Khazanah Islam
Doa Mohon Kelapangan Urusan dan Hati dan 6 Khasiat Mengamalakan Surah Al-Isyirah
Surat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad mendapat perlakuan sangat buruk dari masyarakat, dengan hinaan, celaan, caci maki, bahkan dilempari dengan b
TRIBUN-MEDAN.com - Surat Ad-dhuha dan Al-Insyirah diturunkan berurutan di saat Nabi Muhammad mengalami amat kesusahan hati.
Surat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad mendapat perlakuan sangat buruk dari masyarakat, dengan hinaan, celaan, caci maki, bahkan dilempari dengan batu.
Dua surat ini dipakai untuk kelapangan urusan dan kelapangan hati. Surat Ad-Dhuha dan Al-Insyirah dalam Kisah Nabi buat terharu karena keikhlasan beliau.
Surah Ad-Dhuha merupakan surah yang ke-93 dalam Al-qur'an. Surah ini tergolong ke dalam Makiyyah karena diturunkan di Mekkah.
Surah ini disebut dengan Ad-Dhuha yang berarti waktu Dhuha. Di mana waktu Dhuha ini adalah saat ketika matahari naik sepenggalah. Nama ad Dhuha diambil dari ayat pertama yang berisi tentang sumpah Allah dengan waktu Dhuha
Sedangkan, Surat Al-Insyirah merupakan surat ke-94 dalam Al-quran yang berarti Kelapangan. Surat ini terdiri dari 8 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah.
Mengutip ceramah Ustaz Adi Hidayat di channel Youtube Kanal Masjid dengan judul "Kisah Awal Muasal Turunnya Surah Ad Dhuha dan Al Insyirah - Ustadz Adi Hidayat" diceritakan, bahwa sempat terjadi jeda waktu yang lama tidak lagi turun Surat kepada Nabi Muhammad.
Masa-masa ini membuat Nabi merasa bertanya-tanya, bahkan dituduh sudah gila oleh orang kafir (yang tertutup).
"Enam bulan tidak ada turun Surat, orang kafir pun memprovokasi bawhwa Muhammad sudah ditinggalkan Tuhannya. Nabi bolak balik naik turun bukit sampai ada tuduhan sudah gila. Nah, setelah itu lah turun dua surat berurutan, turun satu (Ad-Dhuha), disusul satu lainnya (Al-Insyirah)" kata UAH.
"Dhuha itu saat matahari mulai naik sepenggala, dan memancarkan sinar yang menyejukan. Kalau kita terima sinarnya enak, tenang, karena matahari posisi paling indah. Seakan-akan Allah ingin bicara kepada Nabi, bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya" katanya untuk menggambarkan sumpah Allah ketika berbicara pada Nabi lewat Surat Ad-Dhuha.
Saat kejadian ini, Nabi SAW mulai berupaya menyebarkan dakwah ditemani Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif.
Kota itu terletak sekitar 80 kilometer arah selatan Mak kah. Namun, di jalan penduduk Thaif sudah bersiap-siap menyerang beliau, segerombolan orang bahkan melempari Nabi dengan batu dan tanah, bahkan kotoran.
Rasulullah SAW pun terluka cukup parah. Oleh Malaikat Jibril yang menyaksikan pemandangan memilukan ini pun menyerukan agar Nabi berdoa dan mengangkat tangan mohon pada Allah, dan berjanji mengangkat bumi Thaif untuk menghimpit warga Thaif.
Namun, Nabi tidak juga memakai doanya untuk membalas. Kemudian, Nabi SAW memanjatkan doa. Allahuma Ya Allah. Kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia.
Wahai Tuhan Yang Maha Penya yang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku.
Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku? Atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli.
Sebab, sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada cahaya wajah-Mu yang menyinari kegelapan, dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat, (aku berlindung) dari kemurkaan-Mu.
Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya dan upaya melainkan dengan kehendak-Mu.
Nabi SAW dengan lembut berkata kepada mereka, walaupun mereka menolak ajaran Islam, aku berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.
Tak hanya itu, Nabi SAW kemudian mengangkat tangannya seraya berdoa, Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kaumku.
Sesungguhnya mereka tidak mengetahui. Tidak ada dendam terbersit sedikit pun dalam hati Rasulullah SAW. Hingga saat ini doa Nabi terkabu. Sebagian besar warga Thaif menjadi pemeluk Islam yang taat.
"Setelah Ad-Dhuha ini lah turun Alam Nasroh, kelapangan," kata UAH.
Berikut bacaan Surat Ad-Dhuha 1-11
1. وَالضُّحٰىۙ
waḍ-ḍuḥā
Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),
2. وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ
wal-laili iżā sajādan
Demi malam apabila telah sunyi,
3. مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ
mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
4. وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ
wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlādan
Sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
5. وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā
Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
6. اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ
a lam yajidka yatīman fa āwāBukankah
Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),
7. وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ
wa wajadaka ḍāllan fa hadādan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
8. وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
wa wajadaka 'ā`ilan fa agnādan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9. فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ
fa ammal-yatīma fa lā taq-har
Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
10. وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ
wa ammas-sā`ila fa lā tan-har
Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
11. وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur
Berikut bacaan surat Al-Insyirah ayat 1-8, dilengkapi lafal latin dan terjemahan:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
1. اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ
Alam nasyraḥ laka ṣadrak
Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?
2. وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ
wa waḍa'nā 'angka wizrak
dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,
3. الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ
allażī angqaḍa ẓahrak
yang memberatkan punggungmu,
4. وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ
wa rafa'nā laka żikrak
dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.
5. فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ
fa inna ma'al-'usri yusrā
Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,
6. اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
inna ma'al-'usri yusrā
sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
7. فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ
fa iżā faragta fanṣab
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
8.وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ
wa ilā rabbika fargab
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
Dalam kitab Haqqi An-Nazili dijelaskan bahwa ada 6 khasiat dalam mengamalakan Surah Al-Isyirah, sebagai berikut :
1. Barang siapa orang yang suka mengamalkan Surah Al-Insyirah disetiap sholat lima waktu, maka Allah akan memberi kemudahan dalam urusannya dan akan memudahkan kesusahannya dan memberi rezeki dari hal yang tidak terduga.
2. Siapa yang membaca Surah Al-Insyirah disetiap selesai melaksanakan sholat sebanyak 9 kali, maka Allah akan menghilangkan kesulitan dari orang tersebut dan akan dimudahkan rezekinya.
3. Barang siapa yang membaca Surah Al-Insyirah disetiap selesai melaksanakan sholat sebanyak 40 kali selama 7 hari berturut-turut, maka Allah akan mencukupi kebutuhan orang tersebut dan tidak perlu diragukan lagi.
4. Barang siapa yang mengharapkan sesuatu maka bacalah Surah Al-Insyirah dan laksanakanlah sholat hajat kepada Allah SWT, maka insya Allah atas izin Allah SWT akan segera dikabulkan hajatnya.
5. Barang siapa membaca surah Al-Insyirah 200 kali, maka orang tersebut akan melihat kejadian yang ada dalam dirinya.
6. Siapa orang yang membaca Surah Al-Insyirah untuk mendapatkan segala yang dicita-citakan dan menjauhi segala yang kita takutkan, dibaca sebanyak 700 kali atau jika mampu sebanyak 1.000 kali disertai dengan membaca basmallah sampai tercapainya hal yang diinginkan tersebut.
Berikut cara untuk mengamalkan Surah Al-Insyirah:
1. Dibaca setiap selesai melaksanakan sholat 5 waktu sebanyak 9 kali atau 40 kali di tambah dengan membaca sholawat minimal 11 kali.
2. Setiap selesai sholat hajat dibaca sebanyak 152 kali ditambah dengan membaca sholawat minimal 11 kali.
3. Amalkan setelah selesai sholat dhuha sebanyak 200 kali ditambah dengan membaca sholawat minimal 11 kali.
4. Terakhir dawamkan setiap malam sebanyak 100 kali ditambah dengan membaca sholawat minimal 11 kali.
(*/Tribun-Medan.com)
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Adab Berhubungan Suami Istri dalam Islam, Dilarang Dilakukan di Waktu Sakral Ini, Bisa Berdosa Besar |
![]() |
---|
Kapan Puasa Ayyamul Bidh? Puasa Sunnah di Bulan Safar, Ini Bacaan Niat dan Keutamaannya |
![]() |
---|
10 Waktu Paling Mustajab Berdoa di Bulan Puasa Ramadan 2023 |
![]() |
---|
Hikmah Isra Miraj dan Keutamaannya, Ustaz Abdul Somad Jelaskan Kewajiban Meyakininya |
![]() |
---|
Bacaan Ayat Kursi dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sehari-hari, Dapat Mengubah Perilaku Buruk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.