Ramadan 1444 H

Masjid Raya Al-Hasanah, Berada di Jantung Kota Pangururan Samosir, Dibangun Tahun 1975

Berada di pinggir Danau Toba, masjid ini dihiasi pepohonan uang berada di samping dan depan gedung, tepatnya di seberang jalan. 

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/MAURITS
Masjid Raya Al-Hasanah Pangururan, Samosir.   

TRIBUN-MEDAN.com, PANGURURAN - Di jantung Kota Pangururan, Samosir sebuah masjid berdiri kokoh.

Arealnya berdekatan dengan rumah dinas Bupati Samosir dan sejumlah perkantoran.

Berada di pinggir Danau Toba, masjid ini dihiasi pepohonan uang berada di samping dan depan gedung, tepatnya di seberang jalan. 

Walau berada di pusat kota, lingkungan Masjid Al-Hasanah ini tetap tenang.

Masjid yang dibangun pada tahun 1975 ini ternyata awalnya adalah sebuah musala bagi prajurit TNI yang tengah bertugas di Samosir

Seorang TNI yang berpangkat kapten tengah bertugas di Samosir.

Saat itulah, ia ingin sekali membangun musala sebagai tempat berdoa bagi kaum muslim di Pangururan, khususnya prajurit TNI. 

Ketua BKM Mesjid Raya Al-Hasanah Pangururan Sutan Hermanto Hutagalung menguraikan sejarah singkat mesjid tersebut.

Perkembangan mushola menjadi mesjid, ia yakini sebagai mukjizat yang nyata. 

"Kapten Edi Sudrajat atau Jenderal Edi Sudrajat, mantan Kasad TNI yang berpangkat kapten dulunya bertugas mendirikan musala di sini waktu para prajurit bertugas sementara di sini," ujar Ketua BKM Masjid Al Hasanah Pangururan Sutan Hermanto Hutagalung, Jumat (14/4/2023). 

"Selanjutnya, beberapa orang tetap setia mempertahankan mushola ini dan keagamaannya. Lalu, sejumlah umat Islam pendatang ke Samosir ini mencari nafkah melalui jualan kuliner dan tilam," terangnya. 

Lalu, musala tersebut diperjuangkan agar dibangun karena pertambahan jumlah umat mulai muncul.

Sejumlah pedagang kuliner dan perabot rumah tangga mulai berdatangan dari Pulau Jawa ke Samosir

Selain itu, para pekerja baru bata yang datang dari Pulau Jawa dan daerah lain pun menambah populasi umat muslim di Samosir

"Seorang putra asli Samosir, tepatnya di Harian Boho yang datang dari Medan yang bernama Profesor Aslim Sihotang. Dialah yang memperjuangkan pembangunan musala ini," terangnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved