Kenang Sadisnya Pembantaian Tgk Bantaqiah, Eks Panglima TNI Andika Menangis, Ungkap Kekecewaan
Eks Panglima TNI Andika cukup kecewa mendengar kabar bahwa Tgk Bantaqiah dihabisi oleh aparat beberapa tahun setelahnya. Ia masih tidak percaya seoran
TRIBUN-MEDAN.COM – Kenang sadinya pembantaian ulama Tgk Bantaqiah, eks Panglima TNI Andika Perkasa sambil mata berkaca-kaca menyebut sedih dengan tindakan represif tersebut.
Eks Panglima TNI Andika Perkasa mengatakan pembantaian Tgk Bantaqiah merupakan kenangan paling memorable sewaktu beroperasi di Aceh.
Eks Panglima TNI Andika Perkasa masih tidak percaya seorang difabel seperti Tgk Bantaqiah dihabisi dengan tuduhan terlibat GAM.
Sebagai anggota yang pernah beroperasi di Aceh dan ditugaskan langsung ke tempat Tgk Bantaqiah, informasi yang didapatnya sangat bertentangan dengan kenyataan yang ada.
"Timtim kita tiga kali, tapi menurut saya yang paling memorable ya yang di Aceh ini," ungkap Andika dikutip dari YouTube CNN Indonesia, Kamis (13/7/2023).
Bertugas selama 1 tahun 3 bulan di Aceh, ia bercerita waktu itu yang dinyatakan sebagai daerah operasi hanya Aceh Timur, Aceh Utara dan Pidie.
Baca juga: Alasan Eks Panglima TNI Andika Perkasa Dukung Ganjar Pranowo Bukan Prabowo Jadi Presiden
Baca juga: Eks Atlet MMA Ngamuk, Pukul Tumbang Pengendara Mobil yang Ugal-ugalan dan Sok Jago
"Jadi, Aceh Besar saja nggak, Banda Aceh itu nggak, apalagi Aceh Barat, Aceh Tengah, itu nggak mas," ucap Andika.
Meski demikian, dirinya sempat bertanya-tanya kenapa ditugaskan beroperasi di Aceh Barat (kini Nagan Raya), tempat Tgk Bantaqiah dan para santrinya berada.
"Intelijen saya mengatakan, kok mereka ada di luar daerah operasi, tapi intelijen informasi yang saya dapat kok menunjukkan atau mengantar saya ke daerah yang bukan daerah operasi," ungkap Andika membatin kala itu.
Meski demikian, eks Panglima TNI memutuskan untuk tetap pergi karena perintah operasi.
Waktu itu Andika pergi hanya satu tim yang terdiri dari sembilan orang ke Aceh Barat yang waktu bukan daerah operasi.

Setelah berjalan ke arah gunung dan jalan setapak selama dua hari, tim tersebut kemudian sampai ke sebuah perkampungan di tengah hutan yang berdekatan dengan sungai.
"Informasi saya mengatakan orang itu ada teungku, Tgk Bantaqiah Namanya,”
“Rupanya orang ini difabel, terlahir dengan kondisi fisik yang tidak sempurna," kenang Andika.
"Tapi, ia sebagai salah satu tokoh, ini berdasarkan informasi. Begitu saya ketemu, saya jadi ragu, tidak seperti yang saya dengar," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.