Dugaan Malapraktik
Evarida Simamora Kisahkan Malapraktik yang Dialaminya di RS Murni Teguh, Syok dan Sempat Takut Mati
Evarida Simamora (52) harus menelan pil pahit usai operasi kaki yang dijalaninya pada 23 November 2022 lalu.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Evarida Simamora (52) harus menelan pil pahit usai operasi kaki yang dijalaninya pada 23 November 2022 lalu.
Ia kini tidak dapat menggunakan kedua kakinya, yang sebelumnya masih bisa berjalan menggunakan tongkat dengan 1 kaki.
"Sebelum dioperasi, saya masih bisa bekerja, bahkan masih bisa menaiki tangga dengan tongkat saya. Karena memang kaki kanan baik-baik saja," ujar Evarida kepada Tribun, Kamis (29/12/2022).
Baca juga: Risma Syok dan Gemetar Tahu Suami dan Ibunya Berzina, 2 Pelaku Bejat Diarak Warga
Sebelumnya, seorang bidan asal Sibolga, Tapanuli Tengah bernama Evarida Simamora diduga menjadi korban malpraktek dokter di RS Murni Teguh Memorial Medan.
Evarida yang memiliki keluhan sakit di kaki kiri, melakukan pemeriksaan sejak 2 bulan sebelum operasi dengan dokter Prasojo Sujatmiko.
Setelah pemeriksaan dan observasi yang panjang tersebut, Evarida dan keluarga sepakat menjalani operasi pada tanggal yang disebutkan.
Namun, begitu keluar dari ruang operasi, bidan asal Sibolga itu terkejut bukan main, melihat kaki kanan yang terbalut perban.
"Setelah selesai dari ruang operasi, saya berada di ruang pemulihan, kemudian keluarga dipanggil. Begitu dibuka selimut saya, alangkah terkejutnya suami melihat yang terperban kaki kanan," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut ibu satu anak itu masih berusaha memastikan kekeliruan yang terjadi.
Evarida menginstruksikan kepada perawat untuk menelfon dokter dan membantunya menggerakkan kaki yang masih dalam pengaruh bius.
"Saya yang masih dalam pengaruh bius kan tidak bisa angkat kaki, saya bilang ahh yang benar, begitu saya lihat, jantung langsung lemas, keringat dingin, mau menjerit apa tidak tahu lagi, saya rasa gula darah dan tensi naik, sudah takut mati saat itu," ceritanya.
Baca juga: Harga Daging Babi di Sumut Melonjak Tajam jelang Tahun Baru, Capai Rp 120 Ribu per Kilogram
Kini Evarida hanya berharap dapat memperoleh perawatan yang maksimal terhadap kedua kakinya.
Sebab hingga kini, dirinya mengaku tak mendapatkan pengobatan khusus bagi kakinya, ia hanya diberi vitamin dan obat lambung saja.
"Sudah hampir 2 minggu ini dokter visit juga tidak ada, saya hanya dikasih obat lambung dan vitamin, fisioterapi juga hanya dilakukan untuk kaki kiri saya," katanya.
Keluarga sepakat untuk segera keluar dari rumah sakit dan mencari alternatif pengobatan lain, baik itu tanpa atau dengan rujukan dari RS Murni Teguh.
"Pokoknya hari ini kami pulang, kita sudah coba minta surat rujukan, tapi belum dikasih sudah 4 hari ini. Kita tunggu sampai sore ada nggak ada rujukan kita keluar, mungkin balik ke Sibolga saja dulu lah," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)