Berita Internasional

Ibu Muda Nekat Lompat ke Sungai bersama Bayinya, Tak Tahan dengan Suami Pemalas dan Lakukan KDRT

Ibu muda nekat lompat ke sungai bersama bayinya. Hal ini dikarenakan dia tak tahan dengan kelakuan suaminya.

TRIBUN MEDAN/HO
Ibu nekat lompat ke sungai bersama bayinya 

TRIBUN-MEDAN.com – Masalah dalam rumah tangga yang tak kunjung menemukan solusi kerap kali berujung pada hal yang tak diinginkan seperti yang dilakukan ibu muda nekat lompat ke sungai bersama bayinya.

Kejadian ibu muda nekat lompat ke sungai bersama bayinya itu terjadi di Hefei, Anhui, Tiongkok pada Senin (17/9/2023) sekitar pukul 01.00 waktu setempat

Dikutip tribun-medan.com dari eva.vn, berita ibu muda nekat lompat ke sungai bersama bayinya itu seketika membuat komunitas online Tiongkok merasa sedih.

Wanita yang nekat mengakhiri hidupnya dengan sang buah hati itu diketahui bernama Wang dan berusia 29 tahun, sedangkan bayinya berusia 100 hari.

Malam itu Wang sambil menggendong putrinya, melompat ke sungai di Galaxy Park di Jalan Huanchengnan, Kota Hefei.

Sekitar pukul 02.00 malam itu, setelah menerima kabar tersebut, polisi setempat dan 120 petugas penyelamat darurat tiba di lokasi kejadian.

Menurut informasi yang dari pihak kepolisian, sang ibu nekat mengakhiri hidup mereka karena konflik keluarga.

Malam itu Wang meninggalkan ponselnya di tepi sungai sebelum melompat ke sungai.

Ketika polisi menemukan ponselnya, mereka melihat pesan: " Halo, petugas polisi, jika Anda melihat ponsel ini, matikan mode pesawat dan tunggu panggilan dari keluarga saya. Telepon harus diberikan kepada keluarga saya, tidak dapat diberikan kepada orang lain. Terima kasih!”.

Menurut orang dalam, Wang dan suaminya, Tran baru saja menikah pada Desember 2022 dan dikaruniai seorang putri.

Keluarga Wang mengatakan bahwa setelah Wang menikah, suaminya selalu tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja.

Setelah Wang melahirkan, Pak Tran membuat masalah setiap hari, menuntut uang dari istrinya dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Setiap ada konflik, suami Wang bertindak lepas kendali seperti orang gila.

Di keluarga Wang, setiap orang memiliki ideologi kuat untuk menghormati laki-laki dan meremehkan perempuan.

Setelah Wang melahirkan putrinya, seluruh keluarga suaminya dengan jelas menyatakan kebencian mereka terhadapnya dan ibunya.

Hanya 2 bulan setelah melahirkan, suaminya sudah mendesaknya untuk kembali bekerja.

Pada malam kejadian, Tran meminta istrinya untuk memberinya 5.000 yuan (sekitar Rp 10,5 juta) dan mengancam akan menyulitkannya dan keluarganya jika ia tidak memberikan uang tersebut.

Bahkan ketika polisi memberitahu Tran tentang kejadian tersebut, ia tidak pergi ke rumah sakit, bahkan menolak untuk melihat istri dan anak-anaknya dengan alasan bahwa kematian mereka tidak ada hubungannya dengannya.

Menurut teman dekatnya, Wang adalah wanita yang sangat baik.

Setelah Wang melahirkan putrinya, ia semakin menderita karena mentalitas patriarki yang berat hingga keluarga Tran semakin cuek terhadapnya, bahkan tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli susu bubuk untuk bayinya.

Sebelum Wang bunuh diri, ia mengirimkan pesan terakhirnya kepada suaminya: " Anda harus ingat bahwa Anda adalah seorang pembunuh dan Anda membunuh anak saya.".

(cr32/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved