Potensi Zakat di Sumut hingga Rp 8 Triliun, Gubernur Minta Ulama Maksimalkan Peran

Untuk itu, Edy meminta peran semua pihak, khususnya para ulama dan pemuka agama untuk mencapainya.

Editor: Eti Wahyuni
HO
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyerahkan bantuan Zakat Triwulan II Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumut Tahun 2023 di Aula Raja Inal Siregar, lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro No 30, Medan, Kamis (10/8/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, potensi zakat di provinsi ini jika dihitung dari jumlah muzaki (pemberi zakat), bisa mencapai Rp 8 triliun.

Untuk itu, Edy meminta peran semua pihak, khususnya para ulama dan pemuka agama untuk mencapainya.

"Penduduk Sumut ini, kalau kita semua memahami pentingnya (zakat), potensinya sampai Rp 8 triliun," ujar Gubernur Edy Rahmayadi dalam sambutannya pada Penyerahan Pendistribusian Bantuan Zakat Triwulan II 2023 oleh Baznas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur, Jalan Diponegoro, Kamis (10/8/2023).

Dari laporan yang disampaikan Baznas Sumut, selama 2022 terkumpul sebanyak Rp 22,8 miliar, ditambah infak dan sedekah Rp 4,2 miliar. Sementara pada periode Januari hingga Juni 2023, terkumpul zakat, infak, dan sedekah sekitar Rp 21,3 miliar.

Baca juga: Wabup Deliserdang Yusuf Siregar Salurkan Zakat Baznas ke Warga di Kecamatan Batangkuis

Angka tersebut, menurut Edy, adalah zakat, infak dan sedekah yang dikumpulkan Baznas. Sedangkan jika ditambah dari berbagai lembaga Amil Zakat swasta, totalnya bisa mencapai Rp 900 miliar.

"Kita harus evaluasi, dimana persoalannya. Apa yang kurang, sehingga angkanya masih jauh dari potensi yang ada," sebutnya.

Selain itu, ia juga melihat antara potensi dan kondisi masyarakat, di mana setiap tahun di Sumut, ada 2.500 unit mobil baru yang dibeli rakyat, dan hampir sejuta sepeda motor. Belum lagi pada momentum politik saat ini, tentu menunjukkan betapa banyak potensi zakat yang bisa terkumpul.

"Ini merupakan evaluasi ketakwaan rakyat Sumatra Utara. Saya ingin kita duduk bersama, bagaimana meningkatkan angkanya (penerimaan zakat). Apakah rakyat tak mengerti atau tidak mau (membayar), atau kurang paham," jelas Edy.

Kepada para pemberi zakat, Edy menyampaikan terima kasih, dan kepada penerima zakat (mustahik), ia berharap dapat membantu meringankan beban, seraya berdoa bagaimana kehidupan berubah lebih baik sehingga ikut menjadi muzaki.

"Harusnya tak ada lagi orang yang benar-benar miskin, jika ini (zakat) berjalan sesuai ketentuan agama, semua berjalan amanah. Di mana ada orang kaya, membantu orang miskin. Mari sama-sama kita bertanggung jawab agar rakyat sejahtera," pungkasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Baznas Sumut Mohammad Hatta. Bahwa kegiatan tersebut merupakan syi'ar agama, sekaligus menginformasikan kepada para muzaki, bahwa zakat yang disalurkan melalui Baznas telah disalurkan kepada mustahik sesuai keharusannya.

"Memang setiap tahunnya kita punya target jumlah zakat terus meningkat 20 persen. Tentu dari yang disampaikan Gubernur, masih perlu kerja keras kita bersama agar pengumpulan zakat lebih banyak lagi, sehingga sebanyak itu yang akan kita distribusikan," ujar Hatta.

Menurutnya, zakat, infak dan sedekah menjadi faktor pendukung upaya memperbaiki kehidupan umat. Bahkan pada satu kesempatan seperti bencana alam, tidak melihat apakah penerima manfaat bantuan beragama Islam atau tidak, sekali pun pemberi zakat, infak dan sedekah dikhususkan bagi muslim.

"Untuk mengetahui bagaimana hitungannya, kita ada website yang bisa diakses siapa saja. Dan kantor kita, siap melayani para calon muzaki untuk memberikan zakatnya melalui Baznas. Termasuk juga pendistribusiannya ke mana saja, kita sampaikan," pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved