Museum di Medan

DAFTAR 10 Museum di Medan, Ada yang Simpan Koleksi Hewan Hingga Peninggalan Sejarah

Museum menjadi tempat dimana koleksi yang memiliki banyak kenangan dan sejarah kerap disimpan.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Suasana Museum Djoeang 45 Sumatera Utara saat peresmian di Jalan Pemuda, Kota Medan, Jumat (18/8). Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meresmikan Museum Djoeang 45 Sumut sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-78, tahun 2023. Peresmian itu ditandai dengan gunting pita dan mencoba aplikasi barcode berisi kisah perjuangan masa penjajahan. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Menjelajahi benda-benda lampau selalu menjadi menarik, sebab kita bisa turut mengenang kisah didalamnya.

Museum menjadi tempat dimana koleksi yang memiliki banyak kenangan dan sejarah kerap disimpan.

Tak hanya itu museum juga kerap menjadi sarana edukasi, mengenal berbagai benda di masa lampau, juga ragam hewan dan benda lainnya.

Di Medan, memiliki banyak jenis museum yang menawarkan pengalaman menarik untuk dipelajari.

Mulai dari museum uang, benda peninggalan sejarah, alat perang pada masa penjajahan, juga  ada yang mengkoleksi ragam mainan lego dan hewan.

Berikut Tribun-medan.com rangkum 10 museum di Medan dengan beragam jenis koleksi yang disediakan.

1. Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Seorang pelajar tengah serius memperhatikan senjata tradisonal yang dipamerkan di Museum Negeri Sumatera Utara.
Seorang pelajar tengah serius memperhatikan senjata tradisonal yang dipamerkan di Museum Negeri Sumatera Utara. (TRIBUN MEDAN/HUSNA FADILLA TARIGAN)

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara terletak di Jalan H.M.Joni no. 15, Medan.

Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dikategorikan sebagai museum umum.

Sebagian besar koleksinya berasal dari daerah Sumatera Utara berupa benda-benda peninggalan sejarah budaya mulai dari masa prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga sejarah perjuangan masa kini.

Sebagian lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain seperti Thailand. Hingga tahun 2005 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menyimpan kurang lebih 6.799 koleksi.

Terdiri atas replika hewan khas Sumatra, replika fosil manusia purba, diorama kehidupan prasejarah, serta beragam perkakas prasejarah.

Adapun, peninggalan lain seperti arca-arca peninggalan zaman Hindu-Budha, peninggalan batu nisan, Al-Qur'an, replika Masjid Azizi ada disini, dan juga perkakas zaman Kolonial Belanda juga dikoleksi. Selain itu, terdapat pula model figur kolonial, dan replika kehidupan kota Medan zaman dulu.

Benda koleksi meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan tradisional, peralatan komunikasi yang digunakan melawan penjajah.

Juga ditampilkan lukisan kepahlawanan dan poster propaganda masa perang. Dan terakhir, foto-foto serta lukisan dari para pahlawan dan mantan gubernur Sumatra Utara juga dikoleksi di sini.

Untuk biaya masuk museum sendiri mulai dari Rp 3.000 per orang.

2. Rahmat International Wildlife Museum and Gallery

SUASANA Rahmat International Wildlife Museum and Gallery di Jalan S Parman  No.309, Medan.
SUASANA Rahmat International Wildlife Museum and Gallery di Jalan S Parman No.309, Medan. (TRIBUN MEDAN/NATALIN)

Rahmat International Wildlife Museum and Gallery adalah diprakarsai oleh Dr. H Rahmatsyah yang memiliki kecintaan pada alam dan niatnya mencegah kepunahan hewan langka. Museum ini terletak di Kelurahan Petisah Hulu, Medan Baru, Kota Medan

Sangat unik, museum ini menghadirkan berbagai koleksi binatang dari seluruh dunia yang diawetkan dengan sempurna.

Museum ini akan membuat para pengunjung terpesona dengan ribuan koleksi hewan yang terlihat hidup dan nyata, seolah-olah mereka berada di habitat aslinya.

Hewan-hewan yang diawetkan ini adalah bintang-bintang yang telah mati secara alami, hasil dari berburu yang dilegalkan, serta sumbangan dari lembaga dan kolektor.

Harga masuk museum ini mulai dari Rp 75.000, para pengunjung dapat menikmati lebih dari 2.600 spesies dan 5.600 spesimen, baik yang berukuran besar maupun kecil, disusun dengan apik dan artistik.

3. Museum Al-Quran Sumatera Utara
Disini para wisatawan dapat menyaksikan puluhan Al-Quran kuno, bahkan ada penemuan bahwa Al-Quran pernah tersaji dalam bentuk koin.

Museum yang berada di Jalan Wiliam Iskandar Muda, Deliserdang ini, beroperasi setiap hari Senin-Sabtu, mulai pukul 09.00 WIB. Pengunjung cukup bayar Rp15 ribu untuk umum. Sementara pelajar atau mahasiswa hanya Rp5 ribu bisa mendapatkan ilmu pengetahuan baru soal peradaban Islam di Sumatra Utara.

Didirikan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat luas, bahwa Sumut memiliki sejarah dan peradaban Islam di masa lalu.

Pasalnya, dari banyak daerah di Indonesia, Sumut pernah disebut sebagai daerah yang tidak memiliki sejarah mushaf Al-Quran.

4. Museum Situs Kota Cina

Gerabah dan tembikar hasil penggalian di Situs Kota Cina di kawasan Paluh Besar, Jalan Kota Cina, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan
Gerabah dan tembikar hasil penggalian di Situs Kota Cina di kawasan Paluh Besar, Jalan Kota Cina, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan (TRIBUN MEDAN / ABUL MUAMAR)

Museum Situs Kota Cina berada di Jalan Kota Cina, Nomor 65, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan.

Adanya hal ini, menjadi bukti Kota Medan pernah dijadikan sebagai pelabuhan internasional dari abad 11 hingga abad 14 Masehi. Berbagai kapal perniagaan dari Persia, Hindia dan bahkan Tiongkok pernah berlabuh di Kota Cina itu.

Hal itu dibuktikan dengan berbagai penemuan barang bersejarah di kawasan tersebut seperti keramik dari Persia dan Tiongkok, uang keping dari Sri Lanka dan Tiongkok dan patung Buddha dari Hindia.

Bukti lain yang memperkuat Situs Kota Cina menyimpan jejak peradaban internasional adalah ditemukannya beberapa keping uang koin Sinhalese dari Kerajaan Polonnaruwa, Srilanka.

Kemudian, terdapat juga koin-koin yang dikeluarkan oleh Raja Sahasa Malla dan Ratu Lilavati pada abad 13 Masehi yang memiliki ukuran simbolisme dewa dan aksara Srilanka dengan diameter 22,05 milimeter dan benda lainnya.

5. Museum Perjuangan 45

Suasana Museum Djoeang 45 Sumatera Utara saat peresmian di Jalan Pemuda, Kota Medan, Jumat (18/8). Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meresmikan Museum Djoeang 45 Sumut sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-78, tahun 2023. Peresmian itu ditandai dengan gunting pita dan mencoba aplikasi barcode berisi kisah perjuangan masa penjajahan.
Suasana Museum Djoeang 45 Sumatera Utara saat peresmian di Jalan Pemuda, Kota Medan, Jumat (18/8). Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meresmikan Museum Djoeang 45 Sumut sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-78, tahun 2023. Peresmian itu ditandai dengan gunting pita dan mencoba aplikasi barcode berisi kisah perjuangan masa penjajahan. (TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO)

Koleksi Museum Gedung Juang ’45 terdiri atas foto-foto dokumentasi berbagai peristiwa bersejarah yang berasal dari masa 1944-1949, seperti peristiwa Rapat Raksasa di lapangan IKADA, Bandung Lautan Api, dan pertempuran 10 November di Surabaya.

Selain itu Museum Gedung Juang ’45 memiliki koleksi patung dada para pahlawan masa Pergerakan Kemerdekaan berjumlah 17 buah. Juga terdapat koleksi lukisan yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi fisik.

Koleksi utama pada museum ini adalah 2 mobil Proklamator, yaitu mobil kenegaraan yang pernah digunakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, terdiri atas Mobil Republik 1 dan Mobil Republik 2.

6. Museum Perkebunan Indonesia

Pengunjung melihat benda-benda koleksi Museum Perkebunan Indonesia di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Rabu (16/10/2019). Museum tersebut menampilkan berbagai informasi tentang perjalanan panjang perkebunan di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang yang menarik untuk dipelajari.
Pengunjung melihat benda-benda koleksi Museum Perkebunan Indonesia di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Rabu (16/10/2019). Museum tersebut menampilkan berbagai informasi tentang perjalanan panjang perkebunan di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang yang menarik untuk dipelajari. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Museum Perkebunan Indonesia berdiri megah di Jalan Brigjen Katamso No. 53, Kota Medan, Sumatera Utara. Tempat ini bukan sekadar gedung kosong, melainkan pusat ilmu dan wawasan tentang gemerlap dunia perkebunan di Indonesia.

Menyambut pengunjung dengan dua lantai yang penuh cerita, museum ini menampilkan rentetan informasi mengenai perkebunan masa lampau, lengkap dengan koleksi berharga hasil kebun dan kisah-kisah bersejarahnya.

7. Museum Lego Raz Gallery

Museum Lego di Medan, Raz Museum and Gallery, di Jalan Dr Mansyur No. 164
Museum Lego di Medan, Raz Museum and Gallery, di Jalan Dr Mansyur No. 164 (TRIBUN MEDAN/HUSNA)

Di kota Medan sendiri terdapat sebuah museum Lego yang terletak di lantai 6 Raz museum and gallery di Jalan Dr Mansyur Medan.

Koleksi lego-lego ini merupakan milik pribadi Ibu Rahmawati sang pemilik Raz Museum Galeri, awalnya museum ini adalah ruangan pribadi namun seiring dengan bertambahnya koleksi Lego, sang pemilik pun mengubah ruangan penyimpanan menjadi museum dan dibuka untuk umum sejak tahun 2008.

Aneka koleksi lainnya juga tertata di Gallery 6 tingkat ini antara lain, aneka perabot ruang tamu, koleksi pakaian, perlengkapan pengantin ibu/bapak Sofyan Raz  (pakaian/baju, tas, sepatu, topi), perlengkapan anak dari bayi hingga dewasa

Ada lagi aneka gantungan kunci, aneka handphone, aneka plakat/piagam, batu cincin, cerutu, pulpen, penghapus, kamera, aneka kerang-kerangan, aneka koleksi YPSA, peralatan musik terdahulu, koleksi alat-alat dapur, bumbu dapur, dan lain-lain.

8. Museum Perjuangan TNI Kodam 1 Bukit Barisan

Bagian muka Museum Perjuangan.
Bagian muka Museum Perjuangan. (Tribun Medan/Silfa Humairah)

Museum Perjuangan TNI Kodam 1 Bukit Barisan adalah sebuah museum yang berada di Jalan Zainul Arifin no.8 Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Petisah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Meskipun disebut Museum Perjuangan TNI, koleksi yang terdapat pada museum ini tak hanya perlengkapan militer saja, melainkan juga peninggalan arkeologi, seni rupa, relief dan monumen.

9. Museum Uang Sumatera Utara

Museum Uang Sumatera
Museum Uang Sumatera (Tribun Medan/Aqmarul Akhyar)

Museum Uang Sumatera didirikan oleh Saparudin Barus, seorang kolektor uang dan diresmikan pada 2 Mei 2017.

Terdapat banyak koleksi koin kesultanan seperti koin Kesultanan Aceh, Deli, Batubara, Siak Sri Indrapura, Samudera Pasai hingga koin kepeng Kerajaan Cina (10-13 M).

Tak hanya koin, museum ini juga memiliki koleksi token perkebunan diantaranya token perkebunan Sumatra, Tandjong Alam, Poeloe Samboe, hingga token pertambangan Ballarat J. R. Grundi.

Ada juga beragam koleksi ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah/Darurat).

Kamu hanya perlu merogoh kocek Rp 10.000 saja dan nantinya kamu juga akan mendapatkan souvenir berupa koin kuno.

Jangan lupa melihat Mesin cetak Oeang Republik Indonesia Tapanoeli (ORITA) ya. Konon itu merupakan mesin cetak uang pada masa agresi Militer Belanda II dan saat ini mesin tersebut masih bisa digunakan.

Alamat: Lantai 2 Gedung Juang 45, Jalan Pemuda nomor 17 Kota Medan

Buka: Setiap hari (09.00-17.00 WIB)

10. Tjong A Fie Mansion

Para wisatawan mancanegara sedang melihat silsilah keluarga Tjong A Fie dan sejarah datangnya Tjong A Fie ke Kota Medan, Selasa (17/1/2023)
 
Para wisatawan mancanegara sedang melihat silsilah keluarga Tjong A Fie dan sejarah datangnya Tjong A Fie ke Kota Medan, Selasa (17/1/2023)   (Tribun Medan/Diana Aulia)

Tjong A Fie Mansion atau Rumah Tjong A Fie kerap direkomendasikan sebagai salah satu tujuan wisata saat berkunjung ke Medan.

Lokasi Tjong A Fie Mansion ada di Jalan Ahmad Yani No.105, di Kesawan, Medan, Sumatera Utara.

Bangunan museum dengan kombinasi arsitektur Cina, Eropa, dan Melayu ini memang memiliki keunikan tersendiri.

Tjong A Fie Mansion adalah bekas rumah Tjong Fung Nam yang lebih dikenal dengan nama Tjong A Fie, seorang saudagar dan filantropis.

Tjong A Fie yang berkebangsaan Tiongkok menguasai perkebunan berbagai tanaman komoditas, dan perdagangan.

Ia juga menjadi sosok yang membangun pertokoan di sepanjang Jalan Kesawan (sekarang Jalan Ahmad Yani) dan dikenal membangkitkan perekonomian di kota Medan.

(cr26/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved