Berita Kesehatan

Ternyata Ini Penyebab Menopouse Dini, dr Boyke Berikan Tips dan Cara Mengatasinya

Umumnya menopause terjadi pada usia 45–55 tahun, jika siklus haid berhenti sebelum usia tersebut maka hal itu dapat disebut dengan menopause dini.

HO / Tribun Medan
Seksolog dr Boyke Dian Nugraha 

TRIBUN-MEDAN.COM - Seksolog dr Boyke membeberkan penyebab terjadinya menopause dini dan cara mengatasinya.

Menopause dini merupakan berakhirnya siklus menstruasi seorang wanita sebelum waktunya.

Umumnya menopause terjadi pada usia 45–55 tahun, jika siklus haid berhenti sebelum usia tersebut maka hal itu dapat disebut dengan menopause dini.

Baca juga: Tangis Pilu Bocah Lelaki di Momen Perayaan Hari Ibu, Berlari ke Pelukan Ayah dan Ucapkan Kalimat Ini

Sekitar 60 persen penyebab menopause dini tidak diketahui. Namun, ada beberapa penyakit dan masalah kesehatan yang bisa membuat wanita berhenti menstruasi lebih awal.

Seksolog dr Boyke menjelaskan bahwa menopause dini bisa saja disebabkan oleh sebuah penyakit.

Dr Boyke mengatakan bahwa wanita yang mengalami sakit yang berlebihan saat menstruasi harus waspada lantaran bisa saja hal itu lantaran penyakit endiometris.

Baca juga: Viral Reaksi Anak saat Hadiri Pernikahan Ibunya, Tak Mau Dipeluk hingga Pilih Gandeng Sang Ayah

Endiometris merupakan suatu gangguan pada jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim.

Umumnya penyakit ini menyerang Wanita pada saat masa suburnya.

"Mens yang sakit jangan salah itu penyakit endiometris. Penyakit endiometris itu sering kali menyerang wanita wanita yang usia subur," ucap dr Boyke dilansir Tribunmedan.com dari kanal YouTube Sonara FM, Sabtu (24/12/2022).

Di Amerika Serikat, rata-rata wanita mengalami menopause pada usia 52 tahun.

Sedangkan di Indonesia sendiri, dr Boyke mengatakan wanita Indonesia umumnya mengalami menopause pada rentan usia 49 - 50 tahun.

Untuk menghindari menopause dini, dr Boyke menyarankan untuk mengonsumsi obat-obatan herbal seperti menoherbal.

Selain itu, Wanita juga disarankan untuk mengonsumsi nasi merah, kedelai, seperti susu kedelai, tempe, dan tahu karena memiliki kandungan vitoestrogen.

Tak hanya mencegah melalui makanan, menopause dini juga dapat dicegah dengan menjaga pola hidup sehat yakni dengan olahraga teratur selama 20-30 menit setiap harinya serta menjaga berat badan agar tetap ideal.

“Biasanya kita anjurkan makan nasi merah, biasa juga kita anjurkan untuk berolahrafa selama 20 hingga 30 menit dan menjaga berat badan tetap ideal,” lanjut dr Boyke.

 

Penyebab Siklus Menstruasi Tak Teratur Menurut dr Boyke

Bagi Sebagian wanita, memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur sering kali membuat khawatir.

Menstruasi kadang datang lebih awal namun terlambat datang pada bulan selanjutnya, bahkan terkadang tidak terjadi menstruasi sama sekali.

Seperti diketahui, menstruasi merupakan proses luruhnya dinding rahim yang disertai keluarnya darah dari vagina yang biasa dialami wanita dalam kurun waktu 3 hingga 7 hari dalam sebulan.

Umumnya siklus menstruasi terjadi selama 28-35 hari dan terjadi sebanyak 11-13 kali menstruasi dalam satu tahun.

Namun tak sedikit wanita yang mengalami gangguan pada siklus menstruasinya dan penyebabnya pun berbeda-beda.

Lantas apa saja yang menjadi penyebab siklus menstruasi tidak teratur?

Seksolog dr Boyke mengatakan hal paling umum yang menjadi penyebab tidak teraturnya menstruasi adalah faktor hormonal.

“Paling sering yang terjadi adalah gangguan dari hormonal itu sendiri, misalnya remaja saat sedang mau ujian atau tes PNS. Stres itu mikir diterima gak ya, gimana ya ngisi datanya, nah biasanya menstruasnya itu aur-auran,” ungkap dr Boyke dikutip Tribunmedan.com dari kanal YouTube Sonara FM.

Selain factor hirmonal, dr Boyke juga mengatakan salah satu penyebab menstruasi tidak teratur ialah karena infeksi yang disebabkan oleh keputihan.

"Kemudian mereka yang terinfeksi, keputihan itu didiamin aja, itu kalau ga diobati akan infeksi seperti jamur dan sebagainya, sehingga menstruasinya bisa karena selaput lendir di rahimnya lebih mudah luruh," lanjutnya.

Lebih lanjut dr Boyke mengatakan, jika siklus menstruasi tersebut disebabkan okarena stress yang berlebihan, seksolog tersebut menyarankan agar memanage stresnya.

Sedangkan jika hal tersebut disebabkan oleh infeksi, dr Boyke menganjurkan agar segera memeriksakan ke dokter.

"Mereka-mereka itu harus diobati. Kalau penyebab mereka stres ya manage stresnya,” ujar dr Boyke.

“Impactnya stres kalau gak mens, mencret, gatal, kulitnya garuk garuk kalau stres, ada yang sakit perut, mens juga gitu, tergantung tempat paling lemah di tubuh manusia adalah ganngguan haid, oleh karena itu ke dokter lah," lanjutnya.

(cr31/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved