Sidang Ferdy Sambo

REAKSI Kuat Maruf Dibilang Kecerdasannya di Bawah Rata-rata: Saya Ikhlas, Tapi Saya Pembohong Tidak?

Reni Kusumawardhani pun menyebut Kuat Maruf memiliki kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata dibandingkan orang seusianya.

Editor: Liska Rahayu
HO
Terdakwa Kuat maruf menjalani sidang lanjutan perkara pembunuhan Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (5/12/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com - Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusumawardhani mengungkapkan fakta mengenai Kuat Ma'ruf.

Ia mengatakan, Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo itu dinilai lambat memahami informasi.

Reni Kusumawardhani pun menyebut Kuat Maruf memiliki kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata dibandingkan orang seusianya.

Fakta itu diungkap Reni saat menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J atas kelima terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).

Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J tersebut pun mengaku ikhlas jika dirinya dinilai memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.

Penilaian tersebut disampaikan Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma Wardhani.

Hal itu diungkap Kuat Maruf saat menanggapi keterangan Reni dalam persidangan lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atas kelima terdakwa di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).

"Saya mau bertanya sama Ibu Psikologi, mohon maaf ibu kalau ibu menyimpulkan saya di bawah rata-rata saya ikhlas, Bu," kata Kuat Maruf dalam persidangan di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).

Terdakwa Kuat maruf menjalani sidang lanjutan perkara pembunuhan Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (5/12/2022).
Terdakwa Kuat maruf menjalani sidang lanjutan perkara pembunuhan Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (5/12/2022). (HO)

Kuat menuturkan bahwa dirinya justru tak ikhlas jika disebut pembohong ataupun tidak jujur dalam memberikan keterangan di persidangan.

Dia pun menanyakan kepada Reni apakah dirinya tergolong orang pembohong.

"Yang saya tanyakan, saya ini seorang pembohong, orang yang tidak jujur atau bagaimana ibu? Soalnya akhir-akhir ini saya sering disebut pembohong dan tidak jujur ibu. Dan saya sakit dengan bahasa itu ibu," tanya Kuat Maruf.

Menanggapi hal itu, Reni menuturkan bahwa Kuat Maruf memang pernah berbohong dalam kasus pembunuhan Brigadir J tersebut.

Namun, pernyataan itu telah direvisi oleh Kuat Maruf.

"Kemudian kami mengukur kredibilitas keterangan bapak. Itu yang tadi telah kami sampaikan. Jadi simpulannya (ketawa) sebetulnya karena kepatuhan yang sangat tinggi seperti itu dan ada situasi tidak tau menahu berada di dalam satu tempat di situasi seperti itu sehingga berada di tempat yang keliru pada saat itu," jawab Reni.

Baca juga: Ahli Psikologi Ungkap Kecerdasan Kuat Maruf di Bawah Rata-rata, Tapi tak Mudah Disugesti

Baca juga: Ekspresi Geram Ferdy Sambo saat Lihat CCTV Putri dan Kuat Maruf Naik Lift Bareng ke Lantai Tiga!

Lantas, Kuat Maruf kembali menanyakan apakah dirinya selama ini telah memberikan keterangan yang jujur dalam persidangan.

Lalu, Reni mengaku tidak menemukan indikasi manipulasi selama pemeriksaan terhadap Kuat Maruf.

"Padahal aslinya jujur ya ibu?" tanya Kuat Maruf.

"Kami tidak bilang bohong ya pak ya. Tapi tidak ada indikasi manipulatif," jawab Reni.

Diberitakan sebelumnya, Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma Wardhani mengungkapkan bahwa Kuat Maruf memiliki kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata dibandingkan orang seusianya. Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo itu dinilai lambat memahami informasi.

Fakta itu diungkap Reni saat menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J atas kelima terdakwa di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).

"Kuat Maruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding dengan orang seusianya. Jadi bapak Kuat Maruf lebih lambat dalam memahami informasi. Saya harus menyampaikan ya Pak, mohon maaf. Izin Pak Kuat," kata Reni saat menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).

Reni menyatakan bahwa Kuat Maruf dinilai lambat dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan. Namun, Kuat memiliki kemampuan untuk menilai lingkungan sekitarnya.

"Jadi lebih lambat memahami informasi dan menyesuaikkan diri dari tuntutan lingkungan tetapi memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya melalui nilai-nilai moral yang dia yakini dan melalui kebiasaan yang dia alami seperti itu," jelas Reni.

Lebih lanjut, Reni menuturkan bahwa Kuat Maruf memiliki kepatuhan yang tinggi. Sebaliknya, dia bukan orang yang mudah disugesti oleh orang lain.

"Jadi pada bapak Kuat Maruf ini tidak dapat disugesti, kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti, dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan," pungkasnya.

(*/Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved