Pasar Bunga Berastagi

Pedagang di Pasar Buah Berastagi Menolak Digusur, bakal Berjuang dan Lakukan Aksi

Berdasarkan surat edaran dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, para pedagang di seputar Pasar Bunga diminta untuk mengosongkan bangunan

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Suasana Pasar Bunga Berastagi, Jalan Gundaling, Berastagi, Minggu (15/1/2023). Direncanakan akan digusur, para pedagang ancam akan lakukan aksi ke Kantor Bupati Karo. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Puluhan pedagang yang berjualan di seputar Pasar Bunga Berastagi, saat ini harap-harap cemas.

Pasalnya, berdasarkan surat edaran dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo para pedagang diminta untuk mengosongkan bangunan yang telah diusahakan sejak lama.

Dari surat edaran dengan nomor 556/1239/Disbudporapar/2022 yang dikeluarkan tanggal 22 November 2022, Disbudporapar Kabupaten Karo meminta bangunan yang diusahai oleh 25 orang tersebut untuk dikosongkan. Dari surat tersebut, disebutkan lahan tersebut akan dilakukan revitalisasi.

Selanjutnya, di surat kedua dengan nomor 556/1356/Disbudporapar/2022 yang dikeluarkan pada tanggal 15 Desember 2022, pedagang kembali diminta untuk mengosongkan bangunan. Di dalam surat tersebut, juga tertera pedagang diminta untuk mengosongkan bangunan dalam kurun waktu 5x24 jam.

Baca juga: Tawuran Kembali Pecah di Belawan, Warga Saling Serang Menggunakan Senjata Tajam

"Apabila dalam jangka waktu 5x24 jam sejak peringatan kedua dikeluarkan, saudara tidak mengosongkan dan membongkar sendiri seluruh bangunan saudara, maka Pemerintah Kabupaten Karo akan mengambil langkah tegas dan menertibkannya," Dikutip dari isi surat yang ditandatangani langsung oleh Kepala Disbudporapar Kabupaten Karo Munarta Ginting.

Menanggapi hal ini, para pedagang yang namanya masuk ke dalam jajaran bangunan yang diminta dikosongkan angkat suara. Salah satu pedagang Marta Muliyana br Ginting, mengungkapkan dirinya bersama pedagang lain sangat tidak setuju dengan rencana penggusuran yang rencananya akan dilakukan Senin (16/1/2023) esok.

"Kami tidak mau pindah, bagaimanapun kami tidak mau sampai titik darah penghabisan," Ujar Marta, Minggu (15/1/2023).

Marta yang mengaku sudah berdagang selama 40 tahun di pasar tersebut, mengungkapkan semua pedagang tidak setuju dengan rencana penggusuran.

Ia mengungkapkan berdasarkan informasi yang mereka dapat nantinya lahan ini akan dijadikan lahan untuk pasar kaget.

"Ini kata pak Munar mau dijadikan pasar kaget. Ini penggusurannya tiba-tiba. Katanya mau digusur besok jam 10.00 WIB," katanya.

Baca juga: Simak Harga dan Spesifikasi Oppo A17 Januari 2023, Dibekali Prosesor Helio G35

Ketika ditanya apakah sebelumnya sudah ada pertemuan untuk membahas masalah ini, wanita berkacamata ini mengungkapkan sudah ada dua kali pertemuan. Namun, dari dua kali pertemuan dengan pihak dinas ini tidak juga menemukan titik terang.

Disinggung nantinya di mana akan dipindahkan, Marta mengatakan pihaknya mendapatkan informasi jika mereka akan dipindahkan ke dalam Taman Mejuah-Juah. Dirinya mengatakan, mengenai rencana tersebut ia mengaku para pedagang sangat keberatan.

"Katanya kami mau dipindahkan ke dalam sana, ke hutan itu kalau kami bilang. Enggak ada pembeli di sana, lalat saja kawan kami," Katanya.

Sebagai langkah penolakan, ia mengaku para pedagang berencana akan menggelar aksi ke Kantor Bupati Karo pada Senin (16/1/2023) esok. Dirinya mengatakan, aksi besok ditujukan agar pembongkaran tidak jadi dilakukan.

(mns/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved