Viral Medsos
Bayi Sebulan Kritis dan Alami Pendarahan di Kepala Diduga karena Kelalaian Perawat
Viral di media sosial curhatan seorang ibu yang bayinya mengalami kritis diduga karena kelalaian perawat di salah satu rumah sakit.
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Viral di media sosial curhatan seorang ibu yang bayinya mengalami kritis diduga karena kelalaian perawat di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Barat.
Bayinya yang masih berusia 1 bulan 27 hari mengalami pendarahan di kepala diduga akibat kelalaian yang di lakukan oknum perawat di di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan.
Kisah pilu ibu yang bayinya alami kritis itu diceritakan dalam unggahan Instagramnya @sucichintia88.
"Cerita singkat anak yang baru lahir dan kondisi saat ini dari bb terakhir 2,045 sampai 1,4kg harus merasakan kritis kedua kalinya . Dan pendarahan di kepala. Kondisi bibir nya masih terlihat terkadang miring miring ke kiri sama hal nya seperti kejadian kejang saat itu," tulis @sucichintia88.
Melalui unggahannya itu, Suci Chintia menceritakan kronologi bagaimana bayinya mengalami pendarahan hebat tersebut.
Pada mulanya, seorang anak bernama Lanala Ayudisa Halim didiagnosis mengalami ileostomi dan kelainan fungsi hati ketika berusia 1 bulan 27 hari.
Setelah menjalani perawatan selama satu bulan di RS Pelni, pasien tersebut dirujuk ke RSAB di Jakarta Barat pada tanggal 12 Juli 2023 dengan rujukan ke poli gastro.
Pada tanggal 12 Juli, Chintia mengatakan bahwa dia membawa anaknya ke bagian IGD RSAB dengan kondisi feses anak yang cair dan lemas, dengan didiagnosis menderita diare dan dehidrasi.
Kemudian, anak tersebut dirawat di NICU hingga tanggal 3 Agustus 2023, dengan total hampir tiga minggu perawatan dimana kondisi feses masih cair, dan berat badannya naik-turun, namun tidak ada konsultasi dengan dokter gastro atau bedah.
Bahkan Chintia mengatakan, dengan kondisi sang anak yang seperti itu suster di NICU merencanakan agar sang anak atau pasien untuk pulang.
Melihat kondisi sang anak yang masih seperti itu, Chintia menghubungi dr. Franciska Bunjamin, dokter bedah anak di RS Pelni, untuk membantu kondisi anaknya yang masih memiliki feses cair. Akhirnya, dr. Franciska membantu menghubungi dokter bedah di RSAB untuk meninjau kondisi pasien.
Setelah itu, anak tersebut dipindahkan ke ruang rawat inap Ruang Widuri pada tanggal 3 Agustus 2023.
Selama perawatan di Ruang Widuri, Chintia merasa lega karena banyak dokter yang membantu menangani anaknya, termasuk dr. Gizi yang menemukan susu yang cocok sehingga berat badannya naik.
Pada tanggal 7 Agustus 2023, susu pepti junior yang seharusnya diberikan kepada anaknya ternyata diganti dengan susu neocate tanpa sepengetahuannya.
Pada Senin, 7 Agustus 2023, leher sang anak menjadi kuning, dan Chintia melaporkan kejadian ini kepada perawat di ruangan tersebut.
Meskipun telah melaporkan, perawat hanya berjanji akan memeriksa darah nantinya.
Hingga Selasa, perawat tidak kunjung melakukan pemeriksaan darah terhadap sang anak, yang membuat Chintia akhirnya bertanya mengenai pengecekan darah tersebut.
Akhirnya, pada Rabu, 9 Agustus 2023, pukul 05:30 WIB, perawat melakukan pemeriksaan darah pada sang anak. Chintia, sebagai orang tua, menanyakan hasil dari pemeriksaan darah tersebut.
Pukul 15:00, Chintia melihat darah di kantong colostomy sang anak. Chintia bertanya kepada suster, namun suster menyangkal bahwa itu adalah darah.
Pada pukul 19:00 malam, Chintia mengatakan bahwa sang anak sulit bernafas. Ketika dilaporkan kepada suster, suster tersebut hanya melihat sang anak dan kemudian keluar.
Tak berhenti di situ, anak Chintia mengalami sesak nafas lagi, namun saat dilaporkan, suster hanya mengatur posisi kepala sang anak.
Ketika anak Chintia mengalami kejang untuk ketiga kalinya, para suster di rumah sakit tersebut hanya diam dan tidak melakukan pemeriksaan sama sekali.
Pada panggilan keempat, pada pukul 21:37 WIB, anak Chintia mengalami sesak napas dan kejang. Akhirnya, suster tersebut memanggil dokter.
Saat dokter IGD memeriksa sang anak, dokter menanyakan kepada Chintia sejak kapan kondisi anaknya seperti ini.
Chintia menjawab bahwa kondisinya memburuk sejak pukul 19:00. Dokter juga menanyakan apakah Chintia telah melaporkan kondisi anak pada suster, dan jawabannya tentu saja sudah.
Dari pertanyaan dokter ini, Chintia menyimpulkan bahwa selama dia memberitahu suster mengenai kondisi anak, suster tersebut tidak memberitahu dokter.
Karena kondisi anak yang semakin serius, anak Chintia akhirnya dilarikan ke ICU.
Setelah menunggu selama satu jam di ruang ICU, dokter tersebut bertanya kapan darah mulai keluar dari colostomy.
Benar saja, apa yang ditanyakan Chintia pada suster sebelumnya ternyata benar, itu adalah darah.
Chintia mengaku bahwa kelalaian dari suster menyebabkan sang anak, yang saat itu berusia 1 bulan 27 hari, harus menderita pendarahan di kepalanya, dan operasi pun harus dilakukan.
Dalam unggahan di akun Instagram @sucichintia88, Chintia mengungkapkan bahwa pihak rumah sakit hanya meminta maaf atas kejadian yang anaknya alami.
"Dari hari kamis kami menunggu jawaban pihak @rsabhk dan hanya maaf yang kami terima. Ya Allahuakbar hancur hati sayaa," tulis @sucichintia88, Senin (14/8/2023).
Karena sangat sedih, Chintia merasa geram dan meminta pertolongan dari berbagai pihak karena anaknya menderita dalam kondisi seperti ini.
"Pihak management @rsabhk lantas anakku seperti ini kami hanya mendapatkan maaf dari kepala ruangan saja? Anakku seperti ini dikarenakan kelalaian oknum Perawat di ruangan rawat inap **. Kami discrening untuk menjaga anak kami, bukan hanya sekedar tidur dan nonton tv, kami pun membantu perawat kami yang menghitung fassesnya kami yang info saat terjadi apa apa. Andaikan jam 7 malam suster memanggil dokter. tidak menunggu di jam 21:37 baru panggil dokter. Ku yakin tidak akan seperti ini anakku. Dokter disana sudah membantu anakku berjuang 2 bulan ini lalu di hancurkan begtu saja oleh perawat saat itu. Ku butuh keadilan sebesar besarnya. Siapa yang tidak hancur melihat kondisi anak seperti ini," tulis Chintya.
Chintia bahkan mengaku bahwa dirinya tidak dihubungi oleh suster yang sebelumnya bertanggung jawab atas kondisi anaknya.
(cr31/tribun-medan.com)
| REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
|
|---|
| DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
|
|---|
| SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
|
|---|
| Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
|
|---|
| Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/bayi-kritis-akibat-kelalaian-perawat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.