Sumut Terkini

Puncak Sinabung Diguyur Hujan Satu Jam, Aliran Lahar Dingin Terekam Mengalir di Sungai

Hingga satu jam setelah mengalirnya laharan tepatnya pukul 19.00 WIB, air bercampur material bekas erupsi masih terus mengalir.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
HO
Aliran lahar dingin dari puncak Gunung Sinabung setelah puncak gunung diguyur hujan sejak pukul 17.00 WIB. Hingga pukul 19.00 WIB, Pos PGA Sinabung mencatat laharan masih terus mengalir. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Puncak Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, diguyur hujan sejak sekira pukul 17.00 WIB sore tadi.

Setelah diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi selama satu jam, aliran lahar dingin terekam mengalir di aliran sungai yang berhulu dari gunung api tertinggi di Sumatera Utara ini.

Berdasarkan keterangan dari petugas pengamat Gunung Sinabung Armen Putra, pihaknya mencatat laharan mulai mengalir sekira pukul 17.44 WIB tadi.

Hingga satu jam setelah mengalirnya laharan tepatnya pukul 19.00 WIB, air bercampur material bekas erupsi masih terus mengalir.

"Dari catatan melalui seismik kita, laharan mulai terkam dari pukul 17.44 WIB. Sampai sekarang masih berlangsung namun sudah mengecil," Ujar Armen.

Dijelaskan Armen, dari catatan di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Sinabung aliran laharan mengalir di sisi barat gunung.

Berdasarkan laporan yang ada, ketinggian aliran laharan yang mengalir di jalur sungai di kawasan Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, mencapai satu meter.

Baca juga: Road to Sinabung Art Festival di Lau Kawar, Kenalkan Warna Budaya Karo

"Untuk laharan terekam dari sisi barat, namun getarannya belum terekam secara maksimal," Katanya.

Ketika ditanya perihal jalur yang dilintasi oleh aliran laharan ini, Armen mengungkapkan masih sama dengan sebelumnya.

Di mana, air yang bercampur dengan material berupa pasir dan batu ini mengalir mulai kawasan Desa Perbaji, hingga ke kawasan Desa Sukatendel, dan beberapa kawasan lainnya.

Lebih lanjut, Armen kembali menghimbau kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan saat musim penghujan. Terlebih, bagi masyarakat yang tinggal maupun sering beraktivitas di kawasan pinggiran sungai.

(mns/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved