Viral Medsos

Siapa Patsy Widakuswara yang Berani Membentak Presiden Jokowi saat KTT Asean ke-43?

Patsy Widakuswara kelahiran Maret 1974.Kedua orangtuanya berasal dari Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Ibunya sempat menetap di Wonosari

|
Editor: AbdiTumanggor
HO
Sosok Patsy Widakuswara kelahiran Maret 1974. Kedua orangtuanya berasal dari Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Ibunya sempat menetap di Wonosari dan berprofesi sebagai pramugari. Patsy Widakuswara menjalani studi Hubungan Internasional di Universitas Indonesia (UI). Kini Kepala Biro Gedung Putih Voice of Amerika (VoA). (HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM Patsy Widakuswara kelahiran Maret 1974.

Kedua orangtuanya berasal dari Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Ibunya sempat menetap di Wonosari dan berprofesi sebagai pramugari.

Patsy Widakuswara menjalani studi Hubungan Internasional di Universitas Indonesia (UI).

Kemudian, Patsy Widakuswara menyelesaikan magister Jurnalisme dari Goldsmiths College, University of London.

Semasa kuliah di UI, ia merupakan salah satu pendiri kelompok debat bahasa Inggris pertama di Indonesia.

"English Debating Society di UI" dan kemudian memenangkan beberapa gelar nasional dan internasional.

Kemudian, Patsy terjun ke dunia jurnalistik di usia 19 tahun.

Saat itu ia masih kuliah di Jurusan Hubungan Internasional, FISIP UI.

Ia sebagai pembawa acara radio M97 FM Prambors Group Jakarta.

Setelah lulus dari UI, Pasty pun menjadi seorang jurnalis radio dan televisi yang meliput Gedung Putih dan politik di Amerika Serikat.

Kini, Patsy Widakuswara lebih dikebal sebagai Kepala Biro Gedung Putih Voice of America (VoA).

Ia telah memiliki pengalaman siaran internasional lebih dari 25 tahun.

Sebelum ke Amerika Serikat, Patsy sebetulnya pernah berkarier di beberapa televisi swasta Indonesia termasuk ANTV dan Metro TV.

Lalu, pada tahun 2001, Patsy mendapat beasiswa Chevening untuk gelar Master di bidang TV Journalism di Goldsmiths College, University of London.

Kemudian, ia bekerja membuat film dokumenter untuk Channel 4 dan BBC.

Dari London, Patsy pindah ke Washington DC Amerika Serikat dan bergabung dengan VOA tahun 2003.

Pasty sebagai produser dan reporter on-air untuk VOA Indonesia.

Selaku produser senior, Patsy mengepalai produksi berita di VOA serta membawakan beberapa acara termasuk Laporan VOA untuk Metro TV.

Kemudian acara Apa Kabar Amerika di tvOne dan Kilas VOA yang ditayangkan di beberapa afiliasi VOA.

Patsy juga sering memproduksi program-program in-depth investigative terkait kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Patsy pada acara Pelantikan Donald Trump tahun 2017
Patsy pada acara Pelantikan Donald Trump tahun 2017. (wikipedia)

Dikeluarkan Presiden Trump dari Gedung Putih dan Dimasukkan Kembali oleh Presiden Biden

Pada 11 Januari 2021, Patsy meliput pemerintahan Trump untuk VOA.

Saat itu Direktur berita VOA Robert R. Reilly mewawancarai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo.

Tetapi tidak mengizinkan wartawan untuk mengajukan pertanyaan.

Patsy kemudian mengejar Pompeo saat meninggalkan Gedung Putih dan mengajukan (mencecar) beberapa pertanyaan.

Beberapa jam kemudian Patsy dikeluarkan dari acara bergengsi Gedung Putih dan kemudian ditugaskan kembali ke layanan VOA Indonesia.

The Coalition For Women In Journalism sempat mengeluarkan pernyataan dan mengutuk pemindahan Pasty tersebut.

White House Press Association juga mengutuk pencopotan Patsy dari Gedung Putih.

Begitu juga halnya dengan Pimpinan Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat yang mengeluarkan siaran pers, menyatakan bahwa mereka meminta informasi lebih lanjut dari U.S. Agency for Global Media (USAGM) dan Voice of America, dan Ketua Gregory Meeks serta anggota DPR Michael McCaul.

Pimpinan Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menyatakan, "Tidak adanya alasan yang sah untuk langkah ini, yang belum diberikan, kami yakin ia harus dipulihkan". Tidak berapa lama kemudian, Patsy diaktifkan kembali pada 22 Januari 2021.

Patsy saat membawakan panel diskusi pada tahun 2016
Patsy saat membawakan panel diskusi pada tahun 2016. (wikipedia)

Pengembalian Pasty Widakuswara ke posnya di Gedung Putih tak terlepas dari pergantian kepempimpinan di USAGM dan VOA yang telah dilakukan oleh Presiden Biden.

Diberitakan sebelumnya, Pack mengundurkan diri sebagai CEO USAGM hanya beberapa jam setelah Biden dilantik sebagai Presiden AS, sebagaimana dilansir Associated Press.

Setelah itu, USAGM mengumumkan bahwa Direktur VOA Robert Reilly beserta wakilnya, Elizabeth Robbins, telah dicopot dari jabatannya.

Selain itu, USAGM juga mengumumkan bahwa Kepala Kantor Penyiaran Kuba, Jeffrey Shapiro, telah mengundurkan diri.

Para pejabat yang dipecat pemerintahan Biden tersebut adalah para pejabat yang terkait dengan mantan Presiden AS Donald Trump, sebagaimana dilansir Associated Press.

Langkah tersebut diambil untuk mengatasi kekhawatiran bahwa USAGM diubah menjadi saluran propaganda pro-Trump.

Segera setelah itu, Gedung Putih Biden mengumumkan bahwa seorang jurnalis senior VOA, Kelu Chao, akan memimpin USAGM untuk sementara.

Pengembalian Pasty ke Gedung Putih juga dikabarkan langsung oleh dirinya melalui akun media sosial Twitter-nya.

“Berita gembira. Saya kembali meliput Gedung Putih untuk @voanews,” tulis Widakuswara di akun Twitter-nya, pada Jumat (22/1/2021) lalu.

Dilansir dari The Hill, badan penyiaran itu sempat mengalami kekacauan selama empat tahun di bawah mantan Presiden AS Donald Trump.

Setidaknya 20 karyawan VOA mengajukan perlindungan terhadap saksi setelah melawan perubahan di badan tersebut.

Bahkan, beberapa wartawan memprotes siaran langsung pidato Pompeo di kantor pusat VOA.

Wartawan tidak diizinkan untuk bertanya dalam acara tersebut dan banyak yang menganggap siaran tersebut sebagai bentuk propaganda.

Dalam pidatonya, Pompeo sempat mengkritik VOA karena kurang memberitakan hal yang positif dari pemerintahan Trump.

"Bukan berita palsu bagi Anda untuk menyiarkan bahwa ini adalah negara terbesar yang pernah dikenal dunia," kata Pompeo dalam siaran tersebut.

Setelah acara tersebut, Widakuswara berusaha bertanya kepada Pompeo saat dia keluar dari kantor pusat VOA.

Pasty bertanya apakah Pompeo menyesal mengatakan akan ada pemerintahan Trump kedua setelah kemenangan Biden terlihat jelas?

Sosok jurnalis yang membentak Presiden Joko Widodo saat KTT Asean ke-43.
Sosok jurnalis yang membentak Presiden Joko Widodo saat KTT Asean ke-43. (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Sosok  Pasty Kembali Jadi Sorotan

Kini, sosok Pasty Widakuswara kembali menjadi sorotan setelah melontarkan pertanyaan kepada Presiden Joko Widodo.

Lontaran pertanyaan dengan berteriak bak membentak itu hingga viral di media sosial.

Rekaman suara bertanya namun terdengar membentek itu diunggah oleh Instagram VOA Indonesia pada Kamis (7/9/2023).

Dalam rekaman suara itu terdengar beberapa orang yang terlibat dalam percekcokan tersebut.

Namun tidak diketahui secara pasti siapa saja sosok di balik rekaman suara itu.

Adapun seorang pria yang diduga keamanan Indonesia mengancam tidak akan membuka pintu.

"Kalau dia nggak minggir, pintu nggak kita buka,"ucap seorang pria.

Lantas hal itu dibalas dengan ancaman menggunakan Bahasa Inggris.

Dalam pernyataannya, seorang wanita menegaskan Patsy harus berada dalam ruangan tersebut.

Jika hal itu tidak diizinkan, maka Waspres AS Kamala Haris tidak akan masuk dalam ruangan itu.

"Waspres AS tak akan masuk kecuali (Patsy) ada di dalam,” ujar sosok wanita tersebut.

Sayangnya rekeman suara itu tak ditampilkan secara keseluruhan.

Namun Patsy menceritakan bahwa keamanan Indonesia sempat mengatakan tidak akan mengizinkan dirinya masuk ke ruangan sampai kiamat.

"Sampai kiamat pun, nggak akan boleh masuk dia," ungkapnya.

Meski begitu, Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan Roeslani menyebut insiden tersebut telah ditangani di tempat dan Patsy mendapat izin untuk kembali ke ruangan.

Patsy Sebut Hal Wajar di AS

Merespons hal itu, Patsy mengaku jika berteriak (suara lantang) saat bertanya ke narasumber adalah hal wajar di Amerika Serikat.

Pasty lantas mengungkap alasan mengapa dirinya lantang berteriak pada momen itu.

Patsy menegaskan, sebagai seorang jurnalis tak boleh tunduk kepada pemegang kekuasaan.

Tindakannya juga dinilai lazim, lantaran pertanyaan itu ia lontarkan sebelum pertemuan bilateral antara Indonesia dan AS.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Artikel ini sebagian diolah dari TribunJatim.com dengan judul Sosok Patsy Widakuswara, Jurnalis Bentak Presiden Jokowi di KTT Asean ke-43, Dulu Pernah Dipecat

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved