News Video
WARGA BINJAI, Sulap Sampah Plastik Menjadi Premium dan Solar, Dijual Rp 10 Ribu Per Liter
Banyak orang menganggap sampah plastik adalah objek yang disebut-sebut sebagai objek pencemaran lingkungan
Penulis: Muhammad Anil Rasyid |
TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Banyak orang menganggap sampah plastik adalah objek yang disebut-sebut sebagai objek pencemaran lingkungan. Namun siapa sangka, sampah plastik dapat disulap menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Seperti yang dilakukan Immanuel Syaputra Purba (27). Amatan wartawan saat mendatangi lokasi kediamannya di Jalan Bhakti Karya, Lingkungan V, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Sumatera Utara, Immanuel menyulap sampah plastik menjadi BBM dengan bantuan mesin bernama Pyrolisis Generasi ke 5.
Meski meracik mesin yang menghabiskan biaya sekitar Rp 100 juta, Immanuel berhasil mengubah sampah plastik menjadi BBM setara solar dan bensin.
"Kegiatan yang ada dilokasi kita ini penerapan teknologi Pyrolisis generasi ke 5 untuk penanggulangan sampah plastik untuk menjadi bahan bakar alternatif, yang setara solar dan bensin," ujar Immanuel, Jumat (1/9/2023).
Awalmulanya Immanuel mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak setara jenis bensin dan solar di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deliserdang, sekitar tahun 2022.
Namun karena mengolah sampah plastik agak masuk ke pemukiman padat penduduk, mereka pindah ke Binjai di tahun 2023.
Tak hanya itu, Immanuel menambahkan, idenya ini muncul berawal dari sang ayah yang menunjukkan peluang usaha dengan dampak ramah lingkungan.
"Jadi pengembangan kita di sini adalah unit swadaya kita, bersama dengan PT Global Talent Nusantara, yang bergerak di dalam bidang lingkungan hidup dan pertanian, dan juga koperasi masyarakat Danau Toba," ujar Immanuel.
Ia pun berharap kedepannya, dibeberapa daerah di Sumatera Utara, khususnya untuk penanganan sampah plastik sudah bisa menjadi win-win solution melalui teknologi Pyrolisis generasi ke 5 dari BSB.
Sementara itu, Immanuel pun membeberkan bagaimana proses sampah plastik itu bisa disulap menjadi BBM.
Berawal saat dirinya menyediakan sedikitnya 50 kilogram sampah plastik yang terpilah. kemudian pada sebuah tabung berbahan plat berwarna hitam yang di bawahnya dikelilingi batubata, bahan baku sampah plastik ini dimasukkan ke dalamnya.
“Sebelum dimasukkan, plastik-plastik yang menjadi bahan baku ini dicuci terlebih dahulu. Setelah bersih, baru dimasukkan ke dalam tabung ini untuk diolah menjadi bahan bakar minyak. Hasil dari bahan bakar minyak bensin dan solar, tersaring sendiri secara otomatis,” ujar Immanuel.
Alasan plastik harus bersih agar hasil olahan dapat menghasilkan cairan yang bagus. Pada bawah tabung terdapat pengapian dengan menggunakan kayu.
Ketika mesin sudah panas hingga 100 derajat celcius, bahan baku plastik dimasukkan ke dalam tabungnya seraya mempertahankan suhu tetap stabil dan bila perlu cenderung naik.
“Proses pengolahan limbah plastik berjalan selama 8 sampai 12 jam untuk menghasilkan setara bahan baku 1:1, satu kilogram sampah jadi setara satu liter bahan baku yang setara bensin ataupun solar,” ujar Immanuel.
Setelah 12 jam sampah plastik diolah, keluar cairan yang menjadikan bahan bakar. Namun, cairan tersebut tidak dapat langsung digunakan.
Immanuel menyebut, cairan tersebut harus dilakukan treatment. Caranya, 25 liter cairan BBM yang dihasilkan dari pengolahan sampah plastik ini, dicampur dengan 100 mililiter aditif cair dan aduk di mesin treatment selama 15 menit serta dilanjutkan proses oksidasi selama 15 menit.
Selama treatment ini, juga perlu didiamkan selama enam sampai dengan 12 jam.
Kemudian proses pengendapan ini akan menjadi sempurna ketika endapan sudah mengeras.
Lalu dilanjutkan dengan menuangkan cairan yang sudah diproses aditif ke wadah yang bersih dan masukkan katalis serbuk 100 gram serta aduk selama 15 menit.
Kemudian diamkan selama enam sampai 12 jam. Usai serangkaian proses ini dilakukan, cairan BBM kemudian disaring dan akhirnya telah dinyatakan siap untuk digunakan.
“Kalau yang solar itu sudah setara diesel, dexlite yang pemanfaatan dapat digunakan untuk alat yang menggunakan bahan bakar solar. Seperti peralatan pertanian, seperti traktor atau mesin penggerak yang menggunakan solar,” ujarnya.
“Kemudian untuk setara bensin, kita gunakan untuk operasional kita seperti penjemputan sampah. Kalau yang bensin, kadar oktannya setara dengan pertalite,” sambung Immanuel.
Sejauh ini, hasil olahan BBM dari sampah plastik ini sudah dirasakan masyarakat. Kepada pembeli yang membeli BBM jenis bensin, dijual seharga Rp 10 ribu perliternya.
Sementara BBM jenis solar, dijual seharga Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu.
“Langkah yang kami lakukan juga untuk membantu petani dan UMKM,” ujarnya.
Immanuel berharap, masyarakat atau dinas yang ada di Binjai maupun Sumut khususnya Dinas Lingkungan Hidup atau Dinas Kebersihan, dapat berkolaborasi dengan mereka dalam hal menyediakan bahan baku plastik untuk diolah menjadi BBM.
(cr23/tribun-medan.com)
Sulap Sampah Plastik
Sampah Plastik Menjadi Premium
Sampah Plastik Menjadi Solar
Tribun Medan
Tribun MedanTV
| Empat Anggota DPRD Medan Mangkir, Kejaksaan Tinggi Sumut: Senin dan Selasa Kita Panggil Lagi |
|
|---|
| Kuasa Hukum Ketua DPRD Sumut Sebut Dua Akun Dilaporkan ke Polda Sumut, Kasus Pencemaran Nama Baik |
|
|---|
| Dua Anggota DPRD Medan yang Dipanggil Kejaksaan Tinggi Sumut Kasus Peras Pengusaha Tak Kunjung Hadir |
|
|---|
| KEPALA BAYI PUTUS Saat Proses Persalinan Diduga Lakukan Malpraktek, Ini Penjelasan Dinkes Tapteng |
|
|---|
| Respon Bupati Langkat Syah Afandin Soal Ratusan Kilo Sabu Diamankan Polisi di Perairan Langkat |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.