Cerita Bandar Narkoba Freddy Budiman

CERITA FREDDY BUDIMAN, Gembong Narkoba Kelas Kakap yang Taubat Jelang Eksekusi Mati!

Freddy Budiman, gembong narkoba kelas kakap berakhir dieksekusi pada 2016 lalu. Ia merupakan salah satu pengedar narkoba terbesar di Indonesia.

Editor: M.Andimaz Kahfi

Sayangnya tulisan Haris ini diviralkan direntang waktu Freddy Budiman akan dieksekusi mati pada Jumat, 29 Juli 2016 di LP Nusakambangan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat bereaksi terkait tulisan tersebut.

Tito menilai, cerita yang disebarkan Haris itu memiliki dua kemungkinan, bisa saja benar-benar ada atau cerita itu karangan Freddy untuk menunda pelaksanaan eksekusi hukuman mati.

Di akhir menjelang kematiannya tak lantas untuk memilih jalan hijrah. Freddy mengubah penampilannya, yang dulunya memiliki rambut jambul pirang.

Namun, menjelang eksekusi mati dirinya lebih sering memakai kopiah, gamis putih panjang dan memanjang janggutnya.

Ustadz Fatih Karim yang kala itu rutin mengisi kajian agama di Lapas Gunung Sindur mengungkapkan 2 permintaan terakhir Freddy sebelum dieksekusi oleh regu tembak Nusakambangan.

Permintaan Freddy adalah untuk dapat mengucapkan kalimat tahlil dan ingin matanya tidak ditutup saat ditembak mati. Permintaan kedua Freddy pada awalnya ditolak, meski akhirnya dikabulkan.

Bahkan, saat keluarganya datang, Freddy sempat sungkem kepada ibunya sambil meminta ampun karena telah merepotkan selama ini.

Freddy pun berpesan kepada anak-anaknya untuk rajin sholat dan menjauhi dari narkoba. Waktu eksekusi pun tiba, tim regu tembak melontarkan peluru timah ke tubuh Freddy Budiman.

Sesuai keinginan terakhirnya, Freddy dimakamkan di Surabaya, tanah kelahirannya, tepatnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mbah Ratu, Jalan Demak, di dekat rumahnya di Krembangan, Surabaya. (*)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved