Ramadan 1444 H

Masjid Agung Kabupaten Karo, Dibangun Tahun 1965, Sering Adakan Safari Ramadan

Letaknya yang strategis, menjadi saya tarik tersendiri bagi masyarakat atau pelancong saat memasuki wilayah Kecamatan Kabanjahe. 

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Suasana Masjid Agung Kabupaten Karo yang terletak di tiga persimpangan Jalan Jamin Ginting, Jalan Mariam Ginting, dan Jalan Veteran Kabanjahe. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Bagi masyarakat yang sedang berkunjung ke Kabupaten Karo terutama yang datang dari Kabupaten Simalungun, Dairi, dan satu jalur yang sama tentunya sudah tak asing lagi dengan bangunan Masjid Agung Kabupaten Karo.

Letaknya yang strategis, menjadi saya tarik tersendiri bagi masyarakat atau pelancong saat memasuki wilayah Kecamatan Kabanjahe. 

Letaknya yang berada tepat di persimpangan, membuat Masjid Agung Kabupaten Karo menjadi penanda jika sudah dekat dengan daerah wisata Berastagi.

Seperti diketahui, Masjid Agung Kabupaten Karo berada di persimpangan jalan nasional yaitu ruas jalan Jamin Ginting dengan Jalan Mariam Ginting, kemudian juga Jalan Veteran di Kabanjahe. 

Bangunan berlantai dua ini, ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang dan menjadi saksi serta bukti penyebaran agama islam di Kabupaten Karo.

Dibangun sejak tahun 1965, bangunan Masjid Agung Kabupaten Karo sempat mengalami perubahan hingga saat ini. 

Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Masjid Agung Kabupaten Karo Aswin Ginting, mengungkapkan dibangunnya masjid ini pertama kali oleh semangat umat muslim khusunya di Kabanjahe. Dirinya menjelaskan, awal mula didirikannya masjid ini bernama Masjid Raya Kabanjahe. 

"Masjid ini pertama kali dibangun tahun 1965, dari wakaf Wan H Komarudin Barus sebagai ketua panitia. Dulu namanya masih Masjid Raya Kabanjahe, kemudian dibentuk panitia yang memfasilitasi pembangunan selanjutnya pada tahun 1975 diresmikan oleh Menteri Agama," Ujar Aswin, saat ditemui di Masjid Agung Kabupaten Karo, Selasa (4/4/2023). 

Berdasarkan sejarah yang ada, diketahui sejak pertama kali dibangun Masjid Agung Kabupaten Karo masih memiliki bangunan satu lantai.

Meskipun dindingnya sudah terbuat dari beton kokoh, namun pada bagian lantainya masih terbuat dari susunan papan khas bangunan jaman dulu. 

"Dulu ini tanah kosong, kemudian dibangun masjid masih satu lantai. Kemudian di sebelah depan itu ada sekolah, tapi sekarang sudah dipindah," Ucapnya. 

Selanjutnya, pada tahun 2010 lalu Masjid Agung Kabupaten Karo mengalami perubahan besar di mana seluruh bangunannya direnovasi dan diperbaharui.

Saat itu, program renovasi Masjid Agung Kabupaten Karo digagas oleh AMS Kaban, Mulia Purba, dan Letkol Inf A Hidayat. 

"Pada tahun 2010 dilakukan renovasi, hingga bangunannya bertahan sampai sekarang ini. Di situlah namanya juga berganti menjadi Masjid Agung," Katanya. 

Dulunya, saat awal mula renovasi Masjid Agung Kabupaten Karo memiliki bangunan khas Karo yaitu sapo angin yang terletak di beberapa sisinya.

Namun sayang, hingga saat ini bangunan tersebut sudah tidak ada lagi dikarenakan beberapa kondisi. 

Dijelaskan Aswin, awal mula masjid yang ada di Kabupaten Karo itu adalah Masjid Lama yang dibangun pada tahun 1902.

Kemudian, seiring perkembangan masyarakat dan banyaknya umat muslim di Kabanjahe maka dibangunlah Masjid Agung Kabupaten Karo

Ketika ditanya perihal aktivitas khusus selama bulan suci ramadhan, Aswin mengaku jika adapun kegiatan yang berbeda dari bulan lainnya ialah banyaknya aktivitas ibadah tambahan.

Mulai dari kajian sebelum buka puasa, selanjutnya kultum setelah waktu sahur, hingga aktivitas safari ramadhan ke beberapa wilayah. 

"Kalau safari ramadhan, kita kunjungan ke beberapa wilayah terutama yang umat muslimnya bisa dikatakan minoritas. Nanti kita bawa cindera mata untuk pengurus masjidsekitar," Ungkapnya. 

Dengan letak yang strategis ini, Masjid Agung Kabupaten Karo menjadi pilihan bagi musafir saat melakukan perjalanan dan melintas di Kabanjahe.

Tak hanya untuk singgah beribadah saat waktu-waktu shalat, banyak juga para musafir yang memilih istirahat sejenak sebelum kembali melanjutkan perjalanannya. 

"Banyak juga musafir yang singgah ke sini, terutama di waktu-waktu shalat. Setelah shalat, mereka bisa istirahat dan makan dulu sebelum lanjut jalan lagi," Pungkasnya.

(mns/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved