TRIBUNWIKI

SOSOK Muhdi Pengusaha Keripik Singkong Tembus Pasar Internasional, Bangun Usaha Modal Rp 500ribu

Keripik singkong yang dibuat dengan resep berbeda dan kualitas terbaik itu diminati oleh masyarakat Malaysia hingga Korea Selatan.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DIANA
Sosok Muhdi pengusaha Keripik Singkong yang tembus pasar Internasional 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Muhdi adalah pengusaha kripik singkong asal Kota Medan.

Ia tak pernah menyangka usaha yang diberi nama Kripik Singkong Kreasi Lutvi bisa mendunia.

Di tempat usahanya berada di Jalan Lapangan Golf Tuntungan II, kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang,

Keripik singkong yang dibuat dengan resep berbeda dan kualitas terbaik itu diminati oleh masyarakat Malaysia hingga Korea Selatan.

Diceritakannya kepada Tribun-medan.com, usaha keripik singkong yang dibangunnya bersama sang istri dengan modal Rp 500 ribu dimulai karena adanya krisis yang terjadi pada tahun 1998.

Sosok Muhdi pengusaha Keripik Singkong yang tembus pasar Internasional
Sosok Muhdi pengusaha Keripik Singkong yang tembus pasar Internasional (TRIBUN MEDAN/DIANA)

Sehingga membuat dirinya yang bekerja sebagai sales sembako harus berhenti bekerja dan memutar otak untuk dapat mencukupi kebutuhan rumah, anak dan istrinya.

"Dulunya saya sales sembako, terus pada tahun 1997 dan 1998 ada krisis ekonomi sehingga banyak karyawan yang menganggur dan saya mencoba peruntungan untuk membuka usaha dengan modal termurah yaitu ubi atau singkong," Ucapnya

Selain itu, Muhdi melihat para petani singkong pada saat itu gagal panen dikarenakan harga singkong yang anjlok dan tidak berbanding dengan biaya produksinya

"Banyak petani yang tidak memanen singkongnya, kemudian saya berinisiasi untuk mencoba mengolah singkong menjadi sebuah produk yang memiliki harga lebih atau di inovasi lah, karena pada saat itu masyarakat hanya tau singkong itu direbus," Ungkapnya.

Dengan inisiatif itu, Muhdi dan istri mencoba dengan bermodal uang Rp 500 ribu dan memproduksi keripik singkong sebanyak 5 kilogram dan dijajakan di warung sekitar rumahnya.

"Modal saya sekitar Rp 500 ribu, karena singkong pada saat itu harganya masih Rp 100 per kilogram, terus beli perkakas dan alat masak lainnya. Pertama kali membuka usaha saya hanya memproduksi 5 kilogram singkong yang dikerjakan oleh dua orang yaitu saya dan istri," Sebut Muhdi.

Tak disangka, usaha yang dirintisnya bersama sang istri ternyata banyak diminati oleh masyarakat dan permintaan akan keripik singkong semakin bertambah.

"Jadi kami pertama buat itu sekitar 5 kilogram, kemudian kita promosikan ke warung-warung, ternyata ada permintaan dari sekolah dan pesantren sehingga permintaan banyak, langsung kita kembangkan menjadi 50 kilogram, terus tambah 100 kilogram dan seterusnya," Ungkapnya.

Banyaknya peminat keripik singkong Muhdi ternyata dilirik oleh para pengusaha asal Korea Selatan yang kerap berolahraga golf yang tidak jauh dari rumahnya.

Setiap hari Sabtu dan Minggu, para pengusaha tersebut rutin membeli keripik singkong milik Muhdi yang ternyata juga dikirim ke Korea Selatan untuk diberikan kepada keluarga pengusaha asal Korea Selatan tersebut.

"Nah, keluarga pengusaha itu memberikan kepada tetangga dan orang terdekatnya untuk mencicipi dan rupanya mereka suka dan mulai memesan lebih banyak. Awalnya saya bingung untuk mengirimnya karena harga ongkos kirimnya lebih mahal dari harga kripik, tetapi saya bilang ke pengusaha itu untuk membayar ongkosnya saja dan keripiknya gratis," Jelasnya.

Mulai dari pengiriman tersebut permintaan akan keripik singkong milik Muhdi di Korea Selatan semakin banyak hingga akhirnya mengirim untuk satu kontainer.

"Jadi pertama kita ekspor ke Korea Selatan di tahun 2015 tetapi melalui perusahaan orang lain, kemudian pada tahun 2020 baru kita ekspor sendiri ke Korea selatan," Tuturnya.

Sedangkan untuk pengiriman ke Malaysia, Muhdi memulainya pada tahun 2019 yang dipasarkan di minimarket dan supermarket Malaysia.

"Kalau ekspor ke Malaysia itu di tahun 2019, sebenarnya kita masuk ke minimarket dan supermarket yang ada di sana," Katanya.

Saat ini, Muhdi telah mengekspor keripik singkong miliknya kurang lebih mencapai 48 ton dalam sebulan untuk ke dua negara yaitu Malaysia dan Korea Selatan.

"Sesuai dengan kontrak yang per dua tahun, pengirimannya sebulan 3 atau 4 kali tergantung jadwalnya, dengan sekali pengiriman 6 ton atau satu kontainer yang berisi 2.556 kotak untuk satu negara," Ungkapnya.

Dengan omzet yang bermodal awal Rp 500 ribu kini Muhdi telah meraup keuntungan hingga mencapai Rp 750 juta per bulan dengan jumlah karyawan yang sudah mencapai 70 orang.

"Dalam sehari bisa memproduksi 5 ton keripik singkong dengan jumlah karyawan ada 70 orang, untuk petani singkong kita sudah bermitra sekitar 8 supplier berkelanjutan, kita juga ada lahan sendiri yang memenuhi sekitar 20 persen, jadi kurang lebih omzet kita dalam sebulan sudah mencapai Rp 750 juta," Ucapnya

Kedepannya, Muhdi berencana akan membuka cabang di daerah Batu Bara agar tidak jauh dari Pelabuhan Internasional.

Sosok Muhdi pengusaha Keripik Singkong yang tembus pasar Internasional
Sosok Muhdi pengusaha Keripik Singkong yang tembus pasar Internasional (TRIBUN MEDAN/DIANA)

Kunci Sukses Muhdi

Untuk menjadi seorang pengusaha sukses, tentu memiliki trik dan kunci untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Muhdi, seorang pengusaha keripik singkong yang sukses memasarkan produknya hingga ke mancanegara itu mengaku bahwa sebelumnya tidak memiliki pengalaman dan tidak memiliki ilmu untuk menjadi seorang enterpreneur ataupun mengelola singkong.

Muhdi yang merupakan seorang lulusan Sarjana Agama itu beralih menjadi seorang pengusaha karena melihat peluang yang besar terhadap pengelolaan singkong.

Diceritakan Muhdi, terdapat tiga kunci sukses yang dari tahun 1998 hingga saat ini masih dipegang teguh olehnya yakni 3 M (Murah, Mudah dan Mutu)

"Yang pertama ada mutu, dengan memilih bahan yang berkualitas, keripik singkong saya dari dulu sampai sekarang kualitasnya sama mulai dari bentuk, rasa hingga warna, kemudian ada murah tapi bukan murahan, dan yang terakhir ada mudah yaitu mudah didapatkan bahan bakunya, mudah diolah dan mudah dipasarkan," Ucapnya.

Selain itu, untuk mendapatkan perhatian serta dilirik dari para konsumen, para pelaku usaha wajib memberikan suatu yang berbeda dan inovasi pada produk yang akan dipasarkan.

Seperti Muhdi melihat apa yang diinginkan konsumen untuk produk keripik singkongnya lalu mencoba membuatnya dengan kualitas yang baik sehingga lebih diminati dibandingkan produk keripik singkong lainnya.

"Karena kita mengelola keripik singkong itu tidak sama seperti singkong yang pernah ada, kemudian biasanya kesan memakan keripik singkong itu giginya sakit karna tebal, kita buat yang tipis-tipis singkongnya yang krispi, kita sesuaikan dengan keinginan dan penggemar keripik ini.

Untuk konsumen dari Korea Selatan kita buat potongannya 1 mili dan untuk warga lokal kita buat 0.8 mili," Tuturnya.

Selain itu, Muhdi juga memberikan variasi bentuk serta rasa untuk keripik singkong miliknya, Muhdi memberikan tiga pilihan bentuk dengan delapan varian rasa.

"Kalau variasi kita ada keripik aneka rasa dengan 8 jenis rasa ya sesuai dengan keinginan konsumen, tapi segi bentuk kita ada 3 yaitu ada yg bulat, ada yang keluk dan yang stik," Ungkapnya.

Tak lupa, untuk mengkoreksi rasa Muhdi juga meminta pendapat dari para rekanan Industri agar rasanya lebih pas dan enak.

"Awal nya resep keripik singkong ini dari kawan industri yang sudah di duluan membuka usaha, dari Jawa sana. Nah mereka memberikan saran untuk menarik rasa itu jangan dikasih garam saja, harus ada penariknya seperti bawang dengan takaran yang pas," Sebutnya.

Dikatakannya, rasa yang paling banyak diminati oleh masyarakat Korea Selatan dan Malaysia adalah rasa original, dan untuk yang varian rasa itu lebih banyak diminati oleh masyarakat lokal.

Muhdi berpesan kepada masyarakat yang ingin memulai membuka usaha, untuk tidak menunggu modal tetapi apa yang ada langsung dieksekusi.

"Jadi, dimana daerah tersebut ada sumber daya alam langsung kerjakan karena dengan adanya langsung praktek kita bisa mengetahui kekurangannya apa, jadi kekurangan itu kita benahi sekalian jalan jangan menunggu," Ungkap Muhdi.

"Kalau bisa seperti petani pisang ataupun singkong, jangan menjual singkong, jangan dijual pisangnya tetapi kita jual keripik singkongnya, jadi hasil tani jangan langsung dijual tapi di olah sekali lagi entah itu pisang goreng atau kripik goreng sehingga menambah pendapatan perkapita," Tambahnya.

Saat ini, dari seluruh keripik singkong yang diproduksi oleh Muhdi, 90 persennya di ekspor ke luar negeri dan 10 persennya untuk domestik.

"Karena yang kita kirim ke korea ini kan ada kontraknya ya jadi untuk memenuhi dua negara ini kalau ketika permintaan banyak, kapasitas pabrik belum mencukupi, jadi hanya 10 persen untuk dikirim ke daerah di Sumatera," Katanya

Adapun daerah yang menjadi tujuannya pengiriman keripik singkong milik Muhdi diantaranya Brastagi, Kabanjahe, Padang Sidempuan, Aceh, Balige dan daerah Sumatera lainnya.

(cr10/Tribun-Medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved