Viral Medsos
Kasus Bayi Tertukar, Pemilik RS Sentosa Menjadi Sorotan, Komisaris Utamanya Mantan Dokter TNI AU
Mengutip laman resmi Rumah Sakit Sentosa Bogor, rumah sakit ini didirikan pada tanggal 11 Agustus 2007 di bawah naungan Yayasan Sentosa.
TRIBUN-MEDAN.COM - Kasus bayi tertukar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi perhatian publik.
Kejadian bayi tertukar sendiri acapkali jadi bumbu dalam cerita drama sinetron Tanah Air.
Dalam dalam kejadian nyata, kasus bayi tertukar di rumah sakit ini diklaim sebagai kasus pertama di Indonesia.
Hasil tes DNA terhadap dua bayi di Bogor memastikan keduanya tertukar dari orang tua aslinya.
RS Sentosa yang jadi tempat bersalin dua bayi yang tertukar ini pun jadi sorotan.
Pihak rumah sakit maupun tenaga kesehatan yang bertugas juga dimintai pertanggungjawaban.
Terkini, pihak RS Sentosa menonaktifkan 5 bidan dan perawat karena lalai memasang gelang identitas hingga bayi Siti Maulia (37) tertukar.
Keputusan tersebut diambil menyusul 7 orang telah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Unit Reskrim Polres Bogor.
"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," ujar Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako sebagaimana dikutip Tribun-medan.com dari Kompas.com, Minggu (27/8/2023).
"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya.
Jadinya yang 10 orang kita SP1 aja. Sedangkan yang 5 perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan," ungkapnya.
Gregg mengatakan, para bidan dan perawat yang disanksi telah dipindahkan ke bagian administrasi untuk sementara waktu.
"Mereka di satu depertemen ini dinonaktifkan untuk tidak memegang bagian itu (persalinan)," ujar Gregg.
Sebelumnya diberitakan, bidan dan perawat RS Sentosa diperiksa Unit Reskrim Polres Bogor.
Mereka diperiksa sebagai saksi yang menangani persalinan atau kelahiran bayi warga Bogor bernama Siti Maulia yang tertukar. "Hasil pemeriksaan selama 10 jam, ada unsur kelalaian saat memasang gelang ke bayi Siti alias gelang dobel atau dua gelang dengan satu nama yang sama, yakni nama pasien B (sebutan dari rumah sakit)."

Siapa pemilik RS Sentosa?
Mengutip laman resmi Rumah Sakit Sentosa Bogor, rumah sakit ini didirikan pada tanggal 11 Agustus 2007 di bawah naungan Yayasan Sentosa.
Pada awalnya, fasilitas kesehatan ini masih berupa rumah bersalin.
Dalam perkembangannya, tepatnya pada tahun 2011 klinik bersalin ini berkembang menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sentosa.
Dengan akreditasi C dari Kementerian Kesehatan RI.
Karena perubahan status ini pula, status legalitas Yayasan Sentosa juga ikut berubah menjadi PT Pelita Medika Sentosa.
Tak puas hanya berstatus RSIA, PT Pelita Medika Sentosa kemudian terus melakukan pengembangan untuk menjadi Rumah Sakit Umum (RS) Sentosa yang bertahan hingga saat ini.
Sosok di balik PT Pelita Medika Sentosa adalah dr Frits Max Rumintjap.
Saat ini, ia menjabat sebagai Komisaris Utama RS Sentosa.
Frits Max Rumintjap sendiri merupakan seorang dokter spesialis kandungan yang juga merupakan mantan dokter militer di TNI AU dengan pangkat terakhir Kolonel.
Saat masih berdinas di TNI AU, Frits Max Rumintjap sempat menjabat sebagai Kepala RS TNI AU Atang Sanjaya Bogor.

Kedua bayi menjadi anak angkat Polres Bogor
Bayi laki-laki berinisial GL (1) dan GB (1) yang tertukar selama setahun telah bertemu ibu kandungnya usai hasil tes DNA silang diumumkan di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (25/8/2023) malam kemarin.
Kini, GL dan GB diangkat menjadi anak angkat Polres Bogor. Dengan demikian, segala tanggung jawab terhadap kedua bayi tersebut akan menjadi tanggung jawab ketiga pihak, Ibu Siti Maulia (37), Ibu DP (33) dan Polres Bogor.
"Atas izin Kapolda (Irjen Akhmad Wiyagus), dua anak tersebut kami angkat menjadi anak angkat Polres Bogor. Segala tanggung jawab terhadap dua anak tersebut merupakan tanggung jawab ayah dan ibu biologis si G dan ayah dan ibu biologis si G. Kebetulan inisial nama bayi ini hurufnya sama-sama G," kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro.
AKBP Rio mengatakan, proses tumbuh kembang anak akan menjadi tanggung jawab ketiga pihak baik itu si ayah, ibu, dan orangtua angkatnya yaitu Polres Bogor.
Polres Bogor fasilitasi rumah bersama
AKBP Rio menjelaskan, telah memfasilitasi rumah bersama untuk kedua keluarga bayi tersebut di Mapolres Bogor.
Rumah bersama digunakan untuk mempererat ikatan atau bonding antara bayi dengan ibu kandungnya.
"Sudah dibuat kesepakatan tentang jadwal per jadwal, tanggal per tanggal seperti time line agar proses bonding antara orangtua dengan si anak terjalin satu sama lain. Alhamdulillah hari ini bertambah satu anak, dan bertambah satu ayah serta bertambah satu ibu," tutur Rio.
Rumah bersama yang difasilitasi Polres untuk kedua ibu bayi tertukar selama satu bulan atau saat proses tahapan pengembalian ke orangtua biologis atau kandung.
AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan, proses pengembalian dua bayi tertukar kepada ibu kandungnya masing-masing akan dilakukan bertahap.
Bayi laki-laki berinisial GL (1) dan GB (1) akan diserahkan atau dikembalikan dalam satu bulan ke depan.
Oleh karena itu, rumah bersama dibuat guna mempererat ikatan atau bonding antara bayi dengan ibu kandungnya.
"Proses satu bulan lebih ini, nanti adalah kita akan membuat rumah bersama. Sudah diputuskan di rapat mediasi bahwa rumah bersama itu ada di Polres Bogor," ungkapnya.
Rumah bersama itu akan menjadi tempat penyesuaian lingkungan baru bagi kedua bayi untuk kemudian didekatkan dengan ibu kandung masing-masing.
AKBP Rio menyampaikan, tahapan penyelesaian dari kasus ini harus dimulai dari sisi pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak.
Setelah itu, pengembalian anak dari Ibu SM ke Ibu D demikian juga sebaliknya baru bisa tercapai.
"Sudah dibuat kesepakatan tentang jadwal per jadwal, tanggal per tanggal seperti time line agar proses bonding antara orangtua dengan si anak terjalin satu sama lain," kata Rio.

Diberitakan sebelumnya, AKBP Rio telah menyatakan hasil tes DNA silang terhadap kedua ibu bayi di Bogor, Jawa Barat adalah 99,9 persen tidak identik.
Dengan kata lain, kedua bayi tersebut dipastikan tertukar dari orangtua biologis atau kandungannya.
Kedua pasangan suami istri dari bayi tertukar itu sebelumnya menjalani tes DNA silang di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Babakan Madang, Sentul, Kabupaten Bogor, Senin (21/8/2023) lalu.
"Berdasarkan hasil dari Puslabfor Bareskrim Polri, di mana ditemukan memang fix 99,9 persen berdasarkan data yang diberikan Kapuslabfor bahwa anak tersebut memang tertukar," ucap AKBP Rio saat menyampaikan hasil tes DNA dari Puslabfor Bareskrim Polri.
(*/tribun-medan.com)
Baca juga: Bayi Tertukar Belum Dikembalikan, Siti dan Dian Kompak Rencanakan Ini, Saling Melepas Selama Sebulan
Baca juga: Buntut Panjang Kasus Bayi Tertukar, Direkrut RS Sentosa Bongkar Borok Perawat
Baca juga: Sosok AKBP Rio Wahyu Anggoro Ikut Nangis saat Mediasi Bayi Tertukar, Kini Jadi Ayah Angkat 2 Bayi
Baca juga: Pecah Tangis Siti Mauliah saat Dengar Hasil Tes DNA Bayi Tertukar, Dian Sampai Pingsan
pemilik rs sentosa
komisaris utama rs sentosa
Frits Max Rumintjap
Kepala RS TNI AU Atang Sanjaya Bogor
Kolonel Frits Max Rumintjap
dr Frits Max Rumintjap
REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
![]() |
---|
DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
![]() |
---|
SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
![]() |
---|
Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
![]() |
---|
Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.