Ketersediaan Hewan Kurban Surplus, Faktor Kesehatan Jadi Pantauan 

TRIBUN-MEDAN.com, LUBUKPAKAM - Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang mencatat ketersedian hewan kurban di wilayahnya masih kategori surplus. Artinya kebutuhan hewan kurban baik sapi, domba mau pun kambing ketersediaannya melebihi cukup. Seluruh hewan merupakan hewan lokal, bukan impor.

"Kondisi ketersediaan kita masih kategori surplus. Kalau dilihat dari populasi kita njunlahnya ada 103 ribu. Untuk hewan kurban 100 persen produk lokal semua," ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian Deliserdang, Refly Sofyan Siregar, Jumat (9/6/2023). 

Refly mengatakan, pada tahun 2022, tercatat ada 7.229 ekor sapi yang disembelih pada saat Hari Raya Idul Adha. Kemudian untuk domba ada 5.192, kambing 525, dan kerbau 1 ekor. Jumlah itu lebih banyak dari tahun 2021. 

"Untuk tahun lalu Kecamatan Percut Seituan yang paling banyak menyembelih. Untuk sapi saja di sana ada 2.116 ekor yang disembelih dan domba 1.262 ekor. Kalau populasi paling banyak masih dari Hamparan Perak baru di Percut Seituan," kata Refly. 

Baca juga: Syarat-syarat Hewan Kurban Idul Adha, Penting Perhatikan 6 Hal Ini

Dari pengamatannya, untuk harga hewan kurban pada tahun ini mengalami penurunan. Hal tersebut karena pihak yang berkurban juga berkurang jika dibandingkan tahun sebelumnya. Naiknya harga kebutuhan pokok dan menghadapi tahun ajaran baru sekolah diduga menjadi salah satu faktor berkurangnya orang yang berkurban. 

"Yang biasanya ikut berkurban tahun semalam kini nggak ikut lagi. Karena alasan yang kita survei dan tanyakan karena semua mahal, mulai dari beras sampai telur. Harga tahun lalu untuk sapi daging 70 kilogram itu mulai Rp 13,5 juta sampai Rp 14 juta. Sekarang bermain dari Rp 12 juta sampai Rp 12,5 juta," kata Refly. 

Kesehatan hewan kurban termasuk dalam pantauan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang. Pihak dinas menyebut, setiap peternak yang mau jual ternaknya untuk kurban juga bisa diperiksa di lapangan. Apabila memang sehat akan diberikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). 

"Tujuannya supaya mereka lancar di jalan. Kalau ada yang minta diperiksa kita datangi. Tapi kita juga ada turun langsung ke pedagang sapi. Yang kita periksa dari tampilan luar ada tidak kira-kira yang mencurigai penyakit dan segala macam. Yang tidak boleh dikonsumsi itu bisa diketahui apabila sudah dibelah baru kemudian bisa tampak. Contohnya penyakit cacing hati itu kan berbahaya karena kalau nanti hatinya direbus telurnya itu masih hidup yang mengonsumsinya," kata Refly.

Peternak Mulai Terima Pesanan 

Meski pun Hari Raya Idul Adha lebih dari tiga pekan lagi, namun masyarakat sudah mulai mencari hewan ternak untuk kebutuhan kurban. Sapi, kambing atau domba, sudah mulai diburu agar tidak kehabisan stok saat nanti mendekati Idul Adha. 

Salah satu peternak sapi di Kabupaten Karo, Imanuel Sembiring mengaku, saat ini sudah ada masyarakat yang memesan sapi untuk kebutuhan kurban. Namun, ia menjelaskan, sampai sekarang belum melihat adanya lonjakan pemesanan. 

"Sudah mulai ada lah satu-satu yang mesan. Ya masih pelanggan kita yang memang setiap tahun pesan," ujar Imanuel, Kamis (8/6/2023). 

Ia menjelaskan, biasanya lonjakan pemesanan terjadi mulai dua pekan sebelum perayaan Hari Raya Idul Adha.
"Paling satu atau dua minggu sebelum hari raya baru nampak peningkatannya," ucapnya. 

Meskipun belum banyak pemesanan, ia sudah mulai mencari sapi-sapi untuk memenuhi pesanan. Untuk pasokan, biasanya dari para peternak lokal di berbagai daerah di Kabupaten Karo. 

"Paling kita dari peternak sini, karena memang sudah ada yang mempersiapkan sapinya untuk kurban. Jadi pasokan kita sapi-sapi asli sini," katanya.

Ketika ditanya banyak sapi yang akan dipersiapkan, jika sama seperti tahun-tahun sebelumnya ia akan memasok sekitar 60 ekor sapi.(mns)