Materi Belajar

Prinsip Dasar Akuntansi dalam Membuat Laporan Keuangan, Materi Belajar Ekonomi Kelas 12

Prinsip dasar akuntansi dalam membuat laporan keuangan akan dibahas pada materi belajar ekonomi kelas 12 berikut ini.

|
Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN
Prinsip dasar akuntansi dalam membuat laporan keuangan 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Prinsip dasar akuntansi dalam membuat laporan keuangan akan dibahas pada materi belajar ekonomi kelas 12 berikut ini.

Prinsip Dasar Akuntansi

Berdasarkan buku pelajaran ekonomi SMA dan MA Kelas XII dijelaskan bahwa akuntansi memiliki 10 prinsip dasar sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi. Di bawah ini adalah daftar prinsip-prinsip akuntansi.

1. Prinsip Biaya Historis

Sesuai dengan prinsip ini, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu barang harus dicatat.

Oleh karena itu, untuk memahami prinsip ini, Anda harus menghitung nilai setiap barang, jasa, atau barang lain yang diperlukan untuk memperoleh barang tersebut hingga Anda siap membelanjakannya.

Misalnya, saat membeli AC, sebaiknya Anda tidak hanya menghitung harga AC saja, tetapi juga mempertimbangkan biaya lain seperti biaya transportasi dan biaya pemasangan AC.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

Pendapatan adalah aliran masuk aset (aset) yang diperoleh dari penyerahan barang/jasa. Arus yang dihasilkan dari transaksi unit bisnis dihitung selama periode waktu tertentu.

Nah, prinsip akuntansi ini mengharuskan kita mencatat “aset” tersebut sebagai pendapatan. Misalnya, jika perusahaan kita menerima 1 juta rupiah dari hasil penjualan sebuah mobil. Artinya, selain diakui sebagai "aset", Rp 1 juta juga harus dimasukkan dalam "penghasilan".

3. Prinsip Pencocokan

Setelah memahami prinsip historical cost dan revenue recognition, selanjutnya kita akan membahas prinsip yang ketiga yaitu matching principle. Dengan kata lain, cocok artinya, seperti namanya, menyatukan atau menyatukan. Prinsip dasar akuntansi ini berkaitan dengan prinsip kedua: menjumlahkan penghasilan Anda.

Perbedaannya sekarang adalah ketika Anda berdagang, Anda mencocokkan pengeluaran yang harus Anda keluarkan dengan penghasilan Anda. Tujuannya adalah untuk dapat memastikan apakah perusahaan yang akan dihitung laporan keuangannya berada dalam situasi untung atau rugi.

Ketika pendapatan melebihi biaya, itu berarti perusahaan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, ketika pendapatan lebih kecil dari biaya, berarti perusahaan mengalami kerugian.

4. Prinsip Konsistensi

Siapa yang tidak suka melihat perubahan format dari satu periode ke periode lainnya saat membaca laporan keuangan? Karena laporan keuangan diserahkan kepada orang lain, penting untuk menulis laporan keuangan yang mudah dipahami pembaca.

Salah satu hal penting yang harus diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsistensi, yaitu konsistensi metode dan standar yang digunakan dalam proses akuntansi.

Metode dan standar yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten. Misalnya, perusahaan menggunakan sistem akrual. Nah, sistem ini tidak boleh seenaknya kompatibel dengan sistem lain karena ketidakkonsistenan dapat menyulitkan pengguna informasi akuntansi untuk membandingkan laporan keuangan dari periode yang berbeda.

5. Prinsip Pengungkapan Secara Lengkap

Mengapa Menulis Laporan Keuangan? Ya, tentu saja. Sehingga orang lain dapat menilai bahwa transaksi keuangan kita dapat dievaluasi secara transparan, lengkap dan objektif.

Prinsip ini mensyaratkan penyajian informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Mengapa? Karena pengguna informasi akuntansi mendasarkan keputusan mereka pada laporan keuangan yang lengkap. Memiliki laporan keuangan yang lengkap sangatlah penting. Karena jika tidak lengkap maka menimbulkan banyak pertanyaan tentang posisi keuangan perusahaan.

(cr30/tribun-medan.com) 
 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved