakan banyak orang," jelasnya.
Saat disinggung mengenai apa keinginan mereka (masyarakat Jalan Karya Wisata) hampir seluruhnya menyatakan untuk meniadakan median jalan.
"Median jalan ini jika pun tidak bisa dihilangkan seperti semula setidaknya kasihlah tempat putaran yang banyak dan dekat sama kasih juga tempat penyeberangan," ucap Maya, Yusri dan Salim.
Hingga saat ini Tribun Medan masih berupaya konfirmasi ke Dinas PU dan Dishub Kota Medan.
(cr5/tribun-medan.com)