Arus Balik Lebaran
Arus Balik Lebaran, KAI Divre I Sumut Sudah Berangkatkan 16.859 Penumpang
Hingga hari ini peningkatan animo masyarakat dalam menggunakan kereta api masih terjadi, tercatat sebanyak 9.000 tiket telah terjual.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, telah memberangkatkan sebanyak 16.859 penumpang selama arus balik Lebaran 2023.
Manager Humas KAI Drive I SU, Anwar Sholikin menyampaikan, arus balik terjadi sejak tanggal 24 April dan puncaknya pada tanggal 25 April 2023.
"Total tiket KA jarak jauh yang terjual selama masa angkut lebaran sendiri sebanyak 103.111, sedangkan yang lokal terjual sebanyak 82.186 tiket," ujarnya kepada Tribun Medan, Rabu (26/4/2023).
Hingga hari ini peningkatan animo masyarakat dalam menggunakan kereta api masih terjadi, tercatat sebanyak 9.000 tiket telah terjual.
"Jumlah penumpang masih bisa bertambah karena pemesanan tiket masih berjalan sampai dengan keberangkatan nanti malam," jelasnya.
Pada moment Lebaran ini beberapa rute favorit atau yang paling banyak mengangkut penumpang yakni rute Medan - Tanjungbalai dan Medan - Rantau Prapat.
PT KAI sendiri di tahun 2023 ini telah menyiapkan 384.430 tiket, dengan menyediakan armada Lokomotif sebanyak 31 unit, dan 70 kereta.
Pada masa Angkutan Lebaran ini operasional kereta api setiap harinya masih tinggi. Terdapat 14 perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ), 24 perjalanan KA lokal, dan 6 KA Barang.
Mengingat masih tingginya aktivitas tersebut, PT KAI Divre I SU juga mengimbau kepada para pengendara yang melintasi pelintasan sebidang saat arus balik mudik lebaran agar lebih berhati-hati.
"Jangan berupaya untuk memaksa atau menerobos jika sirine berbunyi dan palang pintu pelintasan sudah tertutup. Hal ini demi keselamatan perjalanan kereta api juga keselamatan bagi si pengguna jalan," ucap Anwar.
Perlu diketahui perlintasan sebidang merupakan perpotongan antara jalur kereta api dan jalan yang dibuat sebidang.
Perlintasan sebidang tersebut muncul dikarenakan meningkatnya mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan yang harus melintas atau berpotongan langsung dengan jalan kereta api.
"Tingginya mobilitas masyarakat dan meningkatnya jumlah kendaraan yang melintas memicu timbulnya permasalahan yaitu terjadinya kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang," pungkasnya.
Divre I SU mencatat terdapat 121 perlintasan sebidang yang resmi dan 275 perlintasan sebidang yang tidak resmi. Sedangkan perlintasan tidak sebidang baik berupa flyover maupun underpass berjumlah 34.
(cr26/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.