Ngemis Online
Fenomena Ngemis Online Panti Asuhan, Sosiolog: Dahulu di Lampu Merah, Sekarang di Medsos
Fenomena ngemis online di TikTok dianggap hanya pergeseran dari lampu merah ke media sosial
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Array A Argus
"Jika ditelisik, 80 persen penghuni panti asuhan bukanlah anak yatim piatu. Kebanyakan anak yang dititipkan karena alasan kemiskinan, ketidakmampuan, serta kurangnya kemampuan untuk mengakses kesehatan maupun pendidikan," kata Irna.
Baca juga: Berita Foto: Diduga Eksploitasi Anak Yatim, Panti Asuhan Rinte Raya Didatangi Dinsos Kota Medan
Menurut Direktur Minauli Consulting ini, ada beberapa bahaya anak yang disebabkan oleh panti asuhan.
"Misalnya penelantaran. Ini yang paling umum terjadi. Penelantaran dalam bentuk perawatan kesehatan yang tidak baik. Seperti dalam video pengasuh panti memberikan anak bayi 4 bulan makanan bubur," terangnya.
Selain itu, penelantaran lain yang sering terjadi dalam bentuk kurangnya pengawasan dari bahaya yang ada di lingkungannya, serta tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dari anak.
"Kedua itu bahaya fisik dan psikologis. Hal ini sering ditandai dengan keterlambatan kognitif. Kondisi ini dijumpai pada panti asuhan yang kurang memberikan stimulasi pada anak asuhnya," terangnya.
Baca juga: Kasaksian Warga Terkait Panti Asuhan Jalan Rinte Raya yang Diperiksa Dinsos Medan
Menurut Irna, kurangnya aktivitas dapat menjadi pemicu timbulnya gangguan psikiatrik di masa depan.
Anak-anak di bawah usia 3 tahun sangat rentan terhadap masalah kurangnya rangsangan kognitif ini.
"Ketiga, masalah isolasi sosial terutama terjadi pada panti asuhan yang membatasi akses anak dengan keluarganya. Terakhir pemanfaatan panti asuhan secara ekonomi," kata Irna.
Pemanfaatan ekonomi ini sudah banyak terjadi.
Bahkan, kata Irna, bukan hanya di Kota Medan saja.
Baca juga: KONDISI Panti Asuhan Jalan Rinte Raya Setelah Diperiksa Dinsos Medan, Warga : Sudah Tidak Ada Orang
Menurutnya, hal ini terjadi ketika pengelola memanfaatkan para penderma dengan menampilkan anak-anak panti asuhan.
"Dalam kaitannya dengan para relawan, patut diperhatikan jangan sampai kedekatan jangka pendek yang terbentuk antara relawan dengan anak panti asuhan justru menimbulkan masalah ketika harus berpisah," terangnya.
Dilihat dari kasus yang viral, lanjut Irna, anak-anak panti asuhan bisa mengalami banyak gangguan emosionalnya.
"Hal itu dikarenakan anak-anak ini mengalami kurangnya stimulasi serta adanya penelantaran secara intelektual maupun emosional dapat mengalami masalah," terangnya.
Perlakuan yang salah seperti pada kasus di atas, dapat membahayakan kesehatan anak dalam jangka panjang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.