Berita Internasional
Sakit Hati Tak Direstui Sang Ibu Nikahi Kekasih yang Hamil Duluan, Pria Baik Ini Lakukan Hal Tragis
Melihat tongkat kayu itu tergeletak di tanah, ia pun mengambilnya dan mengarahkannya langsung ke sang ibu yang terus mengutuknya.
Penulis: Putri Chairunnisa | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.COM – Ketika sesuatu tak berjalan sebagaimana yang telah direncanakan kerap kali membuat seseorang merasakan kekecewaan yang sangat dalam, bahkan tak jarang sampai ada yang kehilangan akal sehatnya seperti anak nekat bunuh ibunya karena tak direstui.
Kasus anak nekat bunuh ibunya karena tak direstui itu cukup membuat warganet geger.
Dikutip tribun-medan.com dari eva.vn, aksi anak nekat bunuh ibunya karena tak direstui itu dilakukan oleh pria bernama Pho Hien Minh yang berasal dari Hainan, Tiongkok.
Pho Hien Minh hidup bersama sang ibu, Pho Kham Huong sejak kecil setelah sang ayah meninggal dunia karena kecelakaan
Karena aturan ibunya yang dinilai terlalu ketat membuat Pho Hien Minh tumbuh menjadi pemberontak, ia bahkan putus sekolah dan kabur dari rumah.
Namun setelah beberapa waktu ia kembali lagi ke ibunya.
Sang ibu pun menyadari ia sudah terlalu keras selama ini.
Kemudian ibunya mengirimnya ke sekolah teknik untuk belajar perbaikan mobil agar memiliki keterampilan.
Setelah lulus ia diterima bekerja di sebuah pabrik, meski magang namun penghasilannya cukup baik
Setelah menyelesaikan masalah pekerjaan putranya, pernikahan menjadi prioritas utama bagi Pho Kham Huong.
Faktanya, Pho Hien Minh telah bertemu dengan sejumlah wanita namun sang ibu tidak menyukai mereka karena berpikir bahwa gadis-gadis itu terlalu pendek atau terlalu polos hingga tak pantas untuk putranya.
Sayangnya putranya tidak memiliki perasaan dengan siapapun hingga tak bisa mengurus kencannya sendiri.
Sesampainya di tempat kerja, Pho Hien Minh bertemu dengan seorang tamu wanita menarik bernama Tieu Phuong, keduanya memiliki banyak kesamaan dengan cepat tertarik satu sama lain.
Begitu menjalin hubungan asmara, mereka memutuskan untuk tinggal bersama dan menikmati hari-hari indah mereka.
Tak ada yang menyangka kehamilan yang tak diinginkan akan mengakhiri segalanya.
Setelah mengetahui kehamilannya, Pho Hien Minh sangat ketakutan.
Di sisi lain, Tieu Phuong justru lebih tenang dan ingin kekasihnya berbicara dengan ibunya tanpa tahu ia tak akan diterima dengan kondisi demikian mengingat sang ibu sangat pemilih.
Namun karena putranya bersikeras untuk menikah dan mengatakan bahwa ia tidak akan pernah menikah dengan orang lain selain Tieu Phuong, sang ibu terpaksa menyetujuinya.
Kedua keluarga pun bertemu untuk membicarakan pernikahan.
Segalanya tampak lancar hingga keluarga mempelai wanita menawarkan mahar pengantin sebesar 30.000 yuan (sekitar Rp 63 juta).
Tak disangka, ibu Pho Hien Minh dengan marah mengatakan ia tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun karena kekasih anaknya itu hamil duluan.
Mendengar hal itu, keluarga pihak wanita pun marah karena merasa tak dihargai.
Dua sejoli itu pun berakhir di jalan buntu.
Pho Hien Minh kesakitan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Tieu Phuong sangat kecewa karena dari awal sampai akhir, sang kekasih tidak mempunyai pendapat dan hanya mengikuti pengaturan ibunya.
Hal itu pula yang membuatnya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit bersama orang tuanya untuk menyelesaikan kehamilannya dan mengakhiri hubungan mereka.
Setelah kembali ke kampung halamannya, Pho Hien Minh memulai hari-harinya dengan tenggelam dalam alkohol.
Setiap kali mabuk, ia menelepon Tieu Phuong.
Sang ibu sangat marah mengetahui hal itu.
Ia pun menasihati putranya bahwa ia akan memperkenalkannya kepada gadis lain, tetapi Pho Hien Minh tidak mau, ia berpikir jika ibunya tidak menghentikannya, mungkin sekarang ia menikah dengan orang yang dia cintai dan menjalani hidup bahagia.
Suatu hari, ketika Pho Hien Minh kembali dalam keadaan mabuk, Pho Kham Huong menjadi marah dan mengucapkan banyak kata-kata yang tidak menyenangkan.
Sang ibu berkata bahwa dia harus bekerja keras sepanjang hidupnya, menanggung begitu banyak penderitaan untuk memikul beban keluarga di pundaknya, namun pada akhirnya ia membesarkan seorang anak yang tak mau menaati kata-katanya sendiri hanya demi seorang wanita, jika ia mengetahui hal itu sebelumnya, ia akan menikah lagi dan menjalani hidupnya untuk dirinya sendiri.
Pho Hien Minh sangat mabuk sehingga ia hanya ingin melakukan sesuatu untuk membuat ibunya berhenti.
Melihat tongkat kayu itu tergeletak di tanah, ia pun mengambilnya dan mengarahkannya langsung ke sang ibu yang terus mengutuknya.
Tanpa pikir panjang, ia melancarkan pukulan kedua dan ketiga.
Saat sang ibu berusaha melarikan diri, wanita itu tak sengaja tersandung dan terjatuh, sebelum ia sempat bangun, putranya terus menyerangnya.
Melihat ibunya berlumuran darah, ia tidak takut tapi merasa bahagia.
Memikirkan tentang apa yang harus ia tanggung selama bertahun-tahun, ini adalah pembebasan baginya.
Ibunya selalu mengatakan bahwa jika ia mengetahui hal itu, dia akan memilih untuk tidak melahirkannya.
Tapi jika ia punya kesempatan untuk memilih, ia juga tidak akan mau memilih wanita seperti ibunya.
Merasa tongkat kayu itu tidak meredakan amarahnya, Pho Hien Minh kemudian memungut batu dari tanah dan tanpa pikir panjang ia memukul kepala ibunya.
Sang ibu yang tadinya berteriak-teriak kini terdiam total.
Sang anak terus melakukan pukulan kedua dan ketiga sampai ia tidak mempunyai kekuatan lagi, dan ketika ia memeriksanya, ia menemukan bahwa ibunya telah berhenti bernapas.
Ia takut karena meskipun dia menyalahkan ibunya, ia tidak pernah berpikir untuk membunuh siapapun.
Dalam kebingungan, ia lari ke gunung di belakang rumah.
Seorang tetangga kemudian secara tidak sengaja menemukan mayat sang ibu dan segera menelepon polisi.
Akhirnya Pho Hien Minh ditangkap polisi setelah melarikan diri selama berhari-hari.
Dihadapkan dengan semua bukti yang dikumpulkan, ia mengaku dan menegaskan bahwa dialah yang sebenarnya membunuh ibunya.
Pho Hien Minh mengatakan ia tidak menyesali perbuatannya karena berpikir itu adalah cara agar ibu dan anak itu merasa lega.
Dan yang paling ia sesali adalah ia selama ini hidup bergantung dengan ibunya.
Kalau saja ia memiliki uang yang cukup untuk menikahi sang kekasih, mungkin mereka kini sedang senang hati menanti kelahiran sang buah hati.
Kabar ini tentu saja membuat para tetangga terkejut karena selama ini yang mereka tau Pho Hien Minh adalah anak yang penurut dan pengertian.
(cr32/tribun-medan.com)
Pergoki Suaminya Bercinta dengan Ibu Kandung, Wanita Ini justru Tak Marah karena Hal Ini |
![]() |
---|
Pernikahan Berakhir Kacau, Pengantin Pria Emosi Tinggalkan Acara karena Diabaikan Mempelai Wanita |
![]() |
---|
Viral Skandal Pramugara dan Pramugari, Istri Sah Temukan Suami Selingkuh di Toilet Pesawat |
![]() |
---|
Suami Ajak Wanita Lain ke Salon, Istri Sah Seret dan Hajar Selingkuhan di Tengah Jalan |
![]() |
---|
Sakit Hati, Pria Balas Dendam dengan Menikahi Pasangan Selingkuhan Istrinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.