Apical Group Olah Minyak Jelantah menjadi Biodiesel serta Kurangi Dampak Buruk ke Lingkungan

Apical Group siap membeli minyak jelantah masyarakat untuk diolah ulang menjadi bahan bakar biodiesel

TRIBUN-MEDAN.com - Apical Group edukasi masyarakat Kota Medan mengenai penanganan minyak goreng bekas atau jelantah, serta makanan sehat menggunakan produk kelapa sawit berkelanjutan di lapangan parkir Thamrin Plaza, Kota Medan, Minggu (27/8/2023).

Dalam acara “Pagi-Pagi Sehat” Ratusan masyarakat Kota Medan yang didominasi kaum ibu-ibu hadir di Lapangan Parkir Thamrin Plaza, Kota Medan, untuk melakukan kegiatan senam pagi dan sharing edukasi tentang penanganan minyak Jelantah.

Seperti diketahui bahwa minyak goreng merupakan komoditas penting dalam kegiatan konsumsi masyarakat sehari-hari dan Indonesia merupakan negara dengan konsumsi minyak goreng terbesar mencapai 15,4 juta ton pada tahun 2022 lalu.

Tak dapat dipungkiri, konsumsi minyak goreng yang tinggi juga akan menghasilkan limbah minyak jelantah yang juga tinggi. Oleh karena itu, apabila minyak jelantah tidak dikelola dengan baik maka dapat merusak lingkungan.

Dalam pelaksanaan edukasi, General Manager of Green Energy, Biofuel Feedstock, and Business Development Apical Group, Aika Yuri Winata menjelaskan bahwa minyak jelantah sebaiknya tidak dibuang sembarangan, seperti dibuang ke saluran air karena akan menyebabkan penyumbatan saluran air, yang berpotensi menjadi tempat tumbuhnya bakteri.

Dan apabila minyak jelantah dibuang ke tanah, residu dari minyak tersebut akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.

"Pada kesempatan ini, kami ingin mengedukasi masyarakat Kota Medan bahwa minyak jelantah jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, karena itu sebaiknya minyak jelantah dikumpulkan ke dalam wadah seperti jerigen kosong, untuk kemudian dapat dijual ke Apical dengan harga terbaik, untuk kemudian kami olah kembali menjadi bahan bakar energi terbarukan, yakni biodiesel”, Kata Aika, Minggu (27/8).

Lanjut dikatakan, Aika, Apical Group sendiri sudah melakukan pengumpulan minyak jelantah sejak tahun 2000.

Hanya saja, saat itu pengumpulan minyak jelantah hanya difokuskan di Jakarta, namun saat ini Apical Group mulai mencoba mengumpulkan minyak Jelantah di Kota Medan.

Dimana, untuk di Kota Medan sendiri, Apical Group melakukan pengumpulan minyak Jelantah di kawasan Parkiran Thamrin Plaza Kota Medan setiap Sabtu- Minggu dari pukul 07:00 -10:00 WIB.

Yang mana, Apical Group siap membayar minyak jelantah yang diberikan masyarakat dengan harga Rp 5 ribu  per mililiter.

"Motivasinya untuk menyelamatkan Lingkungan dan untuk menyampaikan kepada masyarakat jangan gunakan minyak jelantah, karena bisa jadi penyakit," Ucapnya.

Ia mengatakan, untuk pengelolaan minyak jelantah menjadi bahan bakar Biodiesel itu memerlukan tekhnologi khsusus, sehingga saat ini untuk pengelolaan minyak tersebut masih dilakukan di Eropa.

"Untuk pengolahan Jelantah menjadi Biodisel memerlukan mesin yang berbeda, kalau di Indonesia kita mulai Kelapa Sawit, jadi ini berbeda, karena banyak kandungan kandungan Logam dan barang barang dari makanan makanan masuk ke minyak, jadi sekarang yang ready ada di Eropa, cuman kami siap menterjemahkan teknologinya ke Indonesia,"jelasnya.

Dijelaskannya, saat ini pengeksporan minyak Jelantah menjadi bahan bakar Biodiesel mencapai 200 ribu ton dari seluruh wilayah di Indonesia. Dan untuk pasar Biodiesel tersebut saat ini adalah mayoritas negara Spanyol.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved