Berita Viral

NASIBNYA Ditentukan Siang Ini, Budiman Sudjatmiko Cemas tak Mau Dipecat PDIP:Mungkin Bisa Beraliansi

Aktivis anti orde baru Budiman Sudjatmiko sadar dirinya akan mendapatkan sanksi dari keputusannya yang mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subia

Editor: Liska Rahayu
KOMPAS.com/ Tatang Guritno
PERTEMUAN Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto: Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko. Pertemuan itu berlangsung di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). (KOMPAS.com/ Tatang Guritno) 

Sebab menurutnya, dukungan yang dilakukan kepada Prabowo bisa membuka jalan afiliasi strategis PDIP dengan Gerindra.

"Bisa saja kesimpulannya begitu sehingga saya tidak dinyatakan terlalu bersalah."

"Sehingga kemudian tindakan saya ya salah, tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu," katanya, di Komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023) malam dikutip dari Kompas.com.

Namun demikian, Budiman mengaku dengan bersedih hati siap menerima konsekuensi apapun nantinya.

"Jika misalnya yang saya katakan yang saya lakukan (mendukung Prabowo) salah keliru, ya dengan berat hati seandainya saya secara administratif dicabut keanggotaan saya, tentu saya sangat sedih," kata Budiman.

Terkait sanksi, Budiman menyebut belum ada surat pemecatan atau surat peringatan dari PDI-P hingga saat ini.

Alasan Dukung Prabowo

Budiman menegaskan, dukungan yang diberikan itu bukan karena elektoral Prabowo yang saat ini terus meningkat.

Aktivis 1998 itu mengaku memiliki alasan tersendiri mengapa memilih mendukung Prabowo.

"Saya sedikit harus membantah, saya dikatakan pindah seolah hanya karena melihat elektoral. Itu tidak," ujar Budiman, Sabtu (19/8/2023).

"Kalau soal kita kalah elektoral kita bisa menebusnya lima tahun ke depan," lanjutnya.

Menurut Budiman, Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang strategik, di mana hal itu ia lihat pada sosok Prabowo.

"Bahkan sebelum Pak Ganjar dideklarasikan, saya pernah beberapa kali diundang di forum partai, saya sering mengutip pidato Ibu Megawati soal pentingnya dan perlunya pemimpin yang strategik," ujarnya.

Budiman menuturkan, ke depan Indonesia butuh pemimpin yang bisa melihat keadaan global seperti kondisi ekonomi, teknologi, perang, dan masalah-masalah lainnya.

"Kita butuh kepemimpinan yang strategik bukan populis," ujarnya.

Meski demikian, Budiman tetap memandang positif Ganjar Pranowo sebagai bacapres partainya.

Halaman
1234
Sumber: Warta kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved