TRIBUN WIKI
SOSOK Muryanto Amin Rektor Termuda yang Dilantik Mendikbudristek, Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar
Dengan tagline yang ia rumuskan, Transformation Towards the Ultimate, USU kini menjadi lembaga pendidikan yang bereputasi nasional dan internasional.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Muryanto Amin, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Politik, Senin (6/3/2023).
Muryanto yang kini menjabat sebagai Rektor USU merupakan Rektor USU termuda yang dilantik oleh Mendikbudristek, anak pasangan Muin Sudarmo (Alm) dan Ruyanti ini menamatkan gelar S1 di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) USU, gelar S2 di Magister Program Studi Ilmu Politik FISIP UI dan S3 Doktor Program Studi Ilmu Politik FISIP UI.
Pada masa kepemimpinannya sebagai rektor, Prof. Muryanto Amin telah banyak menorehkan prestasi.
Dengan tagline yang ia rumuskan, Transformation Towards the Ultimate, USU kini menjadi lembaga pendidikan yang bereputasi nasional dan internasional.

Baca juga: Ini Sosok Babay Parid Wazdi yang Diajukan Menjadi Dirut Bank Sumut
Misinya dalam lima tahun ke depan adalah membawa USU menjadi world class university.
Sebelum menjadi rektor, suami dari Novi Susanti ini pernah menjabatan sebagai Dekan FISIP USU, Dewan Riset Daerah Medan, Dewan Kota Medan dan Komisaris PTPN V.
Ayah dari Muhammad Annas Fatah Rizqin, Ramadhani Tuhva Norif dan Idra Faris ini terkenal sangat humble dan bersahabat kepada semua orang sehingga membuatnya memiliki jejaring pergaulan yang luas lintas sektoral baik nasional maupun internasional.
Pengukuhan Muryanto Amin sebagai Guru Besar Tetap USU sendiri turut dihadiri oleh para tokoh dan pejabat daerah, di antaranya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Dirjen IKP Kominfo RI Usman Kansong, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pj. Gubernur Sulawesi Barat (Dirjen Otda Kemendagri), Ketua Komisi II DPR RI, Ketua dan Sekretaris Jenderal KPU RI, Tuan Guru Besilam, Kapoldasi, Pangdam I BB, Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution dan Wakil Wali Kota Medan Aulia Rahman, Ketua DPRD Medan dan lainnya.
Sesuai dengan judul penelitiannya yang membahas mengenai Transformasi Partai Politik menjadi Organisasi Partai di Era Digital untuk Penguatan Demokrasi.
Prof. Muryanto Amin mengemukakan bahwa saat ini masyarakat sedang merasakan perubahan dunia yang sangat cepat karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Baca juga: Sosok Viktor Laiskodat, Gubernur NTT Imbang Edy Rahmayadi
"Presiden Joko Widodo selalu menyampaikan pesan tentang pentingnya kesiapan Indonesia menghadapi digitalisasi. Perspektif Presiden Jokowi terkait fenomena digital dalam pembangunan Indonesia serta keterhubungannya dengan masyarakat global, tentu sangat berkaitan dengan kesiapan negara melakukan konsolidasi demokrasi di era digital," ujarnya.
Namun, sayangnya, imbuh Prof. Mury, isu tersebut tidak pernah menjadi pembahasan yang serius dari partai politik. Isu politik digital dan partai digital masih sepi.
Prof. Mury menjelaskan, hal yang perlu dilakukan dalam transformasi partai politik menjadi organisasi partai di era digital untuk penguatan demokrasi adalah memahami digital space sebagai sebuah benguk demokrasi dan kekuasaan baru.
"Konsep ruang publik dalam makna demokrasi diartikan sebagai cara masyarakat melakukan komunikasi dan advokasi yang mendorong publik untuk berdiskusi satu sama lain secara inklusif dan deliberatif. Melalui digital space, ruang publik bisa didapatkan dan dikelola kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja," tegasnya.
(cr26/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.