Yayasan Cetiya Atmavichara, MBI dan Penyelenggara Buddha Kota Medan Peringati Trisuci Waisak 2023

Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak 2567 BE/2023 diadakan Pengurus Cetiya Atmavichara pada Kamis (8/6/2023). Peringatan Trisuci dimulai dengan barisan

|
HO
Pesan Waisak 2023 Sangha Agung Indonesia oleh Antoni. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak 2567 BE/2023 diadakan Pengurus Cetiya Atmavichara pada Kamis (8/6/2023). Peringatan Trisuci dimulai dengan barisan amisa puja memasuki baktisala.

Kemudian diikuti penyalaan lilin pancawarna oleh Suryani Saleh dan Sumarno Kie, mewakili umat Buddha yang hadir, Pengawas Yayasan Atmavichara, Wincent, anggota Lembaga Kepanditaan Majelis Buddhayana Indonesia Kota Medan, Antoni, dan Penyelenggara Buddha Kota Medan, Dwiyanti, S.Ag., M.Pd.

Puja bakti dipimpin oleh seorang Pandita Buddhayana, U.P. Magga Panno Johny dan didampingi oleh penerjemah, Santy, S.E., tahun ini menggunakan 2 (dua) metode puja, yaitu membacakan Paritta dan Sutra.

Kutipan dari Pesan Waisak 2023 Sangha Agung Indonesia, sebagaimana yang dibacakan oleh anggota Lembaga Kepanditaan Majelis Buddhayana Indonesia Kota Medan, Antoni, meyampaikan bahwa perumah tangga yang telah mengembangkan keharmonisan dalam diri hendaklah mengembangkan keharmonisan dalam berkeluarga dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban sebaik mungkin.

Foto bersama, barisan amisa puja, Pengurus Yay. Atmavichara,
Foto bersama, barisan amisa puja, Pengurus Yayasan Atmavichara, Pengurus MBI dan Penyelenggara Buddha Kota Medan.

Seperti yang tercatat dalam Sigalovada Sutta (D.III.180-193), Buddha menyampaikan tugas dan kewajiban bagi orang tua, guru, istri, anak, sahabat, teman, para pekerja, pertapa dan brahmana agar terjalin keharmonisan dalam berkeluarga.

Setelah keharmonisan dalam diri sendiri dan keluarga dikembangkan, kita perlu mengembangkan keharmonisan dalam bermasyarakat. Keharmonisan dalam bermasyarakat dapat dicapai dengan mengembangkan Tri Kerukunan Umat Beragama sebagai wujud toleransi dalam beragama.

Kerukunan dalam internal umat beragama, kerukunan antar umat beragama dan kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah adalah perwujudan kebersamaan dalam perbedaan yang merupakan implementasi nyata dari semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”.

Arahan dan bimbingan dari Penyelenggara Buddha Kota Medan, Dwiyanti, S. Ag., M. Pd.
Arahan dan bimbingan dari Penyelenggara Buddha Kota Medan, Dwiyanti, S. Ag., M. Pd.

Sementar Penyelenggara Buddha Kota Medan, Dwiyanti, menyampaikan bahwa diri sendiri adalah sumber awal keharmonisan, dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Bahwa anak harus dididik Buddha Dharma dengan baik, agar pondasinya baik. Dengan mengajak anak anak ke Sekolah Minggu Buddhis dengan pembelajaran yang happy, membangun kesadaran dan semangat melalui lagu dan permainan. Biarkan anak-anak belajar Buddha Dharma tanpa paksaan, tanpa ketakutan. Bangun kepribadian berlandaskan Buddha Dharma, mulai dari anak-anak.

“Supaya anak-anak tumbuh dengan kualitas yang baik, perlu meningkatkan tiga hal, yaitu: IQ (intelligence quotient), EQ (emotional quotient), SQ (spiritual quotient). Dengan demikian maka perkembangan mental dan spiritual yang dibarengi dengan kecerdasan otak, maka anak-anak akan menjadi manusia yang kuat dan lembut, sehingga mampu bertahan dan beradaptasi dalam segala situasi,” ujar Dwiyanti. 

(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved