Berita Viral
Viral Mahasiswa UIN Bukittinggi Usir Gubernur Sumbar, Pihak Kampus Buka Suara: Kami Sangat Malu
Viral di medsos sebuah video yang menarasikan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek, Bukittinggi usir Gubernur Sumbar
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.COM - Viral di media sosial sebuah video yang menarasikan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek, Kota Bukittinggi usir Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi.
Pengusiran Gubernur Sumbar itu terjadi saat Mahyeldi hendak memberikan pembekalan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) untuk mahasiswa baru UIN Bukittinggi.
Akibat pengusiran tersebut, Mahyeldi kemudian batal mengisi orasi ilmiah dalam PBAK mahasiswa baru UIN Bukittinggi itu.
Video pengusiran tersebut pun viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, terlihat bahwa acara diadakan di Aula Gedung Student Center UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi.
Ada ratusan mahasiswa baru yang mengenakan pakaian hitam putih yang menghadiri acara tersebut.
Sementara itu, Mahyeldi duduk di atas panggung.
Pada saat itu, salah satu mahasiswa mengenakan almamater naik panggung untuk berorasi dan menolak kehadiran Mahyeldi. Saat dia berbicara, semua mahasiswa bersorak dan memberikan tepuk tangan.
Terlihat beberapa orang yang diduga sebagai panitia acara yang berusaha membuat mahasiswa yang berorasi itu turun dari panggung. Sayangnya, dalam video, kata-kata yang diucapkan mahasiswa tersebut tidak terdengar jelas.
Dilansir dari Tribun Padang, Presma Dema UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Ahmad Zaki, mengonfirmasi tindakan penolakan itu.
Dia menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul tiga sore, di mana Gubernur akhirnya tidak memberikan materi dan pergi kembali ke Padang.
Ahmad Zaki mengungkapkan bahwa mahasiswa menolak Mahyeldi memberikan materi karena isu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Air Bangis, Pasaman Barat, belum ditangani dengan baik.
"Aksi kawan mahasiswa ini menolak kedatangan Gubernur Mahyeldi yang mana akan memberikan materi tentang orasi ilmiah, kami menolak keras karena masalah Air Bangis belum selesai," tegasnya.
Zaki menyatakan bahwa mahasiswa UIN Bukittinggi merasa kecewa dan mengecam keras tindakan Gubernur Sumbar karena dianggap mengabaikan dan tidak memedulikan demonstrasi ribuan warga Air Bangis selama lima hari di Padang.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa aparat saat itu juga bersikap represif dengan menangkap masyarakat, aktivis, dan pendamping hukum.
Ahmad Zaki mengatakan bahwa demo tersebut diikuti secara tidak langsung oleh sekitar 2.500 mahasiswa baru dan sekitar 30 pengurus Dema UIN Bukittinggi.
Akibat dari aksi demo tersebut, Gubernur Mahyeldi akhirnya tidak memberikan materi dan meninggalkan ruangan.
Sementara itu, Kabag Umum, Akademik, Perencanaan, dan Keuangan UIN Bukittinggi, Hendra Nasrul, menyatakan bahwa UIN sama sekali tidak menolak kedatangan Gubernur.
Hendra Nasrul menjelaskan bahwa secara lembaga, mereka tidak mengantisipasi adanya aksi tersebut, dan mereka tidak menyangka bahwa aksi penolakan akan terjadi.
Kunjungan Gubernur Sumbar ke UIN Bukittinggi, menurut Hendra Nasrul, bertujuan sebagai motivasi dan memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru.
"Secara lembaga kami tidak ada menolak kedatangan Gubernur ke UIN Bukittinggi, waktu itu kami tidak menduga, kami tak menyangka akan ada aksi ini," jelas Hendra Nasrul.
Diketahui bahwa aksi orasi ini diinisiasi oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Bukittinggi, dengan tujuan menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) di Air Bangis, Pasaman Barat.
Menurut Dema UIN Bukittinggi, Gubernur Sumbar, Mahyeldi, dianggap mengabaikan dan tidak memperhatikan demonstrasi ribuan warga Air Bangis yang berlangsung selama lima hari di Padang beberapa waktu sebelumnya.
Hendra Nasrul menyebut bahwa aksi ini hanya dilakukan oleh sekelompok mahasiswa atau oknum, dan Presma UIN Bukittinggi kabarnya juga ikut serta dalam demo di Padang yang menolak PSN Air Bangis, mungkin karena mereka merasa kecewa, dan itulah yang tercermin dalam aksi ini.
Menurut Hendra Nasrul, aksi yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa di depan Gubernur Sumbar selama PBAK UIN Bukittinggi ini dianggap sebagai sebuah aib.
"Kami tidak menduga ini akan terjadi, kami merasa ini aib bagi kami, kami sangat malu. Kita masih koordinasi dengan pimpinan terkait dengan tindakan apa yang akan dilakukan kepada mahasiswa ini," sambung jelas Hendra Nasrul.
(cr31/tribun-medan.com)
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
DIRUT BPR Bank Jepara Ditahan KPK, Bikin Kredit Fiktif Capai Rp 263 Miliar, Total 5 Tersangka |
![]() |
---|
Longsor di Kelok 9, Jalur Sumbar-Riau Putus Total, Sepeda Motor juga Tak Bisa Melintas |
![]() |
---|
Terkuak Fakta Keji Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Oknum TNI AD Serka N: masih Bergerak saat Dibuang |
![]() |
---|
KONGKALIKONG Kredit Fiktif Rp 263 Miliar, 5 Petinggi BPR Bank Jepara Artha Ditahan KPK |
![]() |
---|
SOSOK Djamari Chaniago, Menteri Tertua di Kabinet Merah Putih, Prabowo: Gunakan Sisa Umur untuk. . . |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.