TRIBUNWIKI

MENGAPA Malam 1 Suro Dianggap Sangat Mistis? Ini Penjelasan dan Jadwalnya

Bulan ini dipercaya dipenuhi Nasib buruk dan kesialan sehingga masyarakat disarankan bersikap hati-hati.

Editor: Ayu Prasandi
HO
Larangan dan Penjelasan Terkait Malam 1 Suro  

Sebagai contoh, di Solo, malam 1 Suro melibatkan hewan unik bernama Kebo Bule. Kebo Bule menjadi simbol ikonik kota Solo dalam peringatan malam 1 Suro, dan dianggap suci oleh masyarakat lokal.

Di Yogyakarta, ritual kirab melibatkan membawa pusaka dari dalam keraton, seperti keris dan benda-benda bersejarah lainnya, mengikuti rute yang telah ditentukan.

 Kirab ini juga melibatkan pawai hasil panen sebagai simbol pengusir bencana.

Mengapa tradisi tersebut masih terus dijalankan hingga kini? Karena masyarakat Jawa  menganggap malam satu Suro sebagai lebaran makhluk gaib, waktu keluarnya makhluk gaib dari persinggahannya, waktu terbebasnya arwah orang-orang yang meninggal karena menjadi tumbal.

Adapun beberapa larangan di malam satu Suro antara lain:

1. Larangan Menikah

Orang dilarang untuk menikah pada malam ini, keyakinan ini dianut oleh masyarakat Solo dan Yogyakarta, karena diyakini akan mengundang malapetaka jika aturan ini diabaikan.

Malapetaka ini tidak hanya berdampak pada pasangan yang menikah, tetapi juga pada semua orang yang terlibat dalam upacara pernikahan.

2. Dilarang Berbicara atau Membuat Kebisingan

Pelarangan ini dikenal sebagai Tapa Bisu, dan dipraktikkan pada malam 1 Suro. Ini melibatkan tidak berbicara, dan biasanya diikuti oleh masyarakat di area kraton Solo dan Yogyakarta.

Masyarakat diharapkan tidak mengucapkan kata-kata yang tidak perlu, negatif, atau berdoa untuk sesuatu yang buruk.

Meskipun banyak kirab yang diadakan di sekitar Kraton Yogyakarta, partisipan tidak diizinkan berbicara dengan sembarangan.

3. Larangan Pindah dan Keluar dari Rumah

Ada juga larangan untuk pindah rumah dan keluar rumah pada malam 1 Suro. Pindah rumah dianggap akan mengundang masalah bagi keluarga yang pindah pada waktu ini.

Orang juga dilarang keluar rumah pada malam 1 Suro, karena diyakini bahwa roh leluhur yang telah meninggal akan kembali ke rumah keluarganya untuk memeriksa keadaan keturunannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved