Kembangkan Potensi Candi Bahal, Kadisbudpar Sumut Sambut Hangat Kunjungan Perwakilian Umat Buddha

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut menerima kunjungan perwakilian umat Buddha terkait beberapa hal penting tentang Candi Baha

HO
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara menerima kunjungan perwakilian umat Buddha terkait beberapa hal penting tentang Candi Bahal. Pertemuan yang diinisiasi oleh tokoh masyarakat Sumatera Utara yang tidak asing lagi, Parlindungan Purba, S.H., M.M, Selasa pagi (13/06/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara menerima kunjungan perwakilian umat Buddha terkait beberapa hal penting tentang Candi Bahal. Pertemuan yang diinisiasi oleh tokoh masyarakat Sumatera Utara yang tidak asing lagi, Parlindungan Purba, S.H., M.M, Selasa pagi (13/06/2023).

“Saat saya menghadiri Peringatan Waisak di Candi Bahal, 4 Juni lalu. Saya sempat berdiskusi dengan Bapak Pembimas Buddha, Budi Sulistiyo tentang pelestarian Candi Bahal dan mengembangkan potensi yang ada sehingga bermanfaat tidak hanya Umat Buddha di Sumatera Utara tapi Indonesia pada umumnya serta untuk masyarakat di sekitar Candi. Ini harus kita perhatikan dan pikirkan bersama bagaimana tata laksanakan yang sesuai dengan Undang Undang Cagar Budaya. Bupati juga sangat welcome untuk pengembangan,” ujar Parlindungan.

ggfftr66
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara menerima kunjungan perwakilian umat Buddha terkait beberapa hal penting tentang Candi Bahal. Pertemuan yang diinisiasi oleh tokoh masyarakat Sumatera Utara yang tidak asing lagi, Parlindungan Purba, S.H., M.M, Selasa pagi (13/06/2023).

Menyambung apa yang telah disampaikan Parlindungan, Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Eddy Sujono menjelaskan bahwa adanya himbauan dari Departemen Agama, khususnya Direktorat Bimbingan Masyarakat Buddha agar umat Buddha di seluruh Indonesia agar memanfaatkan situs-situs Candi peninggalan nenek moyang kita (Indonesia) dengan tujuan ikut melestarikan peninggalan purbakala yang harus kita jaga dan untuk menumbuhkembangkan keyakinan umat Buddha di Indonesia agar lebih sentral ke Indonesia. Karena Indonesia menjadi tempat budaya dan spiritual agama Buddha yang cukup terkenal termasuk Candi Borobudur.

“Kenapa kami memilih Candi Bahal karena secara infrakstruktur gampang diakses. Ada sedikit yang kami sesalkan, kami menjumpai hal-hal yang tidak sepantasnya ditemukan dalam lingkungan Candi, mohon bantuan dari Bapak bagaimana caranya ada sebuah sistem pengawasan terhadap Candi Candi yang kami sucikan. Bagaimana mengembalikan energi positif disekitar Candi,” ujar Eddy, yang juga adalah Dewan Pengawas di Permabudhi (Persatuan Umat Buddha Indonesia) Provinsi Sumatera Utara. Eddy juga menambahkan bahwa MBI pernah mendatangkan delegasi 12 negara ke Candi Bahal dalam rangka International Lay Buddhist Forum yang diadakan di Padang Sidempuan pada 2016 lalu.

Sementara, Ketua Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) Provinsi Sumatera Utara, Brilian Moktar, menyampaikan kita, Umat Buddha bersama Pemerintah, mengembangkan jaringan luar negeri sehingga, dunia membanjiri Candi yang ada di Sumatera Utara. Sebagaimana ramainya kunjungan terhadap Candi yang ada di Palembang, Jambi, dan Pekan Baru, serta Jawa. Bagaimana membangun fasilitas di sekitar Candi sehingga umat dan wisatawan yang berkunjung ke Candi terlayani dengan baik. Tersedianya akomodasi dan konsumsi yang memadai sehingga mendukung kunjungan. Adanya agenda Umat Buddha yang dapat dicanangkan setiap tahunnya, untuk menarik kunjungan umat Buddha dari seluruh daerah, maupun dunia. “Kami siap bergandengan tangan dengan Pemerintah, baik Pusat dan Daerah untuk mengembangkan wacana ini,” ujar Brilian.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah II, Sukronedi, S.Si., M.A. menyampaikan bahwa perayaan waisak di daerah Jawa lebih maju karena didukung oleh pemahaman dan kesadaran masyarakat sekitar Candi, mereka mendapatkan dampak ekonomis dari perayaan perayaan. “Untuk pengembangan Bahal, kalua bisa kita berkunjung ke sana melihat kondisi lapangan apa yang bisa kami lakukan," ujar Sukronedi.

“Nanti segera kita akan berkoordinasi dengan kabupaten, karena peran kabupaten juga sangat penting. Nanti kita akan segera buat masterplan. Bagaimana supaya Candi itu fungsi yang sebenarnya tetap dilaksanakan. Sehingga nanti memberikan multiplier effect kepada masyarakat,” ujar Zumri Sulthony, S. Sos., M.Si., Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved