Advertorial
PKKMB Universitas Methodist Indonesia, Kapolda Ingatkan Mahasiswa Agar Bijak dalam Bersosial Media
Kegiatan ini diisi dengan berbagai agenda, mulai dari pengenalan akademik, maupun bimbingan dan motivasi, juga hiburan dari mahasiswa hingga musisi
Penulis: Husna Fadilla Tarigan |
PKKMB Universitas Methodist Indonesia, Kapolda Ingatkan Mahasiswa Agar Bijak dalam Bersosial Media
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Universitas Methodist Indonesia (UMI), menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2023, yang berlangsung di Lapangan Kampus, Fakultas Kedokteran Jalan Setia Budi Medan, Jumat (29/9/2023).
Kegiatan ini diisi dengan berbagai agenda, mulai dari pengenalan akademik, maupun bimbingan dan motivasi, juga hiburan dari mahasiswa hingga musisi tanah air yakni Nidji.
Rektor Universitas Methodist Indonesia Dr. Humuntal Rumapea menyampaikan, kegiatan PKKMB kali ini diisi dengan beberapa kegiatan, mulai dari pengarahan akademik dan lainnya.
"Diisi dengan kegiatan-kegiatan seperti ceramah-ceramah dari Kodam dan Kapoldasu, serta dari kampus ada guru besar yang kita undang," ujarnya kepada Tribun Medan, Jumat (29/9/2023).
Dikatakannya, masa pengenalan ini bertujuan, agar nantinya saat perkuliahan berlangsung dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa baru.
Sekitar 1.250 orang mengikuti PKKMB 2023, yang terdiri dari 5 fakultas, yakni kedokteran, ekonomi, sastra, komputer, dan pertanian. Penerimaan mahasiswa baru juga dibuka bagi program magister yang terdiri dari dua prodi, magister ilmu manajemen dan biomedik.
Terkait kampus merdeka, rektor menjelaskan bahwa ini adalah sarana bagi mahasiswa untuk berkembang tidak hanya melalui perkuliahan didalam kelas.
"Mahasiswa diberi kesempatan selama dua atau tiga semester diperkenankan kuliah diluar kampus, baik itu industri juga masyarakat, sehingga itu bisa disetarakan dengan SKS yang mereka ambil," ungkapnya.
Rektor berharap, melalui kegiatan PKKMB ini, mahasiswa baru UMI bisa menjalani perkuliahan dengan baik, atas bekal yang sudah kita berikan disini.
"Harapan kita, semoga mahasiswa baru bisa memahami dan melaksanakan predikatnya sebagai mahasiswa, menjalankan tugas yakni belajar dan belajar agar bisa sukses mencapai tujuannya," harapnya.
Pencerahan tentang kehidupan kampus dan proses akademik dilakukan pada masa awal perkuliahan ini, akan dilaksanakan dalam dua sesi hari pertama pelaksanaan di tingkat universitas dan hari kedua akan dilakukan di prodi masing-masing.
Kegiatan ini diisi dengan berbagai penjelasan dari berbagai institusi, memberikan wawasan kebangsaan dan radikalisme.
Juga pengenalan tentang kehidupan kampus, dan penjelasan tentang sistem akademik di sini.
Turut hadir Kapolda Sumut Irjen Agung Setya, yang juga menyampaikan beberapa hal terkait penggunaan media sosial.
"Kita tidak pernah bisa terlepas dari jaringan telekomunikasi. Pengguna internet kita paling banyak adalah adik-adik kita di gen z. Realita ini yang kemudian membawa satu revolusi dibanyak hal," ujarnya.
Dikatakannya perkembangan teknologi memudahkan berbagai informasi dapat diakses, banyak juga yang terjadi berbeda di kenyataan, tetapi berbeda di media sosial.
"jika dulu harus melihat informasi lewat perpustakaan, kini tidak, hanya melalui handphone sudah bisa diakses. Chat box yang biasa kita pakai, sudah bisa menjawab berbagai pertanyaan dosen," ungkapnya.
Kemudahan dalam mengakses informasi itu, pesannya agar mahasiswa bisa bijak dalam menggunakan media sosial.
Jadi disebutnya, bahwa walaupun dengan mudah mendapat informasi, harus dibaca dan mencari referensi dengan bijak.
"Indonesia termasuk kedalam literasi yang sangat rendah, kebiasaan membaca kita rangking 10 dari 11 negara, tentu ini harus menjadi koreksi bersama. Kita harus meningkatkan minat membaca, mencari referensi melalui banyak bacaan itu sangat penting, membaca referensi harus menjadi hal yang harus kita miliki," katanya.
Mahasiswa dikatakannya adalah bagian dari pelopor untuk memperbaiki dinamika sosial, baik itu di dunia maya maupun nyata.
"Kita tahu bahwa kehidupan ini terus berjalan, dan mahasiswa menjadi bagian dalam kehidupan ini, media sosial dan informasi yang setiap hari kita konsumsi, harus bisa di identifikasi, mana yang bisa membawa kita untuk kemajuan," tukasnya.
"Kita tidak boleh berdiam diri harus bisa bergerak dan berkompetisi dengan bangsa lain.Mahasiswa adalah atlet kompetitor untuk bersaing dengan bangsa lain, dan teknologi adalah bagian dari alat untuk kita mengejar hal tersebut," tambahnya.
Tak terlepas dari perkembangan ekonomi melalui sosial media, disampaikannya bahwa sebagai anak muda harus bisa menjadi penemu.
"Beberapa hari yang lalu menteri perdagangan kita melarang berdagang di media sosial, media sosial hanya untuk tempat menawarkan bukan untuk jual beli. Hal ini harus menjadikan kita belajar, marketplace telah merubah mindset kita untuk membangun pasar. Ini semua harus kita hadapi, kemana media sosial kita akan berkembang kedepannya. Jadilah penemu, yang bisa memajukan diri, bangsa dan ekonomi," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.