Berita Viral
Pengakuan Bocah 13 Tahun: Diberi Jatah 3 Bungkus Rokok Tiap Hari oleh Ayahnya Agar Tetap Mondok
Pengakuan bocah 13 tahun mendapatkan jatah rokok 3 bungkus dari orangtuanya setiap hari.
TRIBUN-MEDAN.com - Pengakuan bocah 13 tahun mendapatkan jatah rokok 3 bungkus dari orangtuanya setiap hari.
Pemberian rokok tiga bungkus ini sebagai sogokan agar bocah itu betah di pondok pesantren.
Video pengakuan sang bocah santri itu pun viral di media sosial menampilkan percakapan antara perekam dengan dirinya.
Bocah di bawah umur ini mengaku rutin diberi rokok oleh orang tuanya agar betah berada di pondok pesantren.
Dilansir dari Tribun Jateng, dalam video tersebut tampak sang bocah memegang sebungkus rokok.
Saat ditanya, bocah tersebut juga tengah asyik menghisap rokoknya.
"Dek niku rokok e rokok nopo niku. Cubi dibuka.
(Dek itu rokoknya rokok apa itu? Coba dibuka)" tanya sang perekam video.
Bocah tersebut lalu mengambil rokoknya dan memperlihatkan ke pria di depannya.
"Sehari berapa bungkus habisnya?" tanya sang perekam video lagi.
"Tigo (tiga)" jawab si bocah.
"Sehari tiga bungkus?" tanya perekam kaget.
Baca juga: Gebyar Promo Spesial, Lengkapi Kebutuhan Gadget Bersama Gramedia Back to School
Baca juga: Gaya Jusuf Hamka Jualan Nasi Kuning di Depan Kantornya : Kalau Punya Utang Jangan Songong
Bocah tersebut pun mengangguk tanda membenarkan.
"Nak isi Sampoerna Mild 3, nek Surya 4," imbuh sang bocah.
Bocah tersebut mengaku jika sang ayah memberikan uang saku sesuai jumlah yang ia minta,
Sehingga dirinya merasa tak akan kekurangan.
"Terus bapak e nak maringi sangu pinten niku, pripun?
(Terus ayahnya kalau ngasih uang saku gimana itu?)" tanya sang perekam.
"Sak nyuwun e kulo. (Semintanya saya)" jawab si bocah.
Perekam video pun semakin kaget.
"Sing penting gelem mondok. (Yang penting mau mondok)" ucap bocah tersebut.
"Istimewa," ucap perekam video terheran-heran.
Saat ditanya, bocah usia 13 tahun tersebut mengaku berasal dari Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, dalam seminggu bocah tersebut dijatah ayahnya dua slop rokok.
Kadang ia juga dijatah rokok Sampoerna Mild 3 slop oleh orang tuanya.
Sang bocah mengaku jika dirinya kini masih mengaji Alquran.
Namun hingga kini belum diketahui identitas lengkap dari bocah tersebut.
Sementara itu seorang bocah berusia tujuh tahun berinisial AG asal Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, disebut menjadi pencandu rokok.
Bocah tersebut menjadi perokok setelah diduga sering menjadi korban bullying atau perundungan oleh anak-anak yang mengajaknya merokok saat masih berusia tiga tahun.
Kenyataan yang memprihatinkan ini diungkapkan oleh Koordinator Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kabupaten Indramayu, Adi Wijaya.
Adi Wijaya mengungkapkan rasa prihatin yang cukup mendalam atas kasus ini.
Adi Wijaya mengetahui kasus ini pada November 2022 setelah mendapatkan laporan dari warga ada anak usia tujuh tahun yang sudah menjadi perokok.
Dalam satu hari, lebih dari lima batang habis diisap.
"Awalnya, kami mendapat laporan dua bulan lalu, sekitar November, dari Puskesmas setempat."
"Pak Adi, kami dari Pemdes dan Puskesmas, meminta bantuan untuk bisa menyelamatkan anak yang pencadu rokok."
"Karena sudah tidak bisa terbendung lagi kencaduannya," kata Adi Wijaya saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (11/1/2023) malam.
Melalui laporan mereka, Adi menjelaskan, anak berusia tujuh tahun ini kerap marah apabila diperingati soal rokok.
Bahkan dia berani memukul apabila rokok yang sedang menyelip di jari jemarinya diambil oleh warga.
Berdasarkan cerita dan laporan mereka, Adi menambahkan, anak ini juga lebih sering bermain di luar rumah dengan jarak yang jauh.
Dia berjalan kaki sendirian menuju beberapa tempat.
Hingga terkadang warga menemukan anak itu di luar rumah saat dini hari.
Sang anak diduga mengenal rokok karena dikenalkan atau di-bully oleh anak sekitar.
Adi mengaku sangat kaget sekaligus kian prihatin saat mengetahui ibu kandung si anak disebut merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Anak itu kemudian ditinggal ibunya sejak masih berusia tiga tahun.
Bapaknya pun sudah berusia sepuh, sekitar 80 tahun, tanpa penghasilan.
Pemerintah desa, kecamatan, serta Puskesmas setempat miris melihat kondisi tersebut.
Mereka bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) untuk memberikan pertolongan kepada anak tersebut.
Adi langsung menghubungi UPT Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak (PPSGRA) Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Subang.
Namun sebelum AG diberangkatkan, mereka meminta Adi dan tim puskesmas melakukan pemeriksaan kejiwaan sang anak.
"Kami sudah koordinasi dan yayasan meminta kami periksa kejiwaan. Hasilnya bagus, AG tidak ada ODGJ-nya, tetapi dia aktif sekali."
"Pihak yayasan langsung membawa AG ke yayasan untuk rehabilitasi," katanya.
Kini Adi merasa bahagia karena kondisi anak tersebut perlahan membaik.
Dalam penanganan UPT PPSGRA Provinsi Jawa Barat, anak itu mengalami perkembangan pesat.
Dia kini mengeyam pendidikan dan bergaul dengan anak-anak di sekitarnya.
"Perkembangannya luar biasa, Alhamdulillah, sudah didaftarkan sekolah TK, ikut pengajian di yayasan, dan sudah membaur, dan perubahan karakter drastis lebih baik," kata Adi.
(*)
Berita sudah tayang di tribunnews.com
bocah 13 tahun mendapatkan jatah rokok 3 bungkus d
pondok pesantren
Pemberian rokok tiga bungkus
Tribun-medan.com
Alasan KPK Belum Tetapkan Tersangka Korupsi Haji, Sebut Ada Ratusan Travel Haji Terlibat |
![]() |
---|
Mendadak Horor Rekonstruksi Mutilasi Tiara Angelina, Pintu Kamar Kos Buka-Tutup Sendiri |
![]() |
---|
Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk Viral, Ini Arti dan Aturan Penggunaan Strobo |
![]() |
---|
Anggarannya Triliunan, Menguak Penyebab Siswa Keracunan Massal Usai Santap Makanan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Terungkap Identitas 4 Pendemo yang Hilang, 2 Orang Sudah Ditemukan Eko dan Bima |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.