Medan Memilih

Enam Peserta Ini Tuding Ada Kecurangan Saat Proses Rekrutmen PPS, Datangi Kantor Bawaslu Medan

Enam peserta seleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kota Medan mendatangi kantor Bawaslu Medan di Jalan Sei Bahorok, Selasa (24/1/2023).

Penulis: Anisa Rahmadani |
Tribun Medan/Anisa Rahmadani
Peserta PPS yang dinyatakan tidak lulus tes wawancara mendatangi kantor Bawaslu Medan, Selasa (24/1/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Enam peserta seleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kota Medan mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Medan di Jalan Sei Bahorok, Selasa (24/1/2023).

Keenamnya merupakan peserta seleksi PPS dari sejumlah kecamatan di Kota Medan yang dinyatakan tidak lulus.

Baca juga: KPU Medan Bakal Umumkan 453 Anggota PPS Terpilih, Edy Suhartono: Saya Harap Seluruh Peserta Bersabar

Kedatangan mereka ke Bawaslu Medan untuk melaporkan dugaan kecurangan dalam proses penyeleksian PPS Pemilu 2024 di Kota Medan.

Hanya saja saat mendatangi kantor Bawaslu tersebut mereka tidak bisa bertemu dengan Ketua Bawaslu Kota Medan Payung Harahap.

Salah satu peserta PPS yang tidak lulus dari Kecamatan Medan Selayang, Bertrand mengatakan, bahwa kedatangan dirinya bersama lima rekannya ingin mempertanyakan terkait proses rekruitment PPS tersebut. 

Dugaan kecurangan, diungkap Bertrand, bermula saat melaksanakan ujian Computer Assistant Tes (CAT). Hasil ujiannya ia berada diperingkat pertama dari 10 orang se Kecamatan Medan selayang. 

"Jadi gini sebenarnya tujuan kami ini hanya ingin mempertanyakan terkait proses penyeleksian itu seperti apa, kok bisa saya yang pada saat tes CAT saya berada diperingkat satu, tetapi ketika tes wawancara saya berada di urutan kelima," jelas Bertrand kepada Tribun Medan, Selasa (24/1/2023).

Ia menduga, ada titipan nama agar bisa menjadi panitia PPS di Kota Medan.

"Namanya ada relasi atau apalah dugaan saya itu pasti ada yang bawa titipan nama," sebutnya.

Bertrand mengatakan dirinya mengaku kecewa dengan proses rekrutmen PPS di seluruh kecamatan yang ada di Kota Medan.

"Banyak peserta yang merasa kurang adil, tapi mereka lebih memilih diam, bahkan itu saya lihat ada di beberapa kecamatan yang terpilih yang sudah berpengalaman," ucapnya. 

Jika memang pihak penyelenggara Pemilu di Kota Medan memilih yang sudah berpengalaman, kata Betrand, sebaiknya jangan membuka pendaftaran secara umum. 

"Jadi yang menjadi pertanyaan kami sebagai peserta PPS sepertinya ada indikasi kecurangan disini.untuk apa diadakan ujian secara tertulis atau komputer namun ternyata pada tes wawancara yang menentukan," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Melda, peserta yang tidak lulus dalam ujian PPS di Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

Dijelaskan Melda bahwa dirinya sudah mengetahui dan mendengar dari beberapa kenalannya yang bekerja di Bawaslu Medan, bahwa sudah ada beberapa nama titipan yang bakal terpilih menjadi anggota PPS.

"Saya juga serupa bahkan saya sudah mengetahui nama-nama yang bakal lulus dari beberapa kenalan saya di Bawaslu," jelas Melda kepada Tribun Medan.

Diceritakan Melda dirinya tidak menyesalkan bahwa ia tidak lulus PPS.

Hanya saja mengetahui adanya dugaan kecurangan, membuat ia memberanikan diri untuk menyampaikan unek-uneknya ke Kantor Bawaslu Medan.

"Yang saya permasalahkan itu sebelum wawancara online saya sudah tahu siapa yang menang dari bisikan beberapa orang," ucapnya.

Namun pada saat itu, kata Melda, dirinya tidak mempercayai hal tersebut.

"Ah bohong gak mungkinlah saya pikir begitu, jadi saya masih memiliki harapanlah seperti itu," ujarnya. 

Saat pengumuman hasil wawancara keluar, kata Melda, nama-nama yang disebutkan untuk di kelurahannya sesuai dengan yang ia ketahui sebelumnya.

Baca juga: 1.105 Peserta Lolos Tes Tertulis Calon Anggota PPS KPU Medan, Ini Jadwal dan Lokasi Tes Wawaancara

"Nama saya berada di nomor lima cadangan. Padahal pada saat ujian online saya berada diperingkat atas. Apa tidak ada pertimbangan untuk kami yang berhasil meraih peringkat atas ini," sebutnya.

Melda juga menyesalkan jika memang Penyelenggara Pemilu di Kota Medan memang sejak awal sudah menentukan peserta yang lulus, lantas kenapa dilakukan seleksi PPS terbuka untuk umum.

"Kalau memang sudah ada pesertanya jangan dibuat umum lah, kalau kaya gini gimana pemilu 2023 berjalan dengan jujur jika pada penyeleksian peserta panitia terkesan tidak adil dan banyak kecurangan," ucapnya.

Untuk itu, ia berharap agar kiranya Bawaslu Medan selaku pengawas kinerja Penyelenggara Pemilu bisa mengevaluasi ulang hasil keputusan tersebut.

"Harapannya semoga ada transparansi dalam pemilihan panitia PPS ke depannya. Sebab jika tidak ada transparansi Pemilu di tahun ini dan seterusnya tidak akan berjalan dengan baik," pungkasnya.

Diketahui, anggota PPS terpilih akan dilantik oleh KPU Medan di Hotel Le Polonia siang ini.

Tribun Medan pun masih berupaya mengkonfirmasi kepada pihak terkait, soal dugaan kecurangan perekrutan PPS di Kota Medan tersebut.

(cr5/tribun-medan.com)


Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved