Viral Medsos

Saldo Rekening Tersangka Teroris DE Miliaran, Ini Peran 3 Anggota Polri soal Senjata Api Ilegal

Terkait penangkapan terduga teroris Dananjaya Erbaning alias Danan (DE) di Bekasi Utara tersebut, belakangan 3 anggota polri ditangkap Densus 88.

|
Editor: AbdiTumanggor
HO
PEGAWAI PT KAI DITANGKAP: Mengerikan Senjata Terduga Teroris DE Pegawai PT KAI Ini, Apa Jadinya Kalau Omongan Fadli Zon Dikabulkan dengan Membubarkan Densus 88? (HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Baru-baru ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang pegawai BUMN di PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE.

DE ditangkap dan ditetapkan menjadi tersangka teroris. Dari penengkapan DE tersebut, Densus 88 AT Polri menyita sejumlah senjata api dan senapan serbu laras panjang.

Jika ditotal ada 1.095 butir peluru siap ditembakkan dari total 16 pucuk senjata api.

Terkait penemuan senjata api dari penangkapan terduga teroris Dananjaya Erbaning alias Danan (DE) berusia 28 tahun di Bekasi Utara tersebut, belakangan 3 anggota Polri ikut ditangkap terkait soal senjata api ilegal.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi sendiri belum mau banyak berbicara soal penangkapan ini.

Namun demikian, dirinya akan mengungkap penangkapan ini ke publik nanti sore. "Nanti sore, kami rilis awal," ujar Hengki kepada wartawan, Jumat (18/8/2023).

Polda Metro Jaya Bantah Keterlibatan 3 Anggota Polri Terkait Terorisme

Kemudian, dari rilis yang disampaikan Kombes Hengki menegaskan, penangkapan 3 anggota polri tersebut dibenarkan oleh Polda Metro Jaya.

Namun, penangkapan tersebut tidak berkaitan dengan aksi terorisme yang melibatkan pegawai PT KAI Dananjaya Erbaning alias Danan (DE/28).

"Kami tegaskan anggota Polri tidak ada hubungan dengan jaringan teror. Ini informasi tidak benar," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers, Jumat (18/8/2023) sore.

Kombes Hengki meluruskan informasi yang beredar itu salah. Tidak ada penangkapan anggota Polri yang terkait kasus terorisme.

"Jadi sekali lagi informasi yang beredar perlu kami luruskan. Operasi kami tetap berlanjut masih banyak senjata belum kami sita. Kami kolaborasi dengan Densus bersama termasuk Puspom TNI menjaga Indonesia," ucapnya.

Adapun ketiga anggota Polri yang sebelumnya ditangkap berkaitan kasus terorisme yakni

1. Anggota Krimum Polda Metro Jaya, Bripka Reynaldi Prakoso;

2. Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten Bripka Syarif Mukhsin; dan

3. Kanit Reskrim Polres Polsek Bekasi Utara Iptu Muhamad Yudi Saputra.

Kombes Hengki menegaskan jika penangkapan terhadap ketiganya itu yakni terkait dengan kasus senjata api ilegal.

Ketiganya menjual senjata api ilegal, dan dibeli oleh tersangka teroris. Namun, antara ketiga personel dengan para teroris tidak saling kenal.

"Motif sementara tidak ada hubungan dengan terorisme, tidak masuk jaringan. Kemudian niat teror juga tidak ada karena tidak saling kenal, cuma online," kata dia.

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di rumah terduga teroris di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (14/8/2023). Kediaman pemilik rumah sudah dibatasi garis polisi. Sejumlah anggota kepolisian berada di dalam rumah. Beberapa senjata api dan bendera yang terafiliasi ISIS dijejerkan di teras rumah terduga teroris berinisial DE tersebut.(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di rumah terduga teroris di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (14/8/2023). Kediaman pemilik rumah sudah dibatasi garis polisi. Sejumlah anggota kepolisian berada di dalam rumah. Beberapa senjata api dan bendera yang terafiliasi ISIS dijejerkan di teras rumah terduga teroris berinisial DE tersebut.(KOMPAS.com/FIRDA JANATI) 

Peran Ketiga Anggota Polri

Kombes Hengki pun turut membeberkan peran ketiga polisi itu dalam kasus dugaan jual beli senjata api ini.

Peran Bripka Reynaldi Prakoso: Beli Senpi via Online

Hengki menyebut Bripka Reynaldi Prakoso memiliki peran dalam pembelian senjata api secara online lewat e-commerce.

Dia menyebut, motif Reynaldi membeli senpi lantaran hobi dan tidak ada hubungannya dengan jaringan terorisme.

"(Reynaldi) beli satu pucuk via e-commerce. Kemudian, motif Reynaldi itu tidak ada hubungannya (dengan jaringan teror), dia hanya hobi senjata aja," jelas Hengki.

Peran Bripka Syarif Mukhsin: Upgrade Senpi Bripka Reynaldi

Sementara, Bripka Syarif Mukhsin memiliki peran untuk melakukan upgrade saat diminta oleh Bripka Reynaldi.

Upgrade yang dimaksud yaitu dari senjata airgun ke senpi.

"Syarif ini pernah diminta bantuan oleh Reynaldi Prakoso untuk upgrade senjata ke senjata api," jelas Hengki.

Kini, kata Hengki, Syarif sudah ditangkap dan diserahkan ke Paminal Polda Jawa Barat lantaran dirinya adalah anggota Polresta Kabupaten Cirebon.

"Yang satu kita serahkan ke Paminal Polda Jabar, apabila ada pidana larikan (diserahkan) ke kita lagi, TKP ke kita yang (anggota Polres) Cirebon," jelasnya.

Peran Iptu Muhamad Yudi Saputra: Dititipi Senpi oleh Penjual

Lalu, Hengki turut menjelaskan peran Iptu Muhamad Yudi Saputra yang sempat diisukan memiliki kaitan dengan tersangka terorisme karyawan KAI berinisial DE.

Adapun isu tersebut, yakni Iptu Muhamad Yudi Saputra adalah pemasok senpi laras panjang kepda DE padahal faktanya adalah bukan.

"Yang Iptu (Muhamad Yudi Saputra) yang dikatakan dalam WA yang beredar bahwa pemasok senjata api laras panjang itu tidak benar, ya. Pemasok senjata api panjang itu sudah kami tangkap, senjata panjang dan juga G2 Combat, pistol," kata Hengki.

Kendati demikian, Iptu Muhamad ditangkap lantaran dititipi senpi oleh penjual senpi di e-commerce.

Hengki mengatakan, penjual tersebut sudah mengetahui menjadi target operasi (TO) polisi sehingga menitipkan senpi miliknya ke Iptu Muhamad.

Namun, sambungnya, upaya penitipan tersebut sudah digagalkan sebelum terjadi. "Yang bersangkutan (Iptu Muhamad Yudi Saputra) ada salahnya juga, karena yang kita tangkap target ini, karena sudah tahu ditarget oleh kepolisian, ketakutan menitipkan senjatanya ke anggota ini."

"Belum sempat dilaporkan sudah kita ambil, jadi ada pelanggaran di sana," jelas Hengki.

Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) terlibat jaringan terorisme. Polda Metro Jaya mengungkap keterlibatan DE ke jaringan terorisme. 
Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) terlibat jaringan terorisme. Polda Metro Jaya mengungkap keterlibatan DE ke jaringan terorisme.  (HO)

Tersangka DE jaringan ISIS

Sebelumnya, pegawai BUMN di PT KAI DE ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi, Jawa Barat.

Dari tangan DE polisi mengamankan 16 pucuk senjata api baik laras panjang maupun pendek. 

Salah satu akun Twitter Mas Steff yang telah terverifikasi turut mengunggah jumlah senjata dan amunisi yang turut diamankan Densus 88 AT Polri dari tersangka DE tersebut.

"Izinkan saya sedikit membahas isu ini, dan betapa mengerikannya jika aksi ini berhasil dieksekusi,"twitnya.

Menurut datanya, adapun sejumlah senjata dan amunisi yang diamankan Densus 88 AT Polri tersebut ialah:

3 pucuk Senapan Serbu Laras Panjang

1 pucuk SMG

1 pucuk shotgun

11 pucuk Pistol

25 magazine Senapan Serbu

9 magazine SMG

12 magazine Pistol call 9mm

20 magazine AirGun

Dan banyak sekali peluru 7.62, 5.56, 9mm dan Shotgun

1 magazine senapan serbu berisi 30 butir peluru

25 magazine berarti 750 butir peluru yang siap ditembakkan dari 3 pucuk senapan serbu laras panjang

1 magazine pistol pukul rata berisi 10 butir

12 magazine berarti 120 butir peluru siap ditembakkan dari 11 pucuk pistol

1 magazine SMG berisikan 25 butir peluru

9 magazine berarti 225 butir peluru siap ditembakkan dari 1 pucuk Uzi SMG

Jika ditotal ada 1.095 butir peluru siap ditembakkan dari total 16 pucuk senjata api

Anggap saja 1 personel memegang 1 pucuk

Berarti ada 16 personel bersenjata peluru tajam

Jika mereka sangat terlatih, bisa jadi mereka cuma butuh 3 butir peluru untuk menumbangkan 1 lawan .. bisa jadi malah cuma butuh 2 butir

Berarti kelompok ini memiliki kemampuan menumbangkan 365 personel lawan yang kemungkinan tidak sesiap mereka saat diserbu oleh mereka

Bisa dibayangkan berapa besar daya rusak yang diciptakan dari Aksi mereka ini jika berhasil dieksekusi ??! Pembantaian Massal !!!

Apa yang terjadi jika mereka menyerbu gudang persenjataan misalnya ??!

Atau disebar untuk menyerbu beberapa tempat pusat keramaian seperti Mall ??!

Apresiasi tertinggi sungguh harus diberikan kepada DENSUS 88 karena bisa menyita dan mengaggalkan rencana Aksi Pembantaian Massal ini

Bisa dibayangkan jika omongan Fadli Zon dikabulkan dan Densus 88 dibubarkan seperti perkataannya ??!!!

Unggahan Mas Steff ini pun turut ditanggapi warganet.

"Itu KKB yg tiap hari petantang patenteng terang2an bawa senjata kenapa ga disebut TERORIS, dan kenapa terkesan di biarkan ya? Sementara ini cma menemukan senjata segitu saja dianggap penemuan besar,"balas akun Moemoe @Moemoe54769338.

"Kamu gak baca ya tulisan saya?? penemuan kemarin itu punya kemampuan melakukan pembunuhan massal hingga 300-500 orang sekaligus, bahkan KKB aja ga sebiadab itu," balas Mas Steff. 

"Dan medan peperangannya juga berbeda dengan target berbeda Teroris ini sengaja menyasar kumpulan banyak masyarakat sipil Karena ketika mereka berhasil melancarkan aksinya, dampak teror ketakutan yg mereka timbulkan sangat massive,"sambungnya.

Sekadar informasi, sebelumnya Fadli Zon mendesak lembaga Densus 88 sebaiknya dibubarkan.

Dia menilai keberadaan Densus kerap menciptakan narasi Islamofobia di masyarakat.

"Narasi berbau Islamofobia tak akan dipercaya rakyat lagi," cuit Fadli dalam akun Twitter pribadinya @fadlizon, Rabu (6/10/2021) lalu.

"Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja. Teroris memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas," ujarnya.

Menurut dia, sebaiknya persoalan teroris di Indonesia diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme saja.

"Sudah terlalu banyak lembaga yang tangani terorisme. Harusnya @BNPTRI saja,"pungkasnya.

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di rumah terduga teroris di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (14/8/2023). Kediaman pemilik rumah sudah dibatasi garis polisi. Sejumlah anggota kepolisian berada di dalam rumah. Beberapa senjata api dan bendera yang terafiliasi ISIS dijejerkan di teras rumah terduga teroris berinisial DE tersebut.(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di rumah terduga teroris di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (14/8/2023). Kediaman pemilik rumah sudah dibatasi garis polisi. Sejumlah anggota kepolisian berada di dalam rumah. Beberapa senjata api dan bendera yang terafiliasi ISIS dijejerkan di teras rumah terduga teroris berinisial DE tersebut.(KOMPAS.com/FIRDA JANATI) 

Saldo Rekening Dananjaya Erbaning Miliaran

Isi saldo rekening pelaku teroris yang merupakan karyawan PT KAI Dananjaya Erbaning (DE) mencengangkan. Adapun isi saldo karyawan PT KAI Dananjaya Erbaning (DE) dikuak oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Melihat saldo tersebut, PPATK pun memblokir rekening karyawan BUMN Dananjaya Erbaning tersebut. "Kami melaksanakan kewenangan kami (untuk pemblokiran) sesuai UU Nomor 8/2010," ujar Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana dilansir Tribun-Medan.com dari wartakotalive.com, Kamis (17/8/2023).

Terkait saldo yang ada di rekening DE, Ivan mengatakan bahwa totalnya mencapai miliaran. ''Miliaran," katanya.

Lebih lanjut, ia juga menuturkan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror Polri terkait pemblokiran itu. "Kami koordinasikan dengan Densus 88 ya," ucap Ivan.

Diberitakan sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan, karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE telah ditetapkan menjadi tersangka teroris.

Pelaku DE diduga memiliki akun marketplace atau platform yang disediakan untuk para penjual senpi berkumpul.

"Masalah marketplace itu adalah kamuflase memang, kalau saya bicara dengan penyidik kita menyimpulkan memang itu sebagai sarana dia untuk mencari uang juga, tapi juga untuk menyamarkan aktivitasnya terkait dengan barang-barang (senjata api) ini," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Aswin menjelaskan, DE menjual mainan-main yang berkaitan dengan alat militer di marketplace itu. Karena itu, diduga bahwa marketplace tersebut dipakai sebagai alat kamuflase melakukan perdagangan senpi ilegal.

Adapun, DE ditangkap tak jauh dari rumahnya di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 27, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin siang.

Beberapa senjata api, ratusan peluru, ponsel, laptop, kamera, dan bendera yang terafiliasi ISIS dijejerkan di teras rumah DE.

Aswin sebelumnya mengungkapkan, DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Ia juga aktif melakukan propaganda jihad di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook.

DE pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.

Baca juga: Mengerikan Senjata Teroris Ini, Apa Jadinya Kalau Omongan Fadli Zon Dikabulkan, Densus 88 Dibubarkan

(*/Tribun-Medan.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter  

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved