Berita Viral
Jawaban Menohok Moeldoko Tanggapi Pecatan TNI Ruslan yang Siap Mati Demi Demokrat & Cap Jempol Darah
Jawaban Menohok Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menangapi pernyataan Eks perwira TNI Ruslan Buton yang siap mati demi Demokrat dan gelar aksi
Dalam KLB itu, Moeldoko didapuk sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Akan tetapi, AD/ART Demokrat kubu Moeldoko tidak diterima Kementerian Hukum dan HAM. Kepengurusan resmi Demokrat pun masih dipegang oleh AHY.
Meskipun demikian, Moeldoko tidak menyerah dan menggugat ke PTUN. Usai gugatan di PTUN ditolak, Moeldoko mengajukan PK ke MA.
Sementara itu, sebelumnya, Eks perwira TNI Ruslan Buton mengaku siap mati dan pasang badan sampai titik darah penghabisan untuk melawan upaya perebutan atau pengambilalihan Partai Demokrat oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Ruslan Buton yang dipecat dari TNI AD karena melakukan pembunuhan di Sulawesi Tenggara pada 2017 lalu itu mengatakan apa yang dilakukan Moeldoko dengan melakukan Peninjauan Kembali ke Mahmakah Agung (MA) atas AD/ART Partai Demokrat adalah bentuk kesewenang-wenangan dan arogansi pengusa.
Selain itu, Ruslan Buton yang juga sempat divonis 7 bulan penjara karena meminta Jokowi mundur dalam video yang viral pada 2020 lalu, merasa upaya Moeldoko ini adalah salah satu cara menjegal pencapresan Anies Baswedan.
Baca juga: Demokrat dan PDIP Kian Mesra, Puan Maharani Ungkap Hubungannya dengan AHY Bak Kakak-Adik
"Saya hormat dengan beliau, karena latar belakang dengan saya sama. Dan beliau adalah mantan pimpinan saya. Tetapi ketika beliau melakukan tindakan konyol di situ, arah kami berseberangan. Dan itulah yang mendorong saya untuk bergabung dengan Partai Demokrat," kata Ruslan Buton dalam tayangan di akun YouTube @nuli, yang dilihat Wartakotalive.com, Minggu (18/6/2023).
Ruslan Buton mengatakan dirinya tidak ingin melihat ketidakadilan dan kesewenang-wenangan.
"Apa yang mereka lakukan, seolah-olah republik ini milik mereka sendiri, dan ini tidak bisa," katanya.
Apalagi menurut Ruslan sebelumnya semua yang diajukan Moeldoko untuk merebut Partai Demokrat selalu ditolak oleh pengadilan.
Baca juga: Pertemuan Puan-AHY untuk Gertak Nasdem? Ini Penjelasan Partai Demokrat
Namun katanya jika penguasa memaksakan kehendaknya, Ruslan Buton mengaku siap mati dan pasang badan sampai titik darah penghabisan.
"Jika semua ini dipaksakan dan terjadi. Maka saya siap mati dan pasang badan sampai titik darah penghabisan, untuk menyelamatkan Partai Demokrat," kata Ruslan Buton.
Ia juga meminta semua kader Partai Demokrat bertahan melawan upaya Moeldoko, apapaun yang terjadi.
"Kita harus sepakat untuk bertahan menyelamatkan Partai Demokrat, apapun yang terjadi." ujarnya.
"Mahkamah Agung adalah lembaga hukum yang sangat independe, yang sangat paham apa yang harus dia lakukan. Yang dibutuhkan tanpa kompromi tanpa tekanan. Namun saya peringatKan bahwa ketika itu dipaksakan mendukung berpotensi membuat suatu kegaduhan," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.