Sumut Terkini

Tosa Ginting Otak Pelaku Pembunuhan Mantan Anggota DPRD Langkat Diadili, Saksi Beberkan Fakta Ini

Pemeriksaan saksi berawal dari Susilawati selaku Kepala Desa Besilam Bukit Lembasa, yang juga merupakan adik ipar Paino.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANIL
Luhur Sentosa Ginting alias Tosa Ginting otak pelaku pembunuhan mantan anggota DPRD Langkat, Paino, menjalani sidang secara video teleconfrence di PN Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (4/5/2023).   

JPU kembali bertanya kepada Susilawati soal warung kopi yang berada di Dusun I, Desa Besilam Bukit Lembasa, yang disinggahi sebelum Paino tewas ditembak. Susilawati menjelaskan, jika warung kopi itu sering dikunjungi korban jika sepulang dari ladang. 

"Kalau mau ke warung kopi itu, pasti melintasi tempat kejadian penembakannya Pak Paino," ujar Susilawati.

Sedangkan itu, penasehat hukum terdakwa Minola Sebayang mencecar sejumlah pertanyaan ke saksi Susilawati. 

Minola pun bertanya soal letak luka tembak, dan autopsi korban di RS Bhayangkara Kota Medan.

"Dada kanan terkena tembak, di autopsi ke RS Bhayangkara permintaan keluarga," ujar Susilawati menjawab pertanyaan penasehat hukum terdakwa.

Susilawati pun menjelaskan, jika dirinya lah yang melaporkan kejadian yang dialami Paino ke Polres Langkat pada pukul 02.30 WIB, setelah korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi. 

Sementara itu, Nilawati istri Paino dalam kesaksiannya mengatakan hal yang serupa. Tak berbeda jauh dengan apa yang dikatakan saksi Susilawati.

Luhur Sentosa Ginting alias Tosa Ginting otak pelaku pembunuhan mantan anggota DPRD Langkat, Paino, menjalani sidang secara video teleconfrence di PN Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (4/5/2023).
 
Luhur Sentosa Ginting alias Tosa Ginting otak pelaku pembunuhan mantan anggota DPRD Langkat, Paino, menjalani sidang secara video teleconfrence di PN Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (4/5/2023).   (TRIBUN MEDAN/ANIL)

Nilawati mengatakan, jika dirinya pertama kali mengetahui suaminya dibunuh dari seorang temannya bernama Manurung. Namun pada saat itu, Manurung tidak berani mengatakan jika Paino tewas dibunuh, melainkan jatuh dari sepeda motor.

Mendapat kabar tersebut, Nilawati pun bergegas pergi ke lokasi kejadian bersama anaknya bernama Dika Syahputra mengendarai mobil Pajero Sport.

"Lokasinya gelap yang mulia dan sudah ramai orang, saya bisa mengenali suami saya. Posisinya telentang, dan Saya sempat berpikir sepertinya sudah tidak bernyawa. Tapi saya percaya masih bisa tertolong, maka saya bawa ke rumah adik saya Susilawati," ujar Nilawati. 

Paino pun langsung diangkat oleh anaknya serta dibantu beberapa warga untuk dimasukkan ke dalam mobil. 

"Suami saya direbahkan dibangku dan saya pangku bagian kepala. Ada luka dan darah pada bagian dada kanannya. Cuma gak nampak lukanya tertutup baju. Saya terus mendampingi suami, cuma saya gak fokus lagi," ujar Nilawati. 

Nilawati mengatakan hal serupa, jika autopsi di RS Bhayangkara ialah inisiatif keluarganya. 

"Setelah dari RSU Putri Bidadari, saya dan anak-anak langsung ke RS Bhayangkara membawa suami saya untuk autopsi, begitu sampai langsung masuk ke kamar mayat," ujar Nilawati. 

"Saat di RSU Putri Bidadari dibuka bajunya dan celana, ada ditemukan proyektil setelah pakaian dalamnya dibuka," sambungnya. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved