Hukum Kurban Idul Adha, Ada Larangan Potong Rambut dan Kuku, Ini Manfaatnya
Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya, maka orang yang berpuasa di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.com - Orang yang berkurban dianjurkan tidak memotong kuku dan rambut. Hukumnya dijelaskan dalam artikel berikut ini.
Berikut ini hikmah dari adanya larangan memotong kuku atau rambut pada 10 hari di bulan Dzulhijjah.
Meski terdengar sepele, larangan memotong kuku hingga rambut menjelang Idul Adha 2023 sebaiknya tak disepelekan.
Ada hikmah penting yang sangat mempengaruhi kualitas ibadah umat Muslim memasukki bulan Dzulhijjah.
Baca juga: Inara Rusli Ngegas dan Ngamuk Saat Live Gegara Hal Sepele, Sampai Nyeletuk "Mencret", Sifat Asli ?
Baca juga: GAWAT, Hanya 2 Persen Bacaleg di Siantar yang Penuhi Syarat Administrasi, Sisanya Ikuti Perbaikan
Tak lama lagi umat muslim akan memperingati Idul Adha atau Hari Raya Kurban 2023
Banyak amalan sunnah yang bisa dikerjakan pada bulan Dzulhijjah terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Selain keutamaan, terdapat beberapa larangan yang menyimpan hikmah dibaliknya.
Memasukki tanggal 1 Dzulhijjah tersebut, umat Muslim tidak diperkenankan untuk memotong kuku hingga rambut.
Baca juga: Kekayaan Erman Safar, Walkot Bukittinggi Dituding Hoaks Kasus Inses, Punya Banyak Tanah di Bandung
Dikutip Tribun, larangan ini berlaku bagi shohibul qurban. Sebagaimana shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diriwayatkan oleh al Jama’ah kecuali Al Bukhari yaitu dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,
“Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzul Hijah (maksudnya telah memasuki satu Dzulhijah) dan kalian ingin berqurban, maka hendaklah shohibul qurban membiarkan (artinya tidak memotong) rambut dan kukunya.”
Dalam lafazh lainnya,
مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أُهِلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ
“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban.”
Kedua hadits ini menunjukkan larangan untuk memotong rambut dan kuku bagi mereka yang ingin berkurban setelah memasuki 10 hari awal di bulan Dzulhijjah.
Shohibul qurban sendiri merupakan perwakilan keluarga yang hendak melakukan kurban.
Baca juga: Doa dan Keistimewaan Surat Al Fatihah, Amalan Pengundang Rezeki Melimpah dan Keberkahan
Adapun anggota keluarga yang diikutkan dalam pahala qurban, baik sudah dewasa atau belum, maka mereka tidak terlarang memotong bulu, rambut dan kuku.
Lalu apa yang dimaksud rambut yang tidak boleh dipotong?
Larangan di sini termasuk mencukur habis, memendekkan, mencabut, membakar, atau memotongnya menggunakan bara api.
Rambut yang tidak diboleh untuk dipotong maupun dikurangi termasuk di antaranya rambut kepala, rambut yang ada di badan, termasuk bulu ketiak, kumis, hingga bulu kemaluan.
Apa hikmah di balik larangan untuk memotong rambut dan kuku di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini?
Menurut ulama Syafi'iyah, hikmah larangan di sini adalah agar rambut dan kuku tadi tetap ada hingga kurban disembelih.
Tujuannya, agar makin banyak dari anggota tubuh yang terbebas dari api neraka.
Larangan ini berlaku sampai hewan yang dikurbankan disembelih.
Sementara itu, ada pula ibadah sunnah yang bisa dikerjakan pada10 hari di bulan dzulhijjah yakni berpuasa.
Puasa 10 hari sebelum Idul Adha 2023 ini termasuk di antaranya Puasa Dzulhijjah, Puasa Arafah, dan Puasa Tarwiyah.
Adapun keutamaan ketiga puasa ini berbeda-beda setiap harinya.
Niat puasa Dzulhijjah sebagai berikut.
"Nawaitu shauma syahri dhilhijjati sunnatan lillahi ta’ala."
Artinya, "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Dilaksanakan selama 7 hari, puasa Dzulhijjah memiliki keutamaan setiap di setiap tanggalnya.
Tanggal 1 Dzulhijjah
Allah mengampuni Nabi Adam AS di Arafah, maka yang berpuasa di hari itu akan diampuni dosa-dosanya.
Tanggal 2 Dzulhijjah
Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun, maka orang yang berpuasa di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat.
Tanggal 3 Dzulhijjah
Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya AS, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dikabulkan doanya.
Tanggal 4 Dzulhijjah
Nabi Isa AS dilahirkan, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihilangkan kesusahan dan dikumpulkan bersama orang mulia di hari kiamat.
Baca juga: Rumah Sakit Apung PDIP Bersandar di Belawan, Berikan Pelayanan Kesehatan Gratis Kepada Masyarakat
Tanggal 5 Dzulhijjah
Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya, maka orang yang berpuasa di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.
Tanggal 6 Dzulhijjah
Allah membukakan pintu kebaikan semua nabi, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang.
Tanggal 7 Dzulhijjah
Pintu neraka jahanam dikunci dan tidak akan dibuka sebelum berakhir pada 10 Dzulhijjah, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihindarkan dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran dan dibukakan 30 pintu kemudahan untuknya.
(*/Tribun-Medan.com)
SOSOK Afandi Habisi Tetangga yang Masih SD di Pasuruan, Cuma Gegara Depresi Pengangguran dan Cerai |
![]() |
---|
Kopda Bazarsah Divonis Mati, Putri AKP Anumerta Lusiyanto Menangis, Siap Lanjutkan Perjuangan Ayah |
![]() |
---|
ISI Surat Misterius yang Diterima Keluarga Arya Daru, Terdapat 3 Simbol: Bintang, Love, dan Bunga |
![]() |
---|
SIASAT Licik Sepasang Kekasih Asal Sleman Culik Balita, Jaminan Utang Orang Tua Korban di Kafe |
![]() |
---|
NASIB Kopda Bazarah Divonis Mati Kasus Tembak 3 Polisi Way Kanan, Kolonel CHK Fredy: Ini Kamu Tanam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.