Berita Viral
NASIBNYA Ditentukan Siang Ini, Budiman Sudjatmiko Cemas tak Mau Dipecat PDIP:Mungkin Bisa Beraliansi
Aktivis anti orde baru Budiman Sudjatmiko sadar dirinya akan mendapatkan sanksi dari keputusannya yang mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subia
TRIBUN-MEDAN.com - Aktivis anti orde baru Budiman Sudjatmiko sadar dirinya akan mendapatkan sanksi dari keputusannya yang mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto.
Namun Budiman yang juga menjadi politikus PDIP ini berharap dirinya tidak disanksi pemecatan oleh partainya.
"Tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu," kata Budiman, Sabtu (19/8/2023).
Tetapi jika dukungannya kepada Prabowo berujung pemecatan, Budiman mengaku ia akan merasa sangat sedih.
Ia mengatakan sudah ada bertemu dengan Sekjen Hasto namun pada 18 Juli 2023, namun belum ada surat resmi berisi sanksi yang dia terima sejauh ini.
"Jika memang ada sanksi untuk saya. Saya harap yang saya lakukan bisa jadi bahan diskusi. Mungkin saja partai bisa beraliansi dengan Gerindra, misal seperti itu," pungkasnya.
Kemudian Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut sanksi itu akan diumumkan DPP PDIP pada Senin (21/8/2023).
Hasto menyebut kubu pro-Prabowo telah melakukan pembajakan terhadap kadernya, Budiman.
Dengan begitu menurutnya, kubu Prabowo justru membuktikan ketidakpercayaan diri dalam menghadapi Pilpres 2024.
Nasib Budiman Sudjatmiko Diputuskan Siang Ini
Beberapa jam ke depan publik akan dikejutkan oleh berita Budiman Sudjatmiko.
Politisi PDIP itu sedang di ujung tanduk, jika tak meminta maaf maka dia akan dipecat, buntut dari mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Melihat langkah politik mantan aktivis PRD yang sangat berani itu, maka PDIP akan memutuskannya, Senin (21/8/2023) siang ini.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai ada kemungkinan besar Budiman bakal dipecat dari partai berlambang banteng tersebut.
Namun menurutnya, kemungkinan itu bisa saja dianulir jika Budiman berkenan untuk meminta maaf ke PDIP atas deklarasi dukungan ke Prabowo.
Adi menilai, PDI Perjuangan sangat mungkin menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap Budiman, yang dianggap sudah membelot dan tak sejalan.
"Saya kira kalau Budiman Sudjatmiko tidak minta maaf ke PDIP atas deklarasinya itu ya sangat mungkin PDIP akan memecat ya," kata Adi Prayitno, Minggu (20/8/2023).
Adi menilai PDIP merupakan partai politik yang tegas menegakkan disiplin kepada para kadernya.

"Apapun judulnya PDIP ini kan partai politik yang cukup tegas menegakkan disiplin kepada kadernya yang dianggap membelot dan sudah tidak sejalan," jelas Adi.
Adi menilai, tak ada alasan untuk PDIP mempertahankan Budiman, yang sejatinya telah mendukung Prabowo, di saat partainya mengusung capres Ganjar Pranowo di 2024 mendatang.
"Jadi memang kalau kita menggunakan perspektif publik, Budiman sudah tak sejalan dengan PDIP."
"Jadi tak ada alasan untuk mempertahankan Budiman. Budiman jelas-jelas sudah deklarasi mendukung Prabowo Subianto yang berbeda dengan sikap PDIP yang mengusung Ganjar," ujarnya.
Dipecat atau Mundur
Sebelumnya, deklarasi dukungan Budiman itu disampaikan melalui acara relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Centre, Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (18/8/2023).
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut sanksi akan diumumkan DPP PDIP hari ini.
Hasto mengatakan, pengumuman sanksi terhadap Budiman tersebut akan disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun.
Ia menyebut, Budiman hanya diberi dua opsi sanksi, mundur atau dipecat.
"Nanti, Pak Komarudin akan mengumumkan, yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas."
"Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan, Minggu (20/8/2023).
Budiman Sudjatmiko Berharap Tak Dipecat
Sebelumnya, Budiman mengaku sadar terkait risiko dari langkahnya yang memilih tak mendukung bacapres partainya, Ganjar Pranowo.
Ia pun berharap tak mendapat sanksi berat berupa pemecatan dari PDIP atas dukungannya tersebut.
Meski demikian, jika nantinya ia harus dipecat, Budiman yakin tetap menjadi kader nasionalis dan Soekarnois, sesuai ideologi partai berlambang banteng itu.
Sebab menurutnya, dukungan yang dilakukan kepada Prabowo bisa membuka jalan afiliasi strategis PDIP dengan Gerindra.
"Bisa saja kesimpulannya begitu sehingga saya tidak dinyatakan terlalu bersalah."
"Sehingga kemudian tindakan saya ya salah, tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu," katanya, di Komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023) malam dikutip dari Kompas.com.
Namun demikian, Budiman mengaku dengan bersedih hati siap menerima konsekuensi apapun nantinya.
"Jika misalnya yang saya katakan yang saya lakukan (mendukung Prabowo) salah keliru, ya dengan berat hati seandainya saya secara administratif dicabut keanggotaan saya, tentu saya sangat sedih," kata Budiman.
Terkait sanksi, Budiman menyebut belum ada surat pemecatan atau surat peringatan dari PDI-P hingga saat ini.
Alasan Dukung Prabowo
Budiman menegaskan, dukungan yang diberikan itu bukan karena elektoral Prabowo yang saat ini terus meningkat.
Aktivis 1998 itu mengaku memiliki alasan tersendiri mengapa memilih mendukung Prabowo.
"Saya sedikit harus membantah, saya dikatakan pindah seolah hanya karena melihat elektoral. Itu tidak," ujar Budiman, Sabtu (19/8/2023).
"Kalau soal kita kalah elektoral kita bisa menebusnya lima tahun ke depan," lanjutnya.
Menurut Budiman, Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang strategik, di mana hal itu ia lihat pada sosok Prabowo.
"Bahkan sebelum Pak Ganjar dideklarasikan, saya pernah beberapa kali diundang di forum partai, saya sering mengutip pidato Ibu Megawati soal pentingnya dan perlunya pemimpin yang strategik," ujarnya.
Budiman menuturkan, ke depan Indonesia butuh pemimpin yang bisa melihat keadaan global seperti kondisi ekonomi, teknologi, perang, dan masalah-masalah lainnya.
"Kita butuh kepemimpinan yang strategik bukan populis," ujarnya.
Meski demikian, Budiman tetap memandang positif Ganjar Pranowo sebagai bacapres partainya.
Ia juga menilai, bahwa Ganjar memiliki gaya kepemimpinan yang strategik walaupun menurutnya tak begitu ditonjolkan.
"Pak Ganjar tentu memiliki pemikiran strategik tapi memang kekuatan dan daya magnetik beliau itu pada komunikasi populisnya, sedangkan pemikiran di strateginya tak nampak jadi daya magnetik. Sementara hari ini yang dibutuhkan adalah pemimpin yang strategik," jelasnya.
(*/Tribun-Medan.com)
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
budiman sudjatmiko
Prabowo Subianto
Nasib Budiman Sudjatmiko di PDIP
Tribun Medan
Hasto Kristiyanto
DETIK-DETIK Nikita Mirzani Ejek Jaksa Inda Putri Manurung hingga Suruh Oplas: Muka Lu Jelek! |
![]() |
---|
Diperiksa KPK Selama 10 Jam Dugaan Korupsi Google Cloud, Nadiem Makarim: Alhamdulillah Lancar |
![]() |
---|
GAYA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Kompak, Pakai Warna Serasi Coklat Saat Tes DNA |
![]() |
---|
DUDUK PERKARA Wanita Ngamuk Tuntut Rp1 Miliar dan Lapor Presiden di Pengadilan Agama Jepara |
![]() |
---|
Serba-serbi Pulau Galang Kepri yang Jadi Lokasi Pengobatan 2.000 Warga Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.