Dampak Cuaca, Kasus DBD Bulan Juli di Medan Meningkat
Jumlah kasus demam berdarah pada bulan Juli di Kota Medan mengalami peningkatan.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Medan Pocut Fatimah Fitri mengatakan, jumlah kasus demam berdarah pada bulan Juli mengalami peningkatan.
Dikatakan Pocut, untuk bulan Juli 2023 total ada 74 kasus DBD di Kota Medan. Sementara, untuk bulan Agustus 2023, belum bisa dijabarkan.
"Memang angka DBD beberapa bulan ini di Kota Medan meningkat. Tetapi, tidak secara drastis. Hal ini disebabkan cuaca yang tak menentu," ucapnya kepada Tribun Medan, Kamis (10/8/2023).
Untuk kasus meninggal, kata Pocut, sejauh ini belum ada. "Kalau meninggal itu ada dua kasus tapi itu di bulan Februari-Maret. Selebihnya belum ada dan jangan sampai ada," paparnya.
Dijelaskan Pocut, untuk bulan ini, kasus DBD mengalami peningkatan. Sebab adanya kabar cuaca elnino yang tak bisa ditentukan.
"Sebenarnya cuaca Elnino ini menjadi pemicu, curah hujan tinggi atau panasnya berlebihan. Sementara untuk kasus DBD ini nyamuk suka berada di air yang bersih. Maka, untuk bulan ini angka pastinya saya harus lihat kembali datanya. Namun pastinya mengalami peningkatan," jelasnya.
Menurutnya, kasus DBD tertinggi berasal dari Puskesmas Medan Johor, Glugur, Selayang, dan Simalingkar. "Namun sejauh ini kasus yang kita temukan di bulan ini masih dalam kasus yang aman atau rendah," jelasnya.
Baca juga: 6 Cara yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mencegah Demam Berdarah
Pocut juga mengaku telah membuat beberapa langkah untuk mencegah terjadinya DBD di Kota Medan. "Kita rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Kita selalu melakukan fooging di seluruh kecamatan selama satu atau dua kali dalam dalam sebulan," terangnya.
Namun, diterangkan Pocut, banyak masyarakat yang tidak mengetahui gejala DBD. Sehingga membuat penyakit itu menjadi lebih berat. "Orang kota ini sering beli obat sendiri. Padahal seharusnya berobat dulu, tetapi mereka beli obat dulu. Padahal bisa saja obat yang diminum menjadi lebih berbahaya," jelasnya.
Pocut membeberkan, gejala awal DBD itu adalah seseorang mengalami demam yang cukup tinggi lebih dari tiga hari. "Kalau sudah demam tinggi silahkan langsung ke Puskesmas atau faskes terdekat. Gejala DBD lainnya terdapat ruam-ruam atau bintik merah di seluruh badan. Mimisan dan yeri ulu di hati," jelasnya.
Namun, jika sudah alami demam tinggi, setiap malam keringatan dan kaki tangan selalu dingin, diterangkan Pocut itu sudah sebagai gejala akut DBD. "Makanya, jika sudah demam, kami minta untuk masyarakat segera berobat. Apalagi ini memasuki musim cuaca Elnino," jelasnya. (cr5/Tribun-Medan.com)
16 Upaya Dinkes Tangani Darurat Wabah Malaria dan DBD di Nias Selatan |
![]() |
---|
Puskesmas Salak Lakukan Upaya Pencegahan DBD di Beberapa Desa Se-Kecamatan Salak |
![]() |
---|
Kasus DBD Meningkat dalam Dua Bulan Terakhir, Dinkes Karo: Ada 95 Orang Terjangkit DBD |
![]() |
---|
Dinkes Sebut Angka DBD di Kota Medan Bulan Juli Meningkat, Kasus Tertinggi dari 4 Puskesmas Ini |
![]() |
---|
Antisipasi Penyebaran Covid-19, Lapas Narkotika Pematangsiantar Kembali Suntikkan Vaksin Bagi WBP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.