Berita Medan

Pilunya Nasib Perawat Ini, Bukannya Ditolong Usai Dilecehkan, Malah Dibully Rekan Kerja

Perawat yang baru satu setengah bulan bekerja di Rumah Sakit Umum Bina Kasih itu juga mendapatkan perundungan oleh rekan-rekannya yang lain.

TRIBUN-MEDAN/ALFIANSYAH
Foto, Korban (kiri) ditemani ibunya (kanan) saat mendatangi Polrestabes Medan untuk melaporkan sejumlah karyawan Rumah Sakit Bina Kasih yang merundungnya. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Nasib pilu dialami oleh seorang wanita berinisial ES, yang merupakan perawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih. Ia dilecehkan oleh rekan seprofesinya bernama Antoni yang kini sudah mendekam di sel tahanan Polrestabes Medan.

Selain menjadi korban pelecehan, perawat yang baru satu setengah bulan bekerja di Rumah Sakit Umum Bina Kasih itu juga mendapatkan perundungan oleh rekan-rekannya yang lain.

ES mengaku, masih mengingat persis kejadian yang menimpanya pada Sabtu (24/12/2022) lalu. Malam itu di ruang ICU, ia sedang mengurus pasien yang sedang dalam keadaan gawat darurat.

Di tengah keheningan, tiba-tiba seorang pria yang belakangan diketahui bernama Antoni datang menghampirinya dan langsung meremas organ intimnya.

"Mereka (Rekan-rekan yang lain) bilang kenapa nggak teriak waktu itu, kenapa nggak langsung melapor, sementara kejadiannya itu jam 02.00 WIB," kata ES kepada Tribun-medan, Selasa (10/1/2023).

"Terus saya posisi lagi ketakutan, nggak mungkin juga saya subuh - subuh naik ke atas melapor ke personalia, orangnya juga nggak ada jam delapan pagi baru orang itu masuk," sambungnya.

"Saya bukannya nggak mau berteriak. Tapi saya waktu itu lebih mengutamakan pasien yang sedang gawat, saat itu saya betul- betul shock dan ketakutan," katanya lagi.

ES membeberkan, tidak hanya dilecehkan dirinya juga nyaris di rudapaksa oleh Antoni di sebuah ruangan kosong di dalam Rumah Sakit Umum Bina Kasih itu.

Ia sempat diajak masuk ke ruang kosong tersebut, namun dirinya menolak dan langsung melarikan. Tetapi, sebelum melarikan diri Antoni sempat memintanya untuk mencatat nomor telepon pelaku.

Ketika itu, ES pun sempat menyimpan kontak pelaku. Dari situlah ia mengetahui identitas pelaku yang sebelumnya tidak pernah dia kenal. "Saya bingung karena nggak kenal sama pelakunya. Setelah jam sembilan pagi saya selesai dinas, saya tanya ke rekan-rekan yang lain," ungkapnya.

"Saya sebutkan ciri-ciri pelaku, awalnya nggak ada yang mengetahui. Karena saya ada nyimpan kontaknya, kebetulan ada foto profil di WhatsApp nya," 

"Lalu saya tunjukin fotonya, barulah yang lain tau kalau pelaku itu bernama Antoni," bebernya.

Setelah kejadian, di hari Minggu (25/12/2022) ia memberanikan diri untuk melaporkan peristiwa tersebut ke pihak rumah sakit.

Namun, bukannya malah direspon ES pun diminta lagi untuk bekerja kembali seperti biasa.

"Setelah kejadian saya di telpon sama kepala ruangan, ditanya kenapa belum masuk kerja, saya jawab lagi sakit, belum bisa kerja," ujarnya.

ES, perawat yang baru pertama kalinya bekerja ini juga mengaku masih trauma berat setelah kejadian pelecehan itu.

Ditambah lagi, setelah kejadian ia bukannya mendapatkan support malahan perundungan yang didapatinya dari sejumlah karyawan rumah sakit itu.

Dia mengaku, tidak ingin lagi bekerja di rumah sakit tersebut. Tetapi, kendalanya saat ini adalah ijazahnya masih ditahan oleh pihak rumah sakit dan terikat dengan perjanjian kontrak kerja.

"Saya sampaikan ke bagian personalia, saya nggak mau lagi kerja di situ. Saya ke ruangan ICU pun sudah ketakutan, saya sudah nangis - nangis malah di suruh kerja lagi," bebernya.

Lebih lanjut, dikatakannya sampai saat ini belum ada lagi pihak-pihak terkait yang mendampingi untuk pemulihan psikologis nya. "Kalau ada yang alami pelecehan begini seharusnya disupport, dikasih dukungan. Jangan dikata - katain sama - sama mau, saya jadi down," pungkasnya.

(cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved