Berita Viral

TKW Asal NTB Jadi Korban Kekerasan Majikannya di Libya, Kepala Dipukul hingga Tangan Dicambuk

Diketahui, TKW yang mendapat kekerasan dari majikannya itu bernama Sri Muliemi warga Desa Bojen, Desa Montong Baan

Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Ayu Prasandi
Instagram.com/@terang_media.
TKW asal NTB bernama Sri Muliemi mengaku mendapat kekerasan dari majikannya di Libya. 

TRIBUN-MEDAN.COMĀ - Beredar di media sosial curhat Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mendapat kekerasan dari majikannya di Libya.

Diketahui, TKW yang mendapat kekerasan dari majikannya itu bernama Sri Muliemi warga Desa Bojen, Desa Montong Baan, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam video yang dibagikan Instagram @terang_media, Sri Muliemi mengatakan bahwa dirinya mengalami kekerasan, mulai kepala dipukul hingga tangannya dicambuk.

Menurut pengakuan Sri Muliemi, kisah pilu disiksa majikannya itu dimulai saat ia menerima penawaran pekerjaan dari sebuah agen perekrutan tenaga kerja.

Pada awalnya, ia dijanjikan untuk bekerja di Turki oleh agensi tersebut.

Tertarik dengan tawaran tersebut, Sri Muliemi mendaftarkan diri untuk bekerja di Turki.

Namun, harapannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik pupus ketika ia mengetahui bahwa agensi tersebut mengirimnya ke Libya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, nama saya Sri Muliemi dari Lombok, saya dijanjikan kerja di Turki, tapi tahunya kita dikirim ke negara Libya," ungkapnya.

Tanpa sepengetahuannya, ternyata Sri Muliemi sudah dijual kepada majikannya di sana.

Ia mengungkapkan bahwa majikan tersebut sangat kejam.

Sri Muliemi mengaku bahwa dirinya sering kali disiksa oleh majikannya itu.

"Kita di sini dapat majikan kurang baik pak. Kalau ada kesalahan sedikit selalu pakai kekerasan, tapi kita minta pulang ke kantor, majikan bilang 'saya sudah beli kamu tiga tahun di sini, saya beli kamu mahal di sini. Kalau ada kesalahan sedikit dia pakai kekerasan, saya minta pulang ke kantor tapi nggak dikasih," kata Sri Muliemi.

Ketika ia mencoba mengadukan nasibnya kepada agensi, ia berulang kali mencoba menghubungi, namun agensi tersebut tidak bisa dihubungi.

Karena tidak tahan dengan perlakuan dari majikan tersebut, akhirnya Sri Muliemi memutuskan untuk melarikan diri.

Usahanya untuk melarikan diri dari rumah majikan sempat berhasil.

Setelah melarikan diri, ia kemudian menghubungi agensi untuk meminta pertolongan.

Namun, agensi tersebut justru datang bersama majikan dan membawanya kembali ke rumah majikan tersebut.

"Pas kita sampai di luar (rumah), kita telepon orang kantor suruh ngambil kita di jalan, pas dia (orang kantor) datang, dia datang sama-sama majikan, terus kita dibawa ke rumah majikan," kata Sri Muliemi.

Benar saja, setibanya di rumah, Sri Muliemi akhirnya menjadi korban kekerasan dari majikan tersebut.

Kepalanya dipukul dan dihantam hingga lebam di bagian mata.

Selain itu, ia juga dicambuk berulang kali, sehingga tubuhnya penuh dengan memar.

"Pas nyampe di rumah majikan kita dipukul sama majikan dan saudara-saudaranya pak, sampai berbekas," ungkap Sri Muliemi.

"Kepala kita dihantam sampai empat kali, sampai mata saya bengkak, dan kita dicambuk pakai selang," tambahnya sambil menunjukkan lengan kanannya yang penuh memar bekas dicambuk.

Hingga berita ini ditulis, belum konfirmasi dari pihak Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Belum diketahui juga nasib Sri Muliemi saat ini.

(cr31/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved