Materi Belajar

Pengertian Teks Tanggapan dan Ciri-ciri Teks Tanggapan

Pengertian Teks Tanggapan dan Ciri-ciri Teks Tanggapan akan dibahas pada materi Bahasa Indonesia berikut ini.

Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN
Pengertian Teks Tanggapan dan Ciri-ciri Teks Tanggapan 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN – Pengertian Teks Tanggapan dan Ciri-ciri Teks Tanggapan akan dibahas pada materi Bahasa Indonesia berikut ini.

Pengertian teks tanggapan

Teks tanggapan adalah teks yang berisi opini berupa kritik atau pujian tentang berbagai hal, seperti peristiwa, fenomena, karya, perkataan atau tindakan seseorang. Teks tanggapan juga dapat diartikan sebagai jenis teks yang digunakan untuk meringkas, menganalisis, dan menanggapi teks.

Tujuan penulisan teks tanggapan adalah untuk memberikan penilaian berupa kelebihan dan kekurangan. Delapan, tapi bukan hanya kritik, biasanya disertai dengan saran. Perlu diingat bahwa saat menulis teks tanggapan, Anda tetap harus objektif, sopan, dan jelas.

Ciri-ciri teks tanggapan

Lalu, apa saja ciri-ciri teks tanggapan?

Teks tanggapan memiliki dua fungsi utama.

1. Terdiri dari tiga struktur: konteks, deskripsi dan evaluasi.

Konteks adalah bagian awal dari teks tanggapan. Konten adalah bentuk deskripsi tentang hal, peristiwa, atau objek yang Anda tanggapi. Penjelasan tersebut mencakup alasan untuk mendukung atau menolak pernyataan tersebut. Evaluasi meliputi pujian atau kritik yang didukung oleh fakta dan data.

2. Mencantumkan tanggapan atas fenomena yang ada, beserta fakta dan data pendukung.

Kaidah kebahasaan teks tanggapan

Jadi apa aturan bahasa? Aturan bahasa adalah aturan yang digunakan untuk membentuk kalimat. Kaidah kebahasaan tersebut dapat dijadikan ciri/ciri khas teks untuk membedakannya dengan jenis teks lainnya. Dengan demikian kaidah kebahasaan kalimat tanggapan merupakan kaidah yang digunakan untuk membedakan dengan jenis soal lain dalam penulisan kalimat tanggapan.

Contoh teks tanggapan

Jadi, silakan lihat contoh teks tanggapan di bawah ini untuk pemahaman yang lebih baik.

Pesawat kepresidenan

Keinginan pemerintah Indonesia untuk memiliki pesawat kepresidenan sudah ada sejak lama. Meski reaksi masyarakat beragam, keinginan pemerintah menjadi kenyataan. Pesawat Boeing Business Jet 2 (BJJ2) 737-800 telah berada di Indonesia sejak Kamis 10 April 2014. Pesawat modern dengan anggun mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma.

Meski tidak semewah Air Force One, ia tetaplah pesawat baru dengan peralatan baru dan modern. Warna pesawat didominasi warna biru di bagian belakang dan putih di bagian lambung. Kurva merah putih sebagai pembatas dua bagian. Tulisan REPUBLIK INDONESIA terukir di sisi kanan dan kiri pesawat.

Banyak alasan kuat yang membuat saat ini bukan waktu yang tepat untuk memiliki jet kepresidenan. Alasan ekonomi karena biaya operasional pesawat sangat tinggi. Alasan sosialnya adalah para pejabat menikmati fasilitas negara yang mewah ketika rakyat tidak bisa lepas dari kemiskinan. Alasan keamanan dan politik adalah karena maskapai penerbangan komersial mampu menangani keamanan pegawai negeri dengan baik saat ini.

Memang, responden setuju dengan kesimpulan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk memiliki pesawat kepresidenan. Namun, alasan yang baik sebagai penanggulangan masalah ini juga sangat wajar. Penulis juga menambahkan bahwa pembelian jet kepresidenan sangat berkaitan dengan kebutuhan mobilitas, keamanan, kenyamanan dan efisiensi aktivitas presiden yang sangat padat.

Analisis kebahasaan teks tanggapan

Sekarang saatnya menganalisis unsur kebahasaan teks tanggapan berdasarkan contoh yang diberikan di atas. Dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan bersifat deskriptif. Penulis dengan jelas dan detail menjelaskan pandangannya tentang pesawat terbang. Jadi sepertinya pembaca bisa langsung tahu bentuk pesawat hanya dengan membaca teksnya. Perhatikan paragraf kedua.

Dalam alinea tersebut jelas disebutkan bahwa pesawat BJJ2 didominasi warna biru di bagian punggung dan putih di bagian lambung. Lalu ada kurva merah dan putih. Secara terpisah, disebutkan juga kondisi dan bentuk pesawat dengan peralatan terkini.

Ada juga kata-kata yang mengungkapkan penilaian dalam bentuk pujian atau kritik. Menurut Anda, penilaian apa yang diberikan penulis terhadap teks di atas? Ya, kritik. Coba perhatikan paragraf ketiga. Penulis mengatakan bahwa saat itu belum waktunya jet kepresidenan. Ada beberapa alasan di balik respon ini: aspek ekonomi, sosial dan keamanan.

Terakhir, ada saran dari penulis. Nasihat yang diberikan tersirat. Dengan kata lain, mereka tidak langsung menuliskan makna yang ingin disampaikan. Anda bisa mengetahuinya dengan membaca kalimat pertama paragraf terakhir. Dia mengulangi ucapannya yang meremehkan untuk menegaskan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat bagi pemerintah untuk memiliki pesawat kepresidenan.

(cr30/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved